1 - Negeri Fancy -

180 27 13
                                    

"Hei! Ayo kita kembali. Perasaanku tidak enak di sini." Kata Daffa yang tak henti melihat keadaan sekitar.

"Sebentar. Bukankah ini menarik? Ini jelas bukan Narnia kan?" balas Arfian.

Daffa menggeleng. Meskipun tugasnya menemani, dia tidak mau menemani Arfi ke neraka. Tapi apa boleh buat? Rasa takut yang mencekam mendadak berubah karena langit menjadi cerah. Daffa terpaksa ikut menjelajahi.

Baru melangkah beberapa meter dari portal waktu yang membawa mereka ke sini. Arfian yang sudah berjalan jauh, tak sengaja berjumpa dengan orang lain. Daffa yang berada di belakang, mulai merasakan takut lagi. Toh, hanya ada mereka bertiga.

Arfi tentu bertanya kepada orang itu dan orang yang dijumpainya menjawab. Karena bahasa yang digunakan berbeda, Arfi mencoba mengetik apa yang didengar diponselnya.

"Sesalasamatsa dasatangsa disa nesagesarisa Fancysa."

Dilihat dari struktur mirip dengan bahasa Indonesia. Satu hal yang berbeda adalah kata-kata itu disisipkan kata sa. Apabila kata sisipannya dihilangkan maka terdengar seperti bahasa mereka.

"Arfi!! Dia bicara apa?!" teriak Hera dari kejauhan

"Selamat datang di negeri Fancy."

Saat Arfian hendak kembali ke mereka. Dengan sengaja orang tersebut memegang lengannya. Remaja itu berusaha melepaskan genggaman namun dia tidak mau lepas. Tanpa sepatah kata, Arfi melepas paksa genggamannya.

"Tosalosangsa, sasayasa susadasahasa mesanusangsagusa kasalisaansa!"

"Kenapa kau meminta tolong kepada kami?"

"Kasalisansa adasalahsa orsangsa yangsa disarasamalsakansa." Jawabnya sambil menatap mereka satu per satu.

Hera melangkah mendekati Arfi. "Namamu siapa?"

"Ghinos-sa."

Daffa yang tidak tahu apa-apa yang dikatakan orang itu segera bertanya kepada Arfi. "Aku sungguh tidak mengerti. Tolong jelaskan padaku."

"Namanya Ghinos. Kata dia kita orang yang diramalkan." Jelas Arfi.

"Diramalkan bagaimana? Ini pertama kalinya kita ke sini."

Melihat mereka kebingungan, Ghinos meminta mereka singgah ke rumahnya. Dia menjanjikan menjelaskan semua dan menjawab pertanyaan apapun tentang negeri ini. Hera dan Arfi setuju karena penjelasan adalah hal yang dibutuhkan. Berbeda dengan Daffa yang tampak buru-buru ingin pulang. Daffa terpaksa mengikuti ketiganya dan berjalan cukup jauh dari lokasi tiba. Di kepalanya bagaimana bisa ada rumah di tengah hamparan rumput yang kosong seperti itu? Tak masuk akal tapi nyatanya benar-benar ada. Sebuah tempat yang bisa dikatakan rumah, mirip rumah hobbit yang biasa dia lihat di film-film.

Deskripsi rumah kalau tampak depan hanya pintu besar yang melingkar sisanya dipenuhi rerumputan. Serta dua jendela di sisi kanan dan kiri yang mungkin hanya hiasan saja. Rumah itu sangat kecil untuk mereka masuki.

 Rumah itu sangat kecil untuk mereka masuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
O Negeri Fancy OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang