Chapter 5

531 40 0
                                        

Hang Out [Part 1]

Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu, hari di mana aku bisa keluar bareng sahabatku. Yah.. sebenarnya aku juga senang karena akhirnya aku bisa jalan bareng Ethan.

Ethannn!!!

Aku membongkar lemariku, mencari baju yang cocok untuk dipakai hari ini. Aku ingin terlihat cantik, tetapi tetap santai.

Aku menemukan kaus berlengan panjang, warna soft pink polos, dan rok hitam mengembang yang panjangnya tepat diatas lutut.

Aku memutuskan untuk memakainya hari ini.

Setelah itu, aku segera menyisir rambutku dan menyepolnya, lalu aku menjepit sebuah pita berwarna pink di atas cepolanku.

Aku mengambil ransel kecilku, memasukkan ponsel dan dompetku, dan kemudian memakai sepatu converse hitam milik kak Jeanne.

"Kak, aku pinjem converse kakak ya!"

"Iyaa!!" Jawabnya.

Setelah memakainya, aku keluar dan berjalan menuju rumah Nolan. Kami berdua sudah setuju, hari ini kami akan pergi bersama, diantar om Harry, papanya Nolan.

"Permisiii... Nolan!" Panggilku.

Aku mendengar suara hentakan kaki yang semakin lama semakin terdengar.

"Eh, Lily. Gue belom siap nih. Masuk dulu aja," kata Nolan.

"Ohh.. iyaa," jawabku sambil melepas sepatuku.

Aku masuk dan Nolan mempersilakanku untuk duduk.

"Lu mau minum apa gak?" Tanyanya.

Tentu saja aku jawab 'tidak', aku bukanlah orang yang ingin merepotkan orang lain, apalagi orang yang baru kukenal.

"Enggak kok.." jawabku.

"Yaudah, tunggu ya. Gue naik dulu," kata Nolan sebelum naik ke lantai atas.

"Iya.." Jawabku.

Nolan sudah memakai baju pergi, aku rasa dia hanya ingin mengambil sesuatu.

"Ohh.. Ini yang namanya Lily?" Tanya seorang pria yang aku yakin dia adalah papanya Nolan.

"Iya, Om," jawabku dengan senyum.

"Lily udah makan?" Tanyanya.

"Udah.."

"Ohh, yaudah, tunggu Nolan ya sebentar,"

"Ayok, Pa," kata Nolan yang baru saja turun.

Kami memasukki mobil om Harry. Nolan duduk di kursi depan, dan tentunya aku duduk di belakang.

"Gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya om Harry.

"Gaada, pa," jawab Nolan.

"Oke, kita jalan," kata om Harry sambil memundurkan mobilnya agar bisa keluar.

..........

"Turun sini aja, pa," kata Nolan.

"Makasih, Om.."

Aku dan Nolan turun dari mobilnya dan segera menyusul Leah yang sudah sampai.

"Leah di mana?" Tanya Nolan.

"Di Starbucks katanya,"

"Lily!!!" Panggil seseorang.

Deg!

Aku tahu Ethan-lah yang memanggilku. Aku menoleh ke arahnya.

He looks awesome from head to toe.

"Weh..." Ethan tidak melanjutkan omongannya setelah dia sadar ada Nolan di sampingku.

"Eh, gue Ethan," kata Ethan sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Nolan.

"Iyaa, Nolan," kata Nolan, menyebutkan namanya sendiri.

"Kata Leah lu baru pindah, ya?" Tanya Ethan.

"Iya, dari Bandung," jawabnya.

"Ohhh.. Kalian datengnya barengan?" Tanya Ethan.

"Iyaa, Dia tetangga gue, jadi kenapa gak barengan aja jalannya," jawabku.

"Ohh, Leah sama Gilang di mana?" Tanyanya.

"Di Starbucks, kan?" balas Nolan.

"Iya..." jawabku.

Kami bertiga jalan menyusul Leah dan Gilang.

"Lilyyy!!!!" Panggil Leah sambil berjalan menuju kami, Gilang juga.

Gilang, sahabat Ethan. Dia orangnya kalem dan introvert. Karena dia bareng Ethan mulu, makanya kita bisa berteman. Aku rasa, Gilang adalah orang yang bisa dipercaya.

"Gil, kok lu gak angkat telpon sih?" Tanya Ethan.

"Oh ya, hp gue masih disilent," jawabnya.

"Eh, kenalin nih Nolan, anak 10.2, baru pindah," kata Ethan sambil merangkul Nolan.

"Ohh, gue Gilang," Gilang memperkenalkan dirinya pada Nolan.

"iya," balas Nolan dengan senyumnya.

"Geng, mau nonton gaa? Atau mau makan dulu?" Tanya Leah.

"Ayok nonton," jawab Ethan.

"Makan dulu aja.. tapi beli tiket dulu, abis makan baru nonton," kata Gilang.

"Iya, gitu aja," balasku.

Kami pun berjalan menuju bioskop untuk membeli tiket.

Nolan sangat diam hari ini. Wajar saja, karena dia baru kenal kami.

"Pada mau nonton apa?" Tanya Leah.

Aku hanya menunggu yang lain menjawab.

"Hmmm.. horror yuk," jawab Ethan sambil melirikku, dia tahu aku benci horror.

"JANGAN! Plis jangan horror," mohonku.

"Ayolah, Ly.. Kita semua lagi pengen nonton horror," balas Leah dengan puppy eye-nya

"Eh, enggak. Lu mau horror emang?" Tanyaku pada Nolan.

"Ikut aja gue mah," jawabnya.

"Tuh, udah ayok beli tiket," kata Ethan.

Sialll..

Aku ingin nonton bareng mereka. Jadi mau gak mau, aku harus ikut.

Setelah membeli tiket, kami menentukan ingin makan di mana.

"Udon yok," ajak Gilang.

"AYOK! gue juga lagi ngidem udon, yey," kata Leah bersemangat.

Kami berlima pun berjalan menuju restoran udon favorit Gilang.

Nolan's P.O.V

Hari ini aku jalan bareng Leah dkk. Yak, awalnya aku ikut karena ada Leah. Aku tertarik padanya sejak pertama kali kami bertemu, dia terlihat cantik dan ceria, aku merasa nyaman denganya.

Tetapi hari ini, Leah sibuk dengan temannya yang lain. Jadi aku merasa asing. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang.

Tanpa ku sadari, Lily selalu menemaniku di belakang. Dia juga lumayan diam dengan mereka. Jika tidak ada Lily mungkin aku sudah tidak sabar ingin pulang sekarang. Lily membuatku lebih nyaman.

Awalnya, jalan berdua dengannya memang awkward. Tetapi aku sadar walaupun dia pendiam, tetapi dia juga menarik. Ku akui, hari ini Lily juga terlihat cantik.

Kami pun sampai di restoran udon.

"Lu udah pernah makan di sini belom?" Tanya Lily.

"Belom, dari kemaren gue di rumah mulu," jawabku.

"Lu harus coba. Enak banget," katanya.

Setelah memesan udon, kami duduk di meja kosong yang ada. Tempat ini cukup ramai, sepertinya enak.

Aku duduk di sebelah Lily. Yak, untuk saat ini, aku lebih nyaman bersama dengannya.

Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang