Aku mulai memasuki masa-masa yang kata orang adalah masa yang tidak bisa di lupakan. Dan itu adalah masa SMA, tahun 2011 aku masuk di sekolah swasta favorit. Disana aku pun juga memiliki banyak teman dan aku jauh dari kata pembullyan tapi lagi dan lagi aku mempunyai teman yang suka di bully. Namanya inggrid. Dia gadis berkaca mata dan culun dia pindahan dari sekolah swasta favorit pula. Semua teman ku bahkan tak mau dekat atau duduk denganya. Tapi satu-satunya orang yang mau mendekatinya adalah aku, aku bahkan mengajaknya duduk sebangku dengan ku.
"Inggrid duduklah sebangku dengan ku" ajakku
"Apa boleh?" tanyanya ragu walaupun aku tahu sebenarnya dia juga senang saat ku tawari
"Tentu saja boleh, kau juga punya hak bukan. Jadi ayo" sahut ku sambil menarik tangannya
"Duduklah. Sekarang ini tempat mu" ucap ku sambil duduk
"Terima kasih sunny kau baik sekali" ucapnya
"Terima kasih atas pujiannya hahaha" sahut ku sambil tertawa dia pun juga tertawa
"Sunny! Kesini sebentar" panggil vitha teman ku
"Tunggu sebentar ya inggrid" ucap ku dan dia mengangukkan kepalanya
"Ya ada apa vitha?" tanya ku sambil menghamprinya
"Hei kenapa kau duduk dengannya? Dia itukan bau dan juga jelek kenapa kau mau hah?" tanya vitha
"Bau? Bau apanya? Aku dari tadi tak mecium bau apa pun. Dan jelek? Soal itu hanya Tuhan yang bisa menilainya" sahut ku
"Hei kami hanya memberitahu mu supaya kau nanti tidak menyesal" ucap grace
"Aku tidak akan menyesal, tenang saja" jawab ku sambil tersenyum
"hmm baiklah jika itu yang kau mau" sahut grace
Di SMA aku juga mempunyai sahabat dan ku anggap seperti saudara ku sendiri namanya yuni. Persahabatan kami bermula dari hobi kami yaitu penyuka hal-hal yang berbau korea karena itu kami menjadi lebih dekat.
Di SMA aku memiliki orang yang ku kagumi selama 3 tahun lamanya. Dia pria pendiam,baik, dan sopan. Namanya Nelson, dia kakak kelas ku. Aku kagum dengannya berawal ketika ujian mid semester ketika itu kelas junior dan senior di gabung. Jadi dalam 1 bangku senior dan junior duduk bersebelahan ini di terapkan untuk menghindari hal yang tidak jujur. Dan di situ pula aku dan nelson duduk dalam 1 bangku. Aku waktu itu biasa-biasa saja belum ada perasaan apapun, namun selama beberapa hari perasaan ku itu muncul, muncul secara alami. Kami bahkan tak pernah berbicara satu sama lain. Sampai pada akhirnya nelson tahu kalau aku mengaguminya, padahal aku sama sekali tak mengatakan padanya.
Pada saat itu tanggal 16 maret dia ulang tahun, aku hanya berani memberi selamat padanya lewat pesan media sosial facebook. Itu pun aku dipaksa oleh sahabatku yuni.
"Yuni hari ini kak nelson ulang tahun aku melihatnya di facebook" ucap ku senang
"Wah.. benarkah? Apa kau sudah memberinya ucapan selamat?" tanya yuni
"Aku tak berani" jawab ku pelan
"Kenapa tak berani.. Cukup ucapkan 'selamat ulang tahun kak nelson' apa itu susah?" ucap yuni
"Kalau kau yang mengucapkannya tak susah tapi kalau aku yang mengucapkan mungkin 1 hari kalimat itu tak akan selasai" sahut ku
"Hahaha kau ini.. Kalau begitu coba kau ucapan selamat padanya lewat facebook, siapa tahu dia merespon" ujar yuni
"Apa???!!! Aku? ah.. tidak tidak aku tidak mau, aku malu" sahut ku kaget sedangkan yuni langsung tertawa keras
"Berhentilah menertawakan ku.. apa kau sedang mengejekku huh?" tanya ku
"Baiklah.. coba saja. Kalau begitu aku akan memberi mu pilihan" sahut yuni
"Apa itu?" tanya ku
"Pertama kau harus mengirimi dia pesan" jawab yuni
"Ah... aku tidak mauuuu" ucap ku
" Dan yang kedua jika kau tak mau mengirimi dia pesan kita berhenti jadi teman" sahut yuni
"Pilihan macam apa itu huh? Apa tidak ada pilihan lain.." ucap ku
'Tidak" ucap yuni
"Baiklah kalau begitu" sahut ku
"Nah itu baru teman ku hahaha" ucap yuni sambil merangkulku
Aku dengan tangan gemetar mulai mengetik beberapa kata ucapan selamat ulang tahun pada kak nelson. Sebenarnya pilihan yang yuni berikan ini itu berat tapi karena sahabat ku yang meminta aku pun mencoba melakukannya.
1 jam kemudian kak nelson membalas pesan ku 'Terima kasih' tak lupa dengan emoji tersenyum, sontak aku berteriak senang dengan buru-buru aku memberi tahu yuni.
"Yuni..Dia membalas pesan ku" ucap ku senang
"Wahhhh baguslah kalau begitu. Coba kau kirim lagi pesannya" sahut yuni
"Lagi?" tanyak ku kaget
"Iya, bukan kah dia merespon pesan mu. Ayo coba kau tanyakan padanya umurnya" ujar yuni
"Ah.. Baiklah."
Aku kembali mengetik beberapa kalimat padanya, dan tak lama kemudian dia merespon ku lagi.
'Umurku sekarang sudah 17 tahun' tak lupa dia menyisipkan emoji tersenyum.
Aku kembali bertanya padanya
'Jika nanti kakak masuk kuliah kira-kira kakak mau masuk di jurusan apa?'
Dan dia membalas pesan ku lagi
'Aku maunya di jurusan manajemen atau hukum'.
Itulah beberapa pesan antara percakapan ku dengan kak nelson, aku senang saat itu rasanya aku seperti mendapatkan energi baru.
Dan setelah itu kami sering bertemu di sekolah. Tapi kami tak pernah bicara atau pun menyapa secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan ku (My Life Story)
Teen FictionJika seseorang berasal dari keluarga broken home apakah mungkin dia bisa tetap ceria dan terus menerus menutupi kesedihannya itu? Walaupun sebenarnya dia ingin menjerit. Dia menangis sendirian tanpa ada orang yang mengetahuinya, beberapa masalah pun...