ummi

1.7K 48 0
                                    

Rencananya setelah dari kampus aku akan perhi ke raman. Untuk.menepati janji ku pada shifa.

***

"Ummi...." teriakan gadis itu dari kejauhan.
"Assalamualaikum ummi" dengan suaranya yg lembut dia mengucapkan salam padaku.
"Walaikimsalam gadis manis" kujawab salamnya dengan senyuman merona di wajahku.
"Hari ini mau main apa?" Tanyaku padanya.
"Trserah hmi saja"
"Baikalah.."

******

Tak terasa, hari sudah petang. Saatnya dia kembali pulang.

"Lisa, terimakasih kau sudah mau.menemani shifa bermain. Maaf aku merepotkan mu"

"Tidak ustadz.. aku juga senang bisa bermain dengan shifa.. setidaknya aku tidak hanya berdiam diri di aprtement"

"Baiklah... aku pulang dulu, apa kau mau ku antar?"

"Tidak perlu ustadz... supir ku sudah menunggu"

"Aku pamit Assalamualaikum"

"Waalaikumsalamwarah matulahiwabarakatuh.."

"Sampai jumpa ummi" sautnya sambil berjalan.

****

Mengapa hati ki selalu memikirkan ustadz ya..?
Asraghfirullah... ya Allah jauh kan perasaan ini dari diriku.

Tok...tok..tok...

Kubukakan puntu dan ternyata
"Lho... shifa, kenapa kmu ada disini? Abi mana"
Pertanyaan yang terus keluar dari mulutku.

"Itu abi.." tangan shifa yang menunjuk kearah laki-laki yang berjalan dengan membawa buccet bunga yang indah.

"Assalamualaikum Lisa"
Salam lelaki itu dengan suara yang gugup

Mengapa hati ku berdegup begitu kencang. Serasa jantung ini akan lepas dan ingin berlari.

"Lisa kedatangan ku kesini dengan tujuan untuk melamarmu dan ingin ku jadikan kau istriku dan ibu untuk shifa. Apa kau mau menerima ku?"

Kaget dengan apa yang barusan uatadz katakan. Apa itu benar? Atau hanya mimpi.

"Ustadz... apa ustadz sungguh-sungguh ingim menikahi diriku?" Pertanyaan ini muncul di fikiran ku. Dan ku tanyakan padanya.

"Iya.. aku sungguh ingin menjadikan kau Halal untukku"

"Temui orang tua ku jika ustadz benar-benar ingin menikahi ku" jawabku untuk pertanyaan ustadz.

"Baiklah... kita akan ke Indonesia minggu depan, dan akan ku lamar kau di depan orang tua mu, dan akan ku nikahi dirimu dan menjadikan kau halal bagi ku"

Hatiku trenyuh mendengar ini semua. Serasa mimpi.

****
Hari ini aku ustadz dan shifa akan ke Indonesia. Tujuan pertama adalah untuk melamarku dan menikahi ku. Setelah itu pergi ke pesantren dan terbang ke jerman untuk melanjutkan kuliah dan bekerja.

✈✈✈✈✈✈✈✈✈✈Indonesia

Papi dan mami tau bahwa hari ini ustadz akan melamarku.

"Assalamualaikum"

"Waalikumsalam.... Lisa.... anak mami sudah pulang.. dengan calon menantu."

Ummi juga sudah tau tentang shifa dan istri ustadz...

***
"Pak bu.. saya kemari bertujuan untuk melamar anak ibu dan ingin menikahinya, apa bapak dan ibu mengizinkan" ucap laki2 dengan suara gugup yaitu ustadz.

"Kami serahkan jawaban itu pada anak kami, bila dia terima kami akan restui kalian, apa kau menerima lamaran nak Zaki nak?"
Ayah menjawab peryanyaan ustadz Zaki dan bertanya padaku.

"Saya terima lamarannya, dan saya siap" jawabku dengan perasaan yang sangat...... huh campuraduk..

"Kapan kalian akan menikah?" Tanya mami yang langsung to the point.

"Lusa, di pesantren Al Huda tempat aku dan ustadz bertemu" jawabku dengan tegas tanpa keraguan.

"Secepat itu? Apa itu tidak terlalu cepat?" Tanya mami. Entah padaku atau kepada ustadz.

"Iyha ibu... karna banyak urusan yang menanti kami di jerman" jawab ustadz tanpa berfikir panjang

#hari H

Hari yang sangat bersejarah untukku dan untuk ustadz. Ya... hari pernikahan kami.

*** setelah acara itu selesai, tanpa berfikir panjang. Kami (aku, ustadz, dan shifa) harus pamit pergi lagi ke jerman. Sebenarnya aku masih ingin di Indonesia tapi... bagaimana kuliah ku, dan pekerjaanku sebagai doktor.

✈✈✈✈ jerman

Kami memulai hidup baru disana. Bahagia. Ada dalam suka dan duka.

Oke terimakasih untuk yang sudah membaca. Maaf ya... ceritanya gak nyambung. Banyak yang kurang. Dan maaf bila ada kata, tanda baca, atau apapun itu. saya pribadi minta maaf... dan sampai jumpa di cerita yang lain😀

Salam kenal kakak 😁😁😀😀

Bye

🎉 Kamu telah selesai membaca Belajar Merelakan, Melupakan, & Meng-ikhlaskan 🎉
Belajar Merelakan, Melupakan, & Meng-ikhlaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang