SMYMC Part 3

114 4 0
                                    

Tepat pukul 15.00 WIB Sheila tiba di Bandara Soekarno-Hatta menenteng tas jinjing Louis Vuitton dan sebuah koper. Tidak lupa outfit modis-pun dipakainya. Dengan kacamata hitam yang bertengger di matanya, dan rambut curly digerai serta senyuman yang menghiasi bibir maroonnya menambah kesan sexy bagi dara kelahiran Paris ini.

“hai Rey? Mau take-off ? “ Tanya Sheila saat berpapasan dengan Rey di arrival-room

“hai.. gue disuruh bokap jemput lo.” Sebenarnya Sheila sudah tau jika Rey-lah yang akan menjemputnya. Kemarin papa Sheila-lah mengatakannya. Hanya saja Sheila ingin berbasa-basi dengan Rey.

“lain kali kalo disuruh jemput gue jangan didengerin.” Candaku yang hanya dibalas deheman oleh Rey. Selalu begitu.
Emang kadang imajinasi bisa mendustai. Hanya karena kita pergi, tidak berarti semuanya akan berubah. Terkadang kita hanya dianggap fatamorgana yang sama sekali tidak mempengaruhi kehidupan seseorang, dan itulah yang dirasakan Sheila.

“ gue batal tunangan sama Hozier.” Ujar Sheila saat mereka (Sheila-Rey) dalam perjalanan.

“ dia nggak pernah tulus sama gue. Emang kadang kita hanya bisa menilai perlakuan seseorang di depan yang kadang hanya fake buat nutupi niat awalnya. Rey menurut lo karma itu ada nggak?” Tanya Sheila yang tidak direspon oleh Rey.

“ everything you give, you’ll get it back nggak pandang baik atau buruk, seneng-susah, ataupun kuat-lemah karma it’s. Dan gue ngrasain apa yang lo rasain dulu, Karen-“

“nggak usah dibahas!” cegah Rey memotong penjelasan Sheila yang membuat Sheila maupun Rey bungkam seribu bahasa

“mampir dulu Rey?” ujar Sheila saat mereka sampai di depan rumah Sheila/ Pak Burhan

“gue langsung pulang. Lo bisa kan ambil koper lo sendiri?”Tanya Rey tanpa menoleh ke jok kiri

“hmm.. thanks Rey. Kapan-kapan gue ganti bensin-nya.” Ujar Sheila lalu turun dan mengambil kopernya, setelah itu Rey langsung melesat pergi

.

Setelah mengantarkan Sheila kembali dengan selamat, Rey langsung melesat ke bank CPB untuk memperbaiki moodnya.

“ada Cafetarianya?” Tanya Rey kepada dirinya sendiri.

“ckckck, gimana gak betah kerja disini.” Ujar Rey lalu turun dan menuju Cafetaria samping gedung utama

“Ms. Aleesia?” Tanya Rey saat mendapati perempuan cantik yang ditemuinya kemarin sedang duduk di salah satu bangku di Cafetaria tersebut

“oh.. Mr. Rey-naldi? Tanya Alee memastikan. Sebenarnya Alee merupakan seseorang yang buruk dalam mengingat beberapa hal. Misalnya nama nasabahnya.

“panggil aja Rey. Saya boleh duduk disini?” Tanya Rey

“Silahkan” ujar Alee lalu tersenyum kaku

“sendirian aja?” Tanya Rey kepada Alee setelah Rey memesan Latte Macchiato kepada waitress

“seperti yang anda lihat.” Jawab Alee lalu menyesap Matcha milk tea-nya

“Lo hobby banget ya bikin orang nebak-nebak soal lo?” Canda Rey yang dibalas senyuman oleh Alee

“ Gue panggil lo gimana enaknya? Al? lee? Alee? Leesi?”

“ Panggil aja Alee.”

“gimana kalo gue panggil Lessi?” ujar Rey sok berpikir

“nggak ah jelek.” Jawab Alee dengan kerutan didahinya

“haha.. kan biar beda dari yang lain. Lo juga boleh panggil gue apa gitu, beb? Juga boleh” ujar Rey yang membuat Alee tertawa

“mimpi apadeh gue ketemu lo disini.” Ujar Alee yang geleng-geleng kepala mendengar pernyataan Rey

SHOW ME YOUR MONEY, CAPTAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang