5 Tahun yg Lalu

40 1 0
                                    

Ya! Kemana anak itu? Lama sekali dia membalas kakao ku.

Deg..

Deg deg deg ..

Oh , tolonglah Jimin.. Bertenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Kau pasti bisa mendapatkan yang satu ini. Tidak seperti 5 tahun yang lalu..

°°°

Jimin POV

Aku berjalan sepanjang koridor sekolah , sekedar jalan-jalan menikmati cahaya matahari yang masuk menelisik melalui jendela kaca. Baru kusadari suasana seperti ini ternyata sangat menyenangkan. Cocok sekali untuk menyembuhkan penyakit batinku saat ini.

Kemarin malam. Tepatnya sehabis azan Isya (?) Aku menerima kabar yang menggores hatiku. Hye Ri telah duluan ditembak oleh namja lain.

Bum .. Bum .. Bum

Bagaikan 3 buah bom yang diledakan pada lubang yang sama. Hatiku sakit. Dan pada saat seperti ini pun aku belum bisa menjadi sangnamja. Entah aku menjadi namja yang langsung menyatakan perasaanku , meminta Hye Ri memilih aku atau dia atau cara-cara lain yang bisa membuatku terlihat seperti sangnamja.

Berita yang dikirimkan oleh Yun Ah mata-mataku (Sahabat Hye Ri) pada malam itu benar-benar telah membuatku terpaku sepanjang malam. Tidak dapat tidur. Lebih memilih untuk terbaring dibawah pohon , halaman belakang. Mengamati langit , garis bintang sagitarius terlihat sangat nyata malam ini , begitu juga bintang lainnya seperti aries , scorpion , dan bintang lain yang tidak memiliki nama. Sibuk merenungi nasibku selama ini. Aku berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan. Aku juga tidak pintar di sekolah , pendek , muka yang pas-pasan , dan anak yang paling mudah dibully. Tanya saja nama Park Jimin pada salah satu anak sekolahku mereka kemungkinan besar akan menanggapi 'Oh, anak yang sering dibully di kantin itu , kan?'

Tanpa sadar malam ini telah membuat sebuah perubahan besar dalam hidupku. Sebuah keputusan yang dapat menjadikan hidupku menjadi lebih baik jika berhasil dan akan menghasilkan rugi besar jika gagal. Tak apa. Tak apa jika aku gagal. Yang penting aku mencobanya. Siapa aku jika aku tidak pernah mencoba?

Sip, Keputusan itu diambil. Hanya tinggal diskusi dengan orang tuaku. Aku bersedia menjadi sangnamja.

Keesokan harinya.

Hari ini aku datang ke sekolah bersama eomma ku. Membicarakan segala sesuatu tentang perpindahan sekolahku. Tak lama , hanya sekitar 20 menit , dan kegiatan surat menyurat itu pun terlaksanakan. Terselesai sudah urusanku di sekolah ini. Aku tidak ada kaitan lagi dengan sekolah ini lagi.

"Kau , tidak ingin pamit dengan teman-temanmu dulu?" Eomma bertanya padaku. Aku menggeleng. Aku tak perlu pamit padi siapapun.

Eomma tersenyum tipis padaku. mengangguk. Tidak apa.

Saat kami masih berada di lorong sekolah seorang yeoja berdiri didepan gerbang sekolah. Disampingnya tampak seorang namja tinggi , tampan , dan segala kesempurnaan lain miliknya. Yeoja itu berlari ke arahku. Meraih tanganku.

"Apakah kau benar-benar ingin pergi Jimin."

Aku mengangguk berusaha menutupi wajahku yang hendak mulai menitikkan air mata. Lihatlah , yeoja itu , kini Ia telah bersama namja yang jauh lebih baik dariku. Tadi , tanpa sengaja mataku menangkap pemandangan yang menyakitkan. Hye Ri yang bercumbu di bawah pohon halaman sekolah yang sepi. Sakit sekali melihatnya.

"Aku akan sangat merindukanmu , Jimin. Bisakah di masa depan kita bertemu lagi?"

Aku terdiam. Bertemu lagi? Justru karena itulah aku meninggalkan sekolah ini. AKU TIDAK INGIN BERTEMU DENGANMU LAGI!

"Annyeong , Jimin. Semoga di sekolahmu yang baru nanti kau bisa mengukir hidup yang lebih bahagia." Dia tersenyum padaku. Tulus. Lantas pergi meninggalkan ku , memasuki gedung sekolah diikuti oleh namja yang tadi. Sempurna sudah bulir-bulir air dari mataku keluar. Hening , tanpa suara.

Throwback off

Semua kenangan itu melintas di pikiranku. Senyum Hye Ri yang tulus terakhir kalinya untuk ku waktu itu serasa bisa kugapai saat ini. Senyum itu kini kutemukan kembali dari orang yang berbeda. Sekali lagi , aku menangis tak bersuara. Aku memang cengeng. Tapi untungnya saat ini tidak ada siapa-siapa yang bisa melihatku. Aku sedang berada di toilet. Toilet adalah tempat terbaik untuk menyendiri.

Aku mengeluarkan handphone dari saku celanaku. Mengetik sesuatu..

Yoo In , bisakah kita bertemu?

Pendek ya? Otakku lagi sulit disuruh berimajinasi , sih.
Vote plis ,chingu..
@JiminArmy

You Are BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang