pindah

29.7K 1.6K 20
                                    

Gege pov

Disinilah aku bersama suamiku Azka tinggal di sebuah yang cukup besar dan sederhana. Rumah ini sebagian besar terdiri dari dinding beton dan campuran papan pelitur yang indah. Rumah ini terdiri dari dua lantai dengan arsitektur yang sangat unik. Aku membayangkan keluargaku bermain-main di halaman yang luas. Semua perabotan disini terdiri dari kayu jati minimalis yang terkesan kesederhanaan. Dilantai atas tepatnya dikamar kami aku bisa melihat pohon yang besar dan terdapat rumah kayu di atasnya tangga menuju keatas rumah itu dibuat melingkar menjalar kepohon belum lagi lampu jalan yang mengitari jalan setapak khusus menuju kerumah utama. Satu kata yang ada di dalam benakku sekarang yaitu kagum.

Azka mendekati dan mencium keningku.
"Kamu suka dengan rumah ini?" Ia memelukku dari belakang dan meletakan dagunya ke bahuku.

"Rumah ini sangat hangat kak...siapa yang mendekor nya kak...ini seperti pekerjaan arsitek yang sangat hebat detail dan sederhana!" Jawabku

"Itu kakak yang rancang!!!" Aku menatapnya tak percaya

"Hey...jangan melihatku seperti itu, seolah-olah aku bohong padamu!" Ia tersenyum kaku padaku. Kak Azka menghela napasnya dan membalik tubuhku menghadapnya. Angin di blakon kamar kami berhembus pelan sehingga aku dan kak Azka merasa sejuk.

"4 tahun yaang lalu Rani bilang kepadaku ia dan temannya memiliki rumah impian untuk keluarga!"
"Rumah dua lantai tetapi terdapat unsur kayu yanh dipelitur dengan minimalis, Rani bilang ia juga mennginkan rumah pohon yang seperti dimalang karena saat ia dan temanya berlibur ke Malang mereka merasakan kembali ke alam dengan ketenangan dan kehangatan. Bahkan Rani memaksa kami sekeluarga ke sana untuk menikmati liburan bersama!" Kak Azka memandang ke langit melihat bintang.

Aku takjub dengan penjelasan kakak Azka teman Rani yang ia katakan ya...aku sendiri siapa lagi.

"Kak aku masih banyak pertanyaan tentang kakak!". Aku menatapnya meminta persetujuanya untuk menjawab pertanyaanku, ia menganggukan kepalanya setuju.

"Hmmm kakak kuliah arsitek, bisnis, perhotelan?" Tanyaku penasaran

"Ada yang benar ada juga yang tidak!"

"Maksudnya?" Aku penasaran dengan jawabanya.

"Aku kuliah ekonomi bisnis dan kedokteran!...percaya?" Tanyanya sambil memainkan poni selamat datangku

Aku ragu...mungkin ia bercanda denganku. Aku menggelengkan kepalakku tidak percaya dengan penjelasannya.

"Hahaha....aku lucu kalau wajahmu seperti itu, seperti orang bego!"

What? Bego....hiii ngeselin ini cowok
"Cie....ngambek ya?" Aku mengerucutkan bibirku karena kesal.

"Aku jujur kok!" Ia kembali menatapku

Hah? Beneran jenius amat ni cowok bagaimana mungkin bisa.

"Aku menjalankan dua kuliah diwaktu bersamaan, saat itu aku kuliah di Jerman jurusan kedokteran dengan beasiswa penuh selain itu aku juga mengawsi bisnis keluargaku dengan om mu Alvaro beliau yang menjadi panutanku.
"Saat itu aku sedang patah hati ditolak perempuan yang aku cintai sehingga aku menghabiskan waktuku untuk belajar dan berbisnis".

"Aku pikir aku butuh belajar mengenai bisnis sehingga aku memutuskan untuk kuliah bisnis mengambil waktu malam...hahaha kalau mengingat itu semua aku jadi malu!" Jelasnya

"Emang kenapa malu kak keren lagi!". Aku menatapnya penuh kekaguman

"Hehehe kakak malu karena belajar membuat kakak memakan makanan instan karena tidak sempat memasak ataupun membeli makanan diluar sehingga bobot tubuh kakak menjadi 100 kg!" Ia tertawa mengenang dia yang dulu

Dijebak HansipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang