1

30 3 1
                                    

Arkan sudah berada dibandara, tapi ia tak kunjung melihat kedua orang tuanya dan adik nya. Ia memutuskan untuk menunggu mereka lebih lama lagi di dalam mobil, sambil mensetel radio. Ia mengatur senderan jok mobilnya menjadi posisi lebih rendah agar ia bisa mendapat kan posisi lebih santai dan nyaman.

Sudah satu setengah jam ia menunggu. Bahkan frappuccino yang tadi dibelinya sudah habis, dan ia mencoba menghilangkan rasa bosan nya dengan mencheck sosmed nya. Tiba-tiba handphone nya bergetar, panggilan dari Papa nya.

"Halo, Papa dimana? Arkan udah nungguin dari tadi."

"Kamu yang kelamaan jemput, makanya tadi kita makan dulu." jawab Arvio-Papa Arkan

"Yaudah, Arkan udah tunggu Papa ditempat biasa." Arkan memutuskan sambungan secara sepihak, tanpa menunggu jawaban dari Papa nya

Suara ketukan kaca mobil nya, membuat Arkan menoleh kesamping. Disana Papa nya menunggu dibukakan pintu mobil yang terkunci dari dalam oleh Arkan.

"Buka," ucap Arkan dari dalam setelah memencet tombol pembuka kunci pintu mobil.

Arvio duduk disamping jok Arkan sedangkan Kania-Mama Arkan dan adiknya-Viona. Duduk di kursi penumpang belakang.

"Kak Arkan lama banget jemputnya, capek gue nunggu lo. Tau gak sih, gue, Mama sama Papa nunggu lo kaya orang ilang." celoteh Viona, membuat Arkan meringis sambil menutupi kupingnya.

"Lo kira tadi gue gak nungguin? lama banget nungguin lo makan" balas Arkan

"Lamaan mana, antara makan gue sama lo yang jomblo menahun." ucap Viona sarkastik

"Viona cukup. Kita gak akan jalan kalau kamu masih ribut sama Arkan." kata Kania menyela ucapan Arkan

"Cepat, jalan Arkan." titah Papanya

Arkan menginjak pedal gas nya, melajukan mobil sedan hitam menuju rumah nya.

◎◎◎◎◎◎◎◎◎

"Yaampun Ari-- sepedah kamu kenapa?" seru Mamahnya ketika melihat anaknya pulang dengan menuntun sepedahnya dalam keadaan penyok dibagian keranjang.

"Tadi ada orang gila yang nabrak pinky" jawab Ariana dengan sebal. Wajahnya masih ia tekuk sedari ia pulang

"Kan Mama udah bilang, naik mobil. Percuma Papa beliin kamu mobil tapi enggak pernah dipakai."

"Siapa juga yang pengen dibeliin mobil? Ari gak minta. Mendingan Papa kasih aja ke isteri mudanya." jawab Ariana dengan datar, kemudian ia beranjak masuk kedalam rumah nya, wajahnya semakin ditekuk, menambah kesan garang seorang Ariana.

"Ari, jangan seperti itu. Dia Papa kamu..." Rina-Mamah Ariana menyusul anaknya yang sudah masuk terlebih dahulu

_______

"Besok, pulang sekolah kamu kerumah Papa, ya." ucap Rina seraya mengambil air minum didalam kulkas.

Ariana yang duduk di konter mendengus kesal. "Males." jawabnya seraya memakan apel tanpa mencucinya terlebih dahulu

"Kamu enggak boleh seperti itu. Kemarin Papa kamu telpon Mama lagi. Dia ingin bicara sesuatu sama kamu."

"Enggak usah bahas dia, bikin perut mules aja." balas Ariana dengan datar

"Yaudah, tapi besok kamu harus kerumah Papa. Kali ini tidak ada penolakan." ucap Rina yang sudah tidak ingin dibantah

Ariana tidak mau membantah lagi, ini kali ke-tujuh Papanya menghubungi Mamanya, menyuruhnya untuk berkunjung sekedar basa-basi melepas rindu. Ariana mendengus kesal, ia malas karena Papanya pasti akan membanding-bandingkan dirinya dengan saudara tirinya-Selda. Seperti yang ada dipikiran kalian, Selda dan semua keluarga mereka perfect. Umur mereka sama. Yang jadi perbedaan adalah Ariana yang santai dan Selda yang perfect. Hanya itu.

AnorakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang