persetujuan

31.5K 1.9K 22
                                        

Azka memghubungi keluarga Gege, ia merasa bertanggung jawab dan ini mungkin takdir yang telah ditetapkana Allah untuknya hingga menemukan jodoh dengan cara yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

"Halo aslmualaikum, selamat malam pak!" Azka menghubungi orang tua Gege.

"Walaikumsalam, maaf ini siapa?" Terdengar suara yang sangat berat

"Saya Azka om, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Bisakah om dan tante ke Jojga besok menemui saya dan Gege om?"

"Ada hubungan apa anda dengan anak saya?" Suara Dewa mulai meninggi.

"Saya akan menjelaskanya setelah om dan tante menemui kami di jogya".

"Baiklah saya akan ke sana besok dan saya tidak akan mentolerir apa yang membuatmu menghubungi saya untuk menemui anak saya di jogya".

"Iya om makasih om!"

Azka harus menyiapkan mentalnya dan apa yang harus dihadapinya saat ini. Azka menelpon pengacaranya segera agar dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Ia bingung, langkah apa yang harus dilakukan saat ini, otak cerdasnya sama sekali tidak ada gunanya, kekalutan dan merasa terintimidasi akan hal yang tidak ia lakukan membuatnya gusar. Ia bisa saja berteriak dan memaki orang-orang yang ada di sana tapi, ketika melihat wajah ketakutan dan bersimbah air mata Gege membuatnya terluka dan ia tak mengerti kenapa ia merasa sakit ketika air mata Gege menetes. Ia merasa kasihan melihat ketakutan Gege saat warga meminta mereka di arak saat itu juga, ia tak dapat membayangkan bagaimana fsikis yang akan dialami seorang wanita berumur 21 tahun yang menurut Azka anak kecil manja seperti adiknya.

Jalan satu-satunya menyetujui pernikahan mereka secara sirih agar mereka tidak diarak sekampung.

Azka juga telah menghubungi orang tuanya untuk menyusulnya ke Jogya. Ia menghubungi sang kakak dan meminta saran Arka dan saran Arka adalah hal yang sama yang dipikirkan Azka yaitu menikah dengan Gege walaupun dirinya tidak memiliki perasaan apapun kepeda Gege.

Keesokan harinya hanya tinggal pasangan Gege dan Azka yang masih ditahan pak RT karena menunggu kedua orang tua mereka menjemput keduanya. Gege terlihat kusut sama halnya dengan Azka. Gege dengan mata yang membengkak dan sampai saat ini ia masih saja terus menangis. Azka hanya menatap Gege sendu, ia tak bisa menengangkan gadis itu sekalipun ingin menenangkanya sebagai seorang kakak yang menenangkan adiknya dengan kata-kata ataupun pelukan tak bisa ia lakukan.

Tak lama kemudian Rani datang bersama mami dan papi mereka. Melihat keadaan Azka dan penjelasan dari pak RT membuat papinya murka dan tanpa penjelasan dari Azka sebelumnya sang papi menampar Azka dan mendaratkan pukulanya bertubi-tubi ke tubuh azka.

Plak...plak..."papi nggk pernah mengajarkan kamu sepertu ini Ka!" Bugh...bugh...bugh...bugh..."ini untuk wanita yang kamu sakiti". Tak ada perlawanan dari Azka.

Popy, momy dan kakaknya Gege mas Bram yang baru saja sampai melihat keadaan Azka yang babak belur dipukul papinya membuat mas bram berusaha menghentikan dengan menahan papi Handi .

Mas Bram mencekal tangan papi Handi "maaf om kita harus menyelesaikan ini semua dengan kepala dingin, tak perlu dengan otot, kita meminta penjelasan keduanya".

Momy lala menangis melihat keadaan putrinya yang masih saja menangis. Melihat kemurkaan sang Popy yang seperti sangat ingin menjadikan Azka samsaknya membuat Gege merasa takut.

"Mom...mas Azka nggk salah Mom kami di jebak hiks...hiks...jangan biarkan popy memukulnya mom!" Gege memeluk momynya.

Lala segera membisikan sesuatu kepada Dewa. Mendengar pernyataan Lala, kepalan tangan Dewa yang sedari tadi ditahanya membuatnya melunak dan segera merangkul Garcia Kania sang putri.

Dijebak HansipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang