13. Flew

120 25 24
                                    

Written by: kebo_cantik


"I won't to falling in love and you didn't have many times to be falling in love." - Unknown.

Ribuan langkah kaki memenuhi setiap sisi bandara Soekarno-Hatta pagi ini. Seorang gadis berlari dengan terburu-buru dengan koper super besar yang menyiksa nya. Meskipun badan kurusnya menjamin tiap langkah kaki yang lebar namun semua berbanding terbalik dengan koper sialan milik gadis itu. Pemberitahuan keberangkatan pesawat tujuan Surabaya benar-benar membuatnya kelabakan. Gadis itu tau dia telat.

Demi Tuhan yang menciptakannya dia tak diberi keberuntungan di pagi ini, karena nyatanya gadis itu sudah terduduk di lantai bandara dengan suara dengusan super nelangsa. Dia bertabrakan dengan suatu hal yang sangat keras.

"Are you okay?"

Gadis itu mendongak dengan siap siaga menyemburkan kalimat panas, namun yang keluar dari bibirnya hanya makian singkat. Pesawat yang harusnya mengantarkan gadis itu ke Surabaya sudah lepas landas beberapa saat lalu.

"Fuck up!" Teriaknya kesal.

"I'm so sorry, bukan maksud saya nabrak kamu. Tapi tadi kamu lari dan itu nabrak saya." Ucap pria berseragam pilot itu.

Gadis itu bangun menatap pria di depannya. Bingung harus berbuat apa karena dirinya sendiri tau kalau tabrakan ini akibat sikapnya yang luar biasa tidak pantas. Benar saja dia terjatuh, lha wong dirinya berlarian di tempat penuh taburan manusia seperti ini.

Dia memilih bangkit dan berlalu pergi. Perasaannya kacau, marah, malu, dan bingung. Bagaimana dia bisa ke Surabaya? Pria tadi memanggilnya berulang kali, namun hanya ribuan suara pengunjung bandara yang menjawabnya. Gadis itu tak terlihat lagi.

&&&

Damian masuk ke dalam mobil yang menjemputnya, jadwal terbangnya kali ini benar-benar padat karena musim liburan di Indonesia. Dia mengambil i-pod yang ada di dashboard milik adik nya, Keysha. lagu The One milik Kodaline mengalun mengisi alam bawah sadarnya. Tidak salah dia punya adik seperti Keysha, selera musik nya sangat bagus.

Damian teringat akan benda yang ia temukan saat di bandara tadi, sebuah jurnal. Perasaan ingin tahu kini mulai mendominasi otaknya, di liriknya jurnal berwarna pink dengan pattern simple itu, sangat feminim. Tanpa sadar sebuah senyuman tersungging dari bibir Damian.

"Abang!" Aku terjengkit melirik Keysha yang menyenggol lengan ku.

"Ada apa Key?"

Keysha mendengus, "Abang tuh malah ngelamun!"

"Maaf Key aku capek banget jadi nggak konsen."

Keysha mengangguk penuh pengertian. Kini mata Keysha terpantri pada jurnal yang ada di pangkuan ku, Damian melihat satu alis Keysha terangkat yang sangat ia ketahui maksudnya. Adik semata wayangnya itu sedang penasaran.

"Ini Abang nemu, mungkin milik perempuan yang nabrak Abang tadi," Ucap ku.

Keysha mendelik, "Abang nabrak perempuan? Kapan? Kok Key gak tau?"

"Key kamu itu mbok ya nanya satu-satu. Jangan kayak lagi introgasi gitu!" Sungut Damian kesal. Keysha terkekeh ringan.

"Jadi kapan Abang nabrak perempuan itu?" Tanya Keysha sambil membuka jurnal yang ada di pangkuan ku.

Dasar lancang, batinku mencibir.

"Dia yang nabrak Abang di bandara tadi, Key!"

"Trus?"

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang