Sesampainya di gerbang sekolah, aku langsung bertemu Leah. Dia berlari ke arahku.
"Lilyyyy!!!"
Leah memelukku dengan erat.
Aku memeluknya kembali, dengan pelukan lebih erat.
"Aduh-duh-duh, gila lu.. hahahhaa," kata Leah.
"Nolan, ini Leah,"
Leah melihat Nolan dan kembali menatapku dengan wajah 'cieee'.
"Hai, gue Leah,"
"Oh.. ya, gue Nolan. Kelas... berapa?"
"Sekelas kok sama Lily. Lo kelas berapa?"
"Oh, gue kelas 10.2. Gu-gue duluan ya!"
"Iyaa.." jawabku.
"Wahh.. siapa tuh, Ly? Cakep juga," Tanya Leah sambil menyenggol-nyenggol lenganku.
"Tetangga gue, Le... Kemaren baru pindah ke sini," jawabku.
"Ciee... berangkat bareng,"
"Ihhh... yaudahlah, cuma berangkat bareng, awkward banget, gila lu,"
"Ciee.. cie-cie... HAHAHAHHAHAHA,"
"Ketawanya jangan berlebihan gitu donggg," kataku pada Leah.
"Tadi gue ganyadar woy.. lu jalan bareng diaa,"
"Leah! Lily!"
Kami berdua menengok kebelakang dan mendapati Ethan sedang berjalan ke arah kami.
"Ethannn! jawab Leah.
"Wehh, nyontek PR dongg, gue lupa kerjain,"
"Wahh.. parah lu, jangan pinjemin, Ly,"
"Ly.. Ayolahhh, lu kan baik.. yah.."
He's just too cute.
Sebenarnya di saat-saat seperti ini aku bingung harus melakukan apa. Kalo gak kasih.. aku bukan orang yang seperti itu, apalagi seorang Ethan yang memohon padaku. Kalo kasih.. Leah bilang jangan kasih.
Aku mengambil PR ku dan memberikannya pada Ethan.
"Tuh kan.. Lily mah baik,"
"Parah lu, kasian Lily,"
"Thankyou, Ly...." kata Ethan sebelum dia pergi menyusul Gilang.
Ucapan terima kasihnya saja sudah cukup untuk membuatku bahagia.
"Gatau diri!!" Balas Leah.
Leah... Leah.
Dibanding Leah, aku lebih susah bergaul, dan aku lebih diam di depan orang yang tidak terlalu dekat denganku.
Kalau Leah... Banyak yang mau berteman dengannya, tentu saja, dia cantik dan seru.. semua anak iri dengannya, termasuk aku, tetapi dia lebih memilih sahabatnya. Yak, aku sangat bersyukur, tapi di sisi lain... aku takut.
Aku takut... suatu saat nanti Leah pergi.
Aku takut... kalau Leah pergi, aku tidak punya siapa-siapa lagi."Udah yok, ke kelas aja, udah mau bel," ajak Leah.
Aku dan Leah sedang berjalan menuju kelas. Tiba-tiba, Jack datang, dan tentu saja dia ingin menggoda Leah.
"Leahh.." panggil Jack sambil memegang tangannya.
"Ihh.." balas Leah sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jack, seperti biasa.
"Santai dong, gabakal gue apa-apain juga,"
"Mau apa, lu?" Tanya Leah.
"Mau main sama lo," jawabnya.
"Emang gue mainan?"
Jack memegang tangan Leah dan memberikannya satu batang coklat, coklat yang sepertinya cukup mahal.
"Gue cuma mau kasih ini kok," katanya dengan flirt smile-nya
Setelah itu Jack pergi.
"Wahhh.. Lumayan nih, Ly. Nanti makan bareng yok,"
"Ihh, janganlah, kalo dia liat gimana," kataku.
"Ihh.. biarin aja dia,"
Leah masih aja gak ngerti.
"Udah makan aja sendiri, kan lu suka coklat, Le.." balasku.
"Iya aja deh, sama yang lagi diet..."
Aku dan Leah kembali berjalan menuju kelas.
"Ly," panggil Leah, sepertinya sedang serius.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Hmm... kalo gue jadi suka... sama Jack, menurut lu gimana?"
"Wooo... gara-gara tadi?"
"Ya.. sebenernya udah lama," jawabnya.
"Wajar ajalah... Apalagi Jack kan cakep HAHAHAHAHAHA,"
"Aihhh.. tapi dia... dia agak menjijikan gak sih?"
"Anak cakep mana ada sih yang menjijikan,"
"HAHAHAHHAHA... Yaudahlah jangan dibahas lagi... Lu gimana sama Ethan?" Tanyanya.
"Ihhh.. Ya.. masih gitu-gitu aja," jawabku.
Leah sahabatku, tentu saja dia tahu aku suka sama siapa.
Aku dan Ethan.. hanya berteman saja.
Leah's P.O.V.
Lily... dia menyukai Ethan.
Aku? Sudah lama aku juga menyukai Ethan, tetapi aku tidak bisa bersamanya, karena aku akan kehilangan sahabatku.
[Flashback]
"Leah!" Panggil Ethan.
Aku menoleh kearahnya.
"Gue mau ngomong sesuatu..." katanya. Tidak seperti biasa, dia terlihat serius.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Hmmm... Gue.. suka sama lo,"
Tentu saja aku terkejut, aku senang, tapi di sisi lain aku sedih, karena Lily akan sangat kecewa jika dia tahu.
"Than.. makasih udah mau kasih tau gue, tapi.. gue gak.. bisa," jawabku.
Aku kecewa pada diriku sendiri. Yak, sangat kecewa.
Dan Jack.. Sebenarnya aku juga mulai tertarik padanya. Siapa sih yang gak baper kalo digodain cowok cakep? Tetapi aku tidak tahu.. apa dia tulus atau cuma main-main.
Yang paling penting adalah, aku tidak akan kehilangan sahabatku. Mau masalah cowok kek, apa kek, pokoknya sahabatku adalah yang terpenting, Lily...
____________________________________
Chapter 3!!! Semoga kalian suka ya ceritanya. Ditunggu saran dan pendapatnya;)
-Author

KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Duckling
Teen FictionGimana sih rasanya punya mama yang pilih kasih? Gimana sih rasanya dibanding-bandingin sama kakak kamu? Gimana sih rasanya punya sahabat yang jauh lebih cantik dari kamu? This is Lily's story and she called her self Ugly Duckling