05

128 13 1
                                    

Hari ini seperti hari hari biasa nya yang Sisi lalui. Sarapan pagi tanpa adanya kedua orang tuanya yang sudah berangkat mendahuluinya.

Setelah selesai sarapan, ia segera berjalan ke arah motor scoppy nya yang sudah di siapkan oleh pak Ujang di teras rumahnya

Tak ingin berlama lama ia segera melesat meninggalkan pekarangan rumahnya

***

Dengn langkah gontai Sisi berjalan menuju kelasnya yang sudah ramai seperti biasanya

Ia segera berjalan ke arah meja paling belakang.

Ia lepas tas punggung nya, ia melipat kedua tangannya di atas meja dan menelusupkan wajahnya di antara kedua tangannya.

Digo yang berada di meja depan diam diam memperhatikannya.'dia kenapa? Tumben dateng dateng ga brisik?' Digo hanya bertanya dalam hati

***

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu,namun Sisi masih betah pada posisinya.


Vania? Ya, sedari pelajaran Vania sudah mencoba menanyakan apa yang terjadi pada Sisi,Vania juga mengajaknya ke kantin, namun Sisi men jawab kepada teman temannya 'gue gapapa,kalian duluan aja ke kantin' dan dengan terpaksa mereka ber tiga ke kantin tanpa Sisi.

Digo berjalan ke arah meja Sisi. Digo duduk di sebelah Sisi,namun Sisi tak menyadari 'ni anak tidur atau apa sih'

"Lebih baik baca buku dari pada ngelakuin hal yang gaada gunanya" suara berat Digo berhasil membuat Sisi mendongakkan wajahnya melihat siapa pemilik suara itu. Dalam fikiranya ia sudah menebak bahwa itu Digo dan benar, Digo sudah berada di sampingnya dan tanpa ia sadari

"Lo nangis?" Tanya Digo heran setelah melihat mata Sisi yang merah dan basah.

Sisi tak menjawab, ia malah memandang lurus ke depan

"Nih" Digo menyodorkan novel tipis kepada Sisi.

'Digo juga suka novel ternyata?'

Sisi mengambil alih novel itu dari tangan Digo

"Lo nangis?" Lagi lagi Digo mengeluarkan pertanyaan yang sama

"Lo denger gue ga sih?" Sisi masih saja tak bergeming

"Cewe kayak lo bisa nangis juga?" Pertanyaan Digo berhasil mbuat sisi menatapnya tajam

"Cewe kayak gue gimana maksudnya?!" Tanya Sisi masih menatap Digo tajam

Digo masih fokus ke depan tanpa menyadari bahwa Sisi sedang menatapnya tajam. Digo menolehkan kepalanya ke arah Sisi. Alih alih menjawab pertanyaan Sisi, ia malah diam terpaku

Mata hitam legamnya tepat menangkap mata coklat milik Sisi. Tatapan tajam Sisi berubah menjadi tatapan hangat. Membuat Digo merasa terkunci oleh mata coklat Sisi

Acara tatap menatap berjalan cukup lama hingga keduanya menyadari dan segera memalingkan wajah mereka masin masing

"Lo bbelom jawaab gue. Maksud lo cewe kayak gue gimana?!" Sentak Sisi

"Lupain" Digo bangkit dari duduknya dan meninggalkan Sisi yang masih geram

"Ehh dasar muka tembok!!! Budek lo yaa!!!" Sisi berteriak memaki Digo yang keluar dari kelasnya

Mendengar makian Sisi yang masih bisa di dengar oleh Digo,membuatnya tersenyum.

***

[bukan] FriendZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang