- 2. Patient

30 6 2
                                    

Dari awal pelajaran berjalan tidak lancar, sampai guru-guru marah dan keluar kelas tidak pada waktunya. Teman-teman termasuk si 'Menor' terus meledekku dengan suara keras. Aku hanya bisa sabar. Lalu mereka menyalahkanku, "Maritza sih! Tuh kan gurunya keluar!" Ucapnya pura-pura marah dan mulutnya monyong mencibir gitu. Rasanya aku pengen sambelin tuh mulut, terutama si 'Menor'. Karena ia yang pimpin semua adegan ledek tadi.

Aku bangun dari kursi dan melototi si 'Menor' lalu keluar dari kelas. Seisi kelas menatapku dingin. Aku pergi ke kamar mandi. Menangis sejadi-jadinya. "Apa gunanya sekolah disini Mar! Temen-temen malah ganggu aku belajar, nggak kuat Mar! Nggak kuat!" Teriakku. Tiba-tiba seorang guru datang. Ms Anna. "Eh ada apa ini nak!" Sahutnya. Aku masih sesenggukan, napasku masih tertekan. Ia berusaha menenangiku dengan mengelus punggungku. "Udah Mar. Sekarang cerita kenapa ini Mar?" Aku mulai berhenti menangis, lalu bercerita. "Hari pertama ini aku udah banyak masalah sama kelas IX-III tadi." Ucapku masih terbata-bata. "Iya, makanya ibu suka nggak tahan sama kelas itu. Berisik. Apalagi suaranya si ketua kelas, Sasha." Aku mencuci muka yang merah dulu lalu aku melanjutkannya. Keluh kesah Ms Anna itu membuatku penasaran dengan seorang Sasha. "Ms Anna, Sasha itu siapa?" "Yang tadi duduk di belakang kamu Mar." Ucap Ms Anna sambil mengajakku keluar. "Ooh. Jadi ketua kelas kok gitu ya, menor gitu sih. Aneh lagi. ups!" Aku keceplosan sambil menutup mulutku erat. "Udah Mar! Itu nggak keceplosan kok. Saya juga membenarkan itu." Ucapnya sambil tertawa kecil. Kami tidak berbicara selama beberapa detik. Lalu ia memulainya kembali. "Maritza, kalau kamu ada masalah cerita ke aku ya. Nanti aku sampaikan ke bimbingan konseling, biar di kasih solusi gitu. Tenang aja Mar!" Ucapnya santai. "Ms, kok ngomongnya 'aku' sih bukan 'saya' ?" Tanyaku penasaran yang sebenarnya amat tidak penting. "Hehe biar akrab aja Mar!" Candanya sembari tanganya melingkari leherku.

Aku kemudian berjalan menuju kelas. Namun Ms Anna malah berbalik arah. "Loh, Ms Anna kok nggak masuk kelas? Kan sekarang sudah bel pulang" Tukasku. "Males ah! Berisik!" Ucapnya sambil tertawa lebar. Aku pun ikut tertawa karena sebenarnya itu lucu-lucu saja. "canda Mar. Nanti aku masuk kok." lanjutnya.

Aku masuk ke dalam kelas dengan santai. Sasha menatapku sinis. Aku memberanikan diri untuk melawan. "Ooh, jadi kamu Sasha?" Ucapku dengan nada tinggi. "Yeah you are right. So, why?" Jawabnya dengan sombong. "Nggak pa-pa." Ucapku kembali datar. Aku masih takut untuk melawan. Ih, mukanya saja sudah bikin takut; sinisnya itu memang sadis.

__

Bel pulang. Wali kelas IX-III , Ms Anna memimpin doa pulang. Setelah berdoa, murid-murid berhamburan keluar kelas. Berdesak-desakan. Aku sampai terjepit antara Sasha dan si Gendut entah siapa namanya. "Woi! Gendut sih. Makanya jadi susah kan!" Sahut aku dan Sasha. "Lah kok bareng? Iwh." Sasha berucap sambil memelaskan mata lalu menerobos.



How about the story? Don't forget to voment pendek banget ya?

Tinggalkan jejak.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang