1

13.9K 635 20
                                    

Kamis.

Oh Tuhan.
Apakah itu seorang malaikat ?
Rambut perunggunya, punggung kecoklatannya, cetakan V-Line pada pinggulnya... Oh!

Aku memekik sendiri saat duduk ditepi kolam renang itu.
Bukan, aku bukanlah satu-satunya pengagum pria itu disitu.

Beberapa mata juga sedang memperhatikannya dengan wajah bodoh - sama sepertiku.

Pria itu mungkin sudah terbiasa dengan sikap gadis-gadis yang melihat kearahnya dengan tatapan sepertiku!

Lihatlah gadis-gadis di kolam ini, cantik dan seksi. Tapi pria itu seolah tak bergeming dan lebih asik dengan kesendiriannya. Ia tidak mempedulikan apapun yang ada disekitarnya.

Aku berharap pria sempurna itu bukan gay. Hanya itu.

----------------

Ayahku memiliki sebuah rapat di apartemen ini, satu map dokumen tertinggal dan aku diharuskan datang dengan cepat. Ah ini demi ayahku!

Lalu pemandangan indah itu menyambutku saat aku tanpa sengaja melewati area kolam renang umum apartemen ini.

Seorang pria yang bagaikan malaikat di siang bolong itu tidak sadar bahwa aku sedang memperhatikannya.

Tentu saja itu bagus!

Aku tidak akan membiarkan siapapun mengetahui bahwa aku bersikap bodoh dengan melihat terkagum-kagum pada seorang pria asing yang tak kukenal itu.

**

"Ayah... Ini dokumennya..." Ujarku saat kulihat ayah berjalan bolak-balik di lobby, ayahku sangat gusar. Ini pertama kalinya kulihat ayah seperti itu.

"Syukurlah..." Ucap ayah seraya bersyukur.

"Kau masih mengenakan seragam sekolah ?"

"Bahkan belum sempat makan siang..." Lanjutku lalu berkedip iseng. Ayah membelai rambutku.

"Kau dengan taksi ?" Tanya ayah lagi, mendadak aku membeku. Aku mengangguk sambil menelan ludahku. Maafkan aku harus berbohong, ayah.

"Pulanglah, ayah tidak bisa mengantarmu..." Ayah mengecup keningku lembut lalu aku mengangguk patuh.

Aku melangkah keluar dari gedung apartemen elit itu, pria malaikat itu sudah tidak ada di kolam. Ah kemana dia ?

Lalu kulanjutkan langkahku sampai ke pintu utama, Rama - dengan ducatinya - sudah menungguku disitu.

"Selesai ?" Tanya pria itu dengan suara lembut. Aku mengangguk.

"Makan siang ?" Tanya dia lagi, aku kembali memgangguk.

Kami melaju kesebuah kafe kecil yang berada tidak jauh dari hotel tempat ayahku rapat. Ini kencan pertamaku dengan Rama.

Dan ah ! Pria malaikat itu, kapan aku bisa bertemu dengannya lagi ?

Bersambung
-----------------------------------------------------

From author : yang penasaran sama kelanjutannya, segera komentar dibawah yaa :) author akan secepatnya update :) see ya !

My Precious EthanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang