3 januari 2016🎊
Asa's POV
Seperti biasa. Dimana hari ini adalah hari yang biasa di nanti-nanti kan oleh anak yang menginginkan kado ulang tahun,surpriese abang/kakak,bunga dari pacar, aku tidak pernah menginginkan hal itu. bahkan aku selalu menolak untuk dirayakan/sekalipun seperti anak jaman sekarang yang mengirim undangan disekolah agar datang karna membuat pesta meriah (Bagiku BIG NO) Karena disisi lain aku tidak suka dengan hal berbau terlalu dikenal.
Tidak seperti abangku yang satu ini. walaupun dia terkenal di sekolah SMAnya dan banyak disukai oleh kaum hawa bukan berarti dia sombong karena dia ganteng, walaupun nyatanya dia seorang gitaris band disekolah. Ohya sampai lupa mengenalkannya, hehe..😄
Namanya Bryan Radika Harten, dia 1tahun diatas aku. Kami pastinya bersaudara, hanya aku dan dia#Anjay. hm.. maksudku hanya kami dan berarti dia anak ke 1 dr 2 saudara Tahun ini dia naik kls 2 SMA, dia sekolah di SMA Samudra . Sedangkan aku?
ok ga perlu basabasi. Namaku Shalsalina Harten, kini aku beranjak remaja, umurku tahun ini tepatnya si hari ini 15th. Mungkin setelah beberapa hari kedepan aku bakalan sibuk untuk berpindah ke sekolah SMA yang sama dengan abangku.⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Author's POV.
Berkenan hari ini adalah hari libur yaitu hari Minggu. Abangku meminta untuk bersantai-santai saja dirumah, karena Bibi sari (Pembantuku beserta orang tua yang mengurus urusanku & juga abang selama ini) tidak bisa karena harus pulang untuk menjenguk cucunya yang lagi sakit.
.
Oke, disinilah aku dan abang berada diruang tamu lantai 1. sedang menonton tayangin tv favorit kami yaitu HBO, duduk di sofa panjang berwarna putih salju yang kami duduki. dipertengahan film yang kami tonton tiba-tiba...
"Asa!" Panggil ian (abangku). memang dirumah, keluarga biasa memanggilku dengan nama 'Asa' karna lebih simple.
"Hm" jawabku. karna aku terlalu fokus dengan film yang sedang aku tonton ini.
"Gue pengen cerita" pinta ian.
"Hmm!" nadaku agak tinggi karena aku sudah asik dengan film jadi tidak mau diganggu.
"Jadi gini ........." cerita ian. bahkan aku menjawabnya saja hanya mengangguk mengerti padahal mah ga denger apa2 dia cerita karena film nya lebih seru dibanding ceritanya.
"Lu denger gue ga?" tanya ian.
"Hooh" jawabku sambil mengangguk-ngangguk saja.
"Apa emang?" yah, Mampus gue.
"Hah?" Aku menengok ke arah samping karena ian ada disamping sedari tadi.
"Tuhkan uda ketebak! serah lo." Aku melihat dia dengan tatapan heran, karena tidak biasanya dia cepat baperan kayak gini.
Ceh, ngambek lu jelek bang. Kataku dalam hati.
"Gue denger sa" gumam ian pelan.
Oh iya lupa ian kan bisa baca pikiran gue, oon lu sa. Kataku dalam hati lagi.
"Lupa?cepet banget lu tua, uda kayak nenek-nenek ubanan" ledek ian.
Sialan lu bang, cape ngomong sama lu. ga mau ngalah, ga cocok lu jd abang. Kataku dalam hati lagi dan lagi.
"Cape ngomong sama gue tapi lu tetep terus nanggepin omongan gue. aneh lo" ledek ian. Sumpah ni abang ngeselin! abangnye sape si?gue balikin. eh?oon! tu kn abang lu sendiri -_-
Akhirnya gue buka suara. "Udah?"
"Dah" 3 huruf yang buat gue pengen kabur aja dari ni manusia. singkat, itula kesamaan kita kalo lagi irit bicara dengan orang yang buat kita males,bete. dan dengan orang yang kita tidak kenal dekat.
"Ian" Panggilku. aku lebih suka manggil dia nama dibanding abang. tar disangka abang tukang bakso mari-mari sini saya mau beli(Lah nyanyi)
"Hm" jawabnya.
"Gue keatas." sambil memakai sandal dan beranjak untuk naik anak tangga menuju lantai 2.
"Asa asa, abang kangen kamu yang dulu." gumam ian pelan, penuh harap.
◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾◾ ◾
Hey semua, maaf ya ceritanya ga seru. soalnya baru pertama kali bikin dan masi belajar2. Judulnya aja gue mikir lama, jd tolong maklumi. Makasih yang udah baca😃
Diatas itu :
Cewenya @laurenorlando88
Cowonya @johnnyorlandoNah jangan lupa juga follow ig @nurhalizaismiadni
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate you ( I love you )
Teen Fictionsudah 6 bulan ini Shalsalina Harten sudah tidak mengingat tentang apa yang dulu pernah terjadi kepadanya sampai ia menangis 7 hari 7 malam, itu yang membuat Asa menjadi orang lain yang bahkan abangnya sendiri heran dengan Asa.