So Far -2

2.5K 218 34
                                    

"Kalau aku keluar negeri, kamu bagaimana, kook?"

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kalau aku keluar negeri, kamu bagaimana kook?"

Waktu itu, aku hanya terdiam. Menikmati rasa nyeri yang menyergap dada sebelah kiri ku. Jujur saja, setelah aku mendengar rahasia besar itu, aku langsung tahu apa yang akan  dia katakan. Aku langsung tau arah percakapan kami ini.

Dia ingin pergi...

.

.

... Tapi masih ada aku disini.

Waktu itu aku hanya menggeleng, tersenyum tipis, " memangnya aku ada apa, hyung? Aku nggak gimana gimana kan?"

"Kamu senang?" wajahnya mendekat ke arahku, " kamu senang mendengar itu??"

Aku memukul lengannya pelan, berusaha seolah tidak terjadi apa-apa, "tentu saja! Itu keinginan hyung, kan? Wajar kan kalo aku ikut senang. Aku kan selalu senang pada apapun yang membuat hyung senang."

Hyung diam, menatap mataku. Seolah mencari cari kebohongan yang timbul darinya.

Aku tidak bohong kalau aku senang mendengarnya. Tidak. Aku benar benar tidak bohong. Sama sekali.

Tapi mau ditutupi seperti apapun, rasa nyeri yang menyelip di dada kiriku juga tidak bisa dibohongi.

Waktu itu tanganku kemas seketika setelah ia menatap mataku dalam-dalam. Senyummu yang dari awal kupaksakan ternyata tidak bertahan lama seperti apa yang kupikirkan. 

Aku benar-benar terlihat lemah dihadapannya. Dan aku membenci itu.

"Kook?" panggilnya memastikan, " kamu bohong, ya?"

Aku langsung menggeleng sebagai jawabannya. Mataku yang mulai basah tidak berani menatapnya. Yang bisa kurasakan waktu itu adalah seberapa berat perjuangan menahan air mataku.

"Aku nggak bohong kok, hyung! Aku benar-benar senang mendengarnya. Hyung sangat menginginkannya dari dulu, kan, hyung? Bagaimana bisa aku tidak senang mendengarnya?" 

Aku merasakan sebuah sentuhan lembut menyentuh lenganku pelan, " tapi kook, kamu aku kesana... Nanti kamu..."

"Gwaenchana!" aku berusaha menggeleng, memotong perkataannya, " hyung harus berjuang disana. Lakukanlah apa saja yang ingin hyung lakukan. Aku tidak apa-apa kok hyung! Aku masih bisa sekolah seperti biasa."

"Aniya, kook... Bukan begitu! Nanti... Kamu sendiri"

.

.

.

Hening...

hyung tidak sadar jika waktu itu aku sudah meneteskan airmataku. aku hanya bisa berusaha tegar dihadapannya. cepat-cepat aku menghapus sisa airmata. lalu menatapnya dengan mata agak sembabku.

"pergilah, hyung! kejar keinginan hyung. aku tidak sendiri disini. masih ada eomma dan appa. nde? persiapkan aja semua yang hyung butuhkan sekarang. chukkae!"

dia balik menatapku dengan mata melebar terkejutnya. lalu ia langusung memeluku erat, " kalau kamu tidak suka, aku bisa membatalkannya, kook!"

aku menggeleng kuat. aku tidak sejahat itu. menghalangi mimpi orang dengan merengek-rengek tidak jelas. setiap orang bebas memilih apapun yang dia sukai.

SO FAR • taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang