Sore ini, Namjoon sedang bersantai di toko kue milik ibunya. Bayang-bayang wajah angkara murka milik Naeyon selalu menghantui piirannya.
Gadis gigi kelici itu membuat Namjoon merasa bersalah hingga otak jeniusnya tidak bisa melepaskan bayang-bayangnya.
Saat mau makan, kuingat kamu.
Saat mau tidur, juga kuingat kamu.
Oh tonggos, mengapa semua serba kamu?"Joon!"
"Namjoon? Sadar elah!"
Jinhwan, sahabat Namjoon yang bekerja di toko kue ibunya itu melambai-lambaikan tangan kurusnya didepan bibir monyong Namjoon yang sedari tadi komat-kamit dan mengeluarkan lidahnya seperti terkena penyakit anjing gila.
PLETAK
Karena terlalu jijik melihat gerak-gerik bibir Namjoon, Jinhwan mennjitak kepala bulat Namjoon agar pria jangkung itu tersadar dari lamunannya.
Sontak Namjoon tersadar dan menatap horror pria pendek didepannya ini.
"Woy, Tompel! Sakit tahu."
"Salah siapa bengong begitu. Kalau ngelamunin bodi bohaynya Momo jangan disini, dikamar saja sana!!" Cibir Jinhwan sambil melambai-lambaikan tangannya bermaksud mengusir Namjoon.
"Siapa juga yang ngelamunin Momo."
Salah. Salah besar. Yang berada di pikiran Namjoon saat ini adalah Im Naeyon. Bukan Hirai Momo.
Bahkan, Namjoon telah melupakan cinta pertamanya itu saat gadis kelahiran Jepang itu telah meninggalkannya di Korea tanpa cinta.
Bodi sexynya yang membuat mata Namjoon menjadi segar itu sekarang sudah dimiliki orang lain.
Dan itu sukses membuat Namjoon patab hati setelah mengetahui kalau Momo–sang cinta pertama telah menggantungkannya dan dibuat potek karena memilih orang lain.
"Yaelah, ngelamun lagi. Tauk ah, Joon. Jinan nggak mau jerawatan gara-gara dikacangin terus."
Merasa kesal dengan pria jangkung dihadapannya, Jinhwan berjalan ke dapur untuk membantu ibu Namjoon dan meninggalkan Namjoon sendirian.
•••••••
Namjoon merutuki kelakuannya sendiri. Akibat bertemu dengan Jinhwan–sahabatnya itu, membuat Namjoon mengorek luka lama yang telah tertutup rapat dalam hatinya.
"Si anying. Jadi keinget Momo kan. Ih sebel sebel sebel!!"
Namjoon meremas rambutnya sendiri. Kakinya ia hentak-hentakkan ke tanah seperti balita yang ngambek karema tidak mau disunat. Ia terus melakukan itu tanpa mwnghiraukan orang-orang di taman yang menatapnya aneh.
"Ih, dasar sinting."
Dan suara kecil namun melengking itu membuat Namjoon menghentikan kegiatannya.
Suara itu, suara wanita yang belakangan ini menghantui pikirannya.
Suara itu, suara milik Im Naeyon.
"Loh, Naeyon?"
Di sisi lain, wanita yang dipanggil Namjoon tadi berusaha mentutupi wajahnya dengan giginya.
Ralat.
Wanita yang dipanggil Namjoon tadi berusaha menutupi wajahnya dengan jaket kuningnya.
Sebenarnya hari ini Naeyon ingin mencari pekerjaan baru, namun ia malah tidak sengaja melewati Namjoon yang sedang menghentak-hentakkan kakinya. Tadinya Naeyon pikir Namjoon sedang meniru tarian Gustas tu dari Gfriend. Tapi setelah dilihat-lihat, rupanya pria ini sedang kumat.
Salahkan mulut Naeyon yang seperti ibu-ibu. Selalu berkomentar terhadap apapun yang dilihatnya. Dan alhasil, beginilah. Niat mau menjauhi Namjoon, eh malah mendatangi pria pembawa sial itu.
•••••••
Sebuah Distro dengan nuansa punk dengan papan bertuliskan 'dibutuhkan karyawati' sontak menarik perhatian kedua insan yang secara kebetulan bertemu di taman tadi.
Tadinya Naeyon ingin mencari pekerjaan sendiri, tapi ia hanya bisa pasrah dan mangiyakan saja saat melihat Namjoon bersikukuh ingin membantunya.
Hitung-hitung sebagai teman jalan di malam yang sepi ini.
"Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria bergigi sedikit berantakan yang diduga adalah pemilik Distro ini.
"Saya ingin melamar pekerjaan, pak" jawab Naeyon seramah mungkin.
Di sisi lain, Namjoon dibuat curiga dengan dua orang yang sedang berbincang asyik ini. Im Naeyon dan calon bosnya. Gigi mereka terlihat mirip, sama-sama tidak rata.
"Sebelumnya, saya Bobby. Pemilik Distro ini. Jika kamu mau–"
Belum sempat pria bernama Bobby itu melanjutkan perkataanya, sebuah pertanyaan yang sedari tadi membuat Namjoon curiga akhirnya ia lontarkan juga.
"K-kalian kembaran yang terpisah ya?!"
"Kok giginya sama-sama gede?"
Pria yang diyakini adalah pemilik Distro sontak menatap horror Namjoon. Dan Naeyon pun juga begitu. Menatap horror ke pria jangkung berwajah cimol yang seenak jidatnya kalau berbicara.
Bagaimana bisa gigi kelincinya yang unyu-unyu itu disamakan dengan gigi berukuran gigi sapi milik calon bosnya ini?
"Kalian berdua, keluar!!!"
Naeyon membelalakkan matanya. Kali ini bukannya dipecat, namun sudah ditolak saja sebelum bekerja.
"Tapi mas–"
"KELUAR ATAU SAYA GIGIT!"
Baiklah, mungkin kali ini Naeyon harus memilih pekerjaan lain dengan bos yang bergigi rapi.
•••••••
Sudah larut malam. Dan akibat penolakan kerja yang melibatkan gigi itu membuat Naeyon akan mencari kerja menjadi hilang. Naeyon putuskan untuk pulang dan istirahat agr besok bisa mencari pekerjaan lagi. Karena jika tidak, maka untuk besok dan seterusnya Naeyon tidak bisa makan dan mati kelaparan.
"Jadi kamu ngekost ya"
Uh, Naeyon hampir lupa kalau pria pembawa sial ini masih mengintilinya sampai di kost-kostan ukuran sedang yang sudah dihuni Naeyon bertahun-tahun.
"Besok perlu kutemani cari kerja lagi nggak?" Tanya Namjoon yang dibalas dengan gelengan cepat Naeyon.
Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Kalau Namjoon menemaninya mencari keeja lagi, yang ada kejadian seperti tadi terulang lagi.
"Yakin? Aku nggak keberatan loh kalo nganterin kamu nyarikerja"
Iyasih , tapi aing yang keberatan bang
Pria didepannya ini benar-benar tidak pantang menyerah rupanya. Membuat Naeyon cepat-cepat menutup pintu kamar kostnya dan meninggalkan Namjoon yang terdiam didepan pintu.
"Ini beneran nggak mau aku tem–"
"Nggak mas. Makasih!"
Baiklah. Kali ini Namjoon harus mengalah. Mungkin wanita bergigi kelinci itu sedang memikirkan kembali tawarannya.
Dan akhirnya Namjoon memilih untuk pulang karena badannya terasa pegal dan capek.
Namun Namjoon sama sekali tidak mengeluh, karena sekarang pria itu tahu dimana Naeyon tinggal dan itu membuatnya bisa kapan saja menemui gadis gigi kelinci itu.
Rasanya Namjoon sudah tak sabar untuk menemui gadis itu besok pagi untuk menemaninya mencari kerja.
•••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer Monster ;Knj
Fanfiction"Yah mbak. Pecah lagi deh" - Kim Namjoon. "itu tangan apa bulldozer sih mas, Kok bisanya cuma ngerusak barang mulu" - Im Naeyon -------- Kisah seorang Kim Namjoon si tangan kuli yang selalu udik didepan pegawai supermarket bernama Im Naeyon.