Dimana Dia Sekarang?

62 7 5
                                    

Satu minggu berjalan dengan selayaknya, tapi 3 hari terakhir ini entah pikiran apa yang mengganggu di kepala Kira. Membuatnya sangat penasaran.

Disya yang setiap hari bersama dengannya saja tidak tau apa yang ada di pikiran sahabatnya ini. Dia harus bersikap baik kepadanya jika ingin mengetahui apa yang ada di kepalanya itu.

"Kira, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Disya yang tengah duduk di samping Kira di dalam kelasnya.

"Tanyakan saja, aku pasti akan menjawabnya." Jawab Kira yang masih sibuk dengan memandang ke arah yang lain, entah apa yang sedang di lihatnya.

"Akhir-akhir ini aku sering melihatmu melamun? Ada apa denganmu?" Tanya Disya.

"Tidak, aku tidak apa. Kau mau ke kantin?" Jawab Kira yang mengalihkan pertanyaan Disya.

"Tunggu, kau bilang kau pasti menjawab pertanyaanku. Tapi kau malah mengalihkan pembicaraan."

"Aku baik-baik saja temanku. Entah kenapa pikiranku begitu aneh akhir-akhir ini. Aku memikirkan laki-laki itu." Ucap Kira yang mulai menjelaskan apa yang saat ini dia pikirkan.

"Siapa? Siapa laki-laki itu? Kenapa kau tidak pernah menceritakannya kepadaku?" Tanya Disya yang sangat penasaran.

"Kau sudah tau, dia yang terakhir kali memintaku datang menghampirinya kemarin."

"Hah! Rendy?"

"Hmm, iya. Dia yang sudah membuat pikiranku berubah hanya untuknya. Entah mengapa, aku bingung sekali."

"Bukankah kalian berdua bermusuhan hingga saat ini? Tapi aku tidak melihatnya akhir-akhir ini kemana dia?

"Itulah yang membuatku sangat cemas, karena tendanganku kemarin lukanya sangat parah. Dimana dia sekarang? Aku takut terjadi sesuatu kepadanya."

"Tenanglah, itu pasti bukan kesalahanmu. Aku yakin."

Setelah lama memendam pikirannya sendiri, akhirnya Disya berhasil membuat Kira membuka mulutnya untuk bercerita kepadanya.

Rendy yang sudah 3 hari ini tidak diketahui kedatangannya ke sekolah, sudah membuat Kira terus berpikir ada apa dengannya.

[16.30 WIB, halaman sekolah.]

Hari Sabtu adalah kegiatan yang padat untuk Kira dan juga semua murid kelas 12, bukan hanya sekedar belajar di kelas dia juga harus mengikuti pelajaran tamabahan di luar kelas.

Ditambah lagi sekarang dia sudah memasuki kelas terakhir di sekolahnya. Jadi bukan alasan untuk tidak mengikuti pelajaran tambahan ini.

"Oh, itu mobil kakakku. Tumben sekali dia menjemputku?" Ucap Disya setelah mengetahui mobil kakaknya memasukki halaman parkir sekolah.

"Hey, anak kucing! Percepatlah langkahmu itu, aku sedang terburu-buru." Teriak seseorang dari dalam mobil memanggil kearah Disya, yang memang benar itu adalah kakaknya.

"Siapa juga yang menyuruhmu menjemputku. Oh, Kira apa kau mau ikut bersamaku?" Ucap Disya menawarkan tumpangan gratis kepada Kira.

"Tidak perlu, lagian arah rumahmu kan berbeda dengan rumahku. Sudah sana, sebelum kakakmu berteriak lagi." Jawab Kira menolak tawaran Disya.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya! Jaga dirimu baik-baik!" Ucap Disya yang kemudian berlari menuju mobil yang ditumpangi kakaknya.

(Halte Bus)

17.00 WIB. Memang tidak sering bus melaju di jam seperti ini, membuat Kira harus menunggu berapa lama sampai bus itu datang.

Cuaca hari ini sangat berangin, bahkan disore hari yang biasanya langit masih terlihat orange. Bahkan hari ini semuanya sudah nampak hitam mengerikan.

You're My SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang