Arkan

35 2 1
                                    

Sampai sekarang gue masih belum percaya kalau gue satu sekolah sama cewek yang waktu itu gue tabrak sepedah nya. Sumpah, tuh cewek enggak ada kesan feminim nya sama sekali, liat gaya bicara nya aja udah bikin cowok enggak nafsu buat deketin dia.

Baru kali ini gue ketemu sama cewek yang bener-bener ajaib. Gimana caranya dia bisa masuk lewat tembok samping sekolah. Ya, menurut gue itu susah, karena gue sebagai cowok, seumur hidup belum pernah yang namanya masuk sekolah manjat tembok. Lah dia, bisa dengan mulus mendarat tanpa lecet sama sekali. Gue gatau seberapa sering dia lewat sana, mengingat dia yang udah jago banget. Mungkin dia udah sering melakukan hal kaya gitu.

Dan jujur, gue sempet kaget ngeliat gaya berpakaian nya yang ke-cowok'an banget.

"Woi! ngelamun apaan lu?"

Dion membuyarkan lamunan gue. Dia melihat kearah yang tadi gue pandang. Matanya menyipit lalu tersenyum jail ke arah gue.

"Gue tau apa yang lo pikirin." ucapnya sok tau

"Apa?" tanya gue

"Lo lagi mikirin Ariana kan?" tebak kan nya sangat tepat, membuat gue mengerjapkan mata. Betapa jagonya teman gue yang satu ini.

Gue hanya mengedikan bahu acuh. Ya, menurut gue gak usah diperjelas lagi.

"Iya gue tau, Lo lagi mikir kenapa tuh cewek gaya berpakaian nya persis kaya cowok kan?" ucapnya yang lagi-lagi membuat gue takjub.

"Iya. Gue heran, kenapa dia kaya gitu? yang gue tau, cewek itu adalah makhluk yang diciptakan untuk mempunyai tingkat tingkah laku yang menjunjung tinggi. Artinya setiap cewek mempunyai sikap sopan santun yang lebih baik dari pada cowok." mata gue langsung tertuju ke arah Ari yang sedang menaikan kedua kaki nya diatas meja kantin dengan gaya bossy nya.

"Ya, seperti yang lo liat. Dia cewek yang berbeda." ucapnya, membuat gue memandangnya aneh.

"Berbeda dari cewek yang lain. Dia sama kaya kita. Punya ketangguhan layaknya cowok." ucap gue

"Dan juga, lebih macho dari kita." katanya yang membuat gue sedikit tersinggung. Emang nya gue kurang macho apa coba?

"Maksud lo?" tanya gue

"Dia itu terkenal ganas disekolah ini." gue gak percaya. "Dia orang yang paling ditakuti." gue gak takut. "Mantan preman di sekolah ini aja takut sama dia." ucap Dion

"Sekarang, dimana preman sekolah sini?" kata gue penuh penasaran

"Udah tobat! tuh lu liat cowok yang pake peci, yang lagi makan sambil bawa tasbih di lehernya." tunjuk nya, membuat gue memandang miris kearah cowok yang ditunjuk Dion

"Efek nya bisa separah itu, ya?"

"Bisa! gue berani taruhan. Kalau lo berantem sama dia, gue jamin lo pasti bakal kalah." ucapnya.

Gue memandang malas kearahnya. Gue jadi gak yakin dia temen gue. Mata gue memandang kearah sepatu Ariana yang kotor. Kayanya gak pernah dia cuci sebulan lebih

"Jorok." desis gue

"Apaan? lo kalau ngomong yang jelas." ucap Dion

"Lu liat sepatunya. Pasti belum pernah dicuci sebulan?" kata gue

"Lo penasaran atau emang lo suka sama Ari?" katanya yang membuat gue memutar kedua bola mata

"Lo sinting? gue masih normal kali. Gak mungkin lah kalau gue suka sama tuh cewek." ucap gue sedikit tersenyum remeh. Lagi pula dia bukan tipe gue

"Jangan gitu mas bro, Ariana itu sebenarnya cantik, cuma gayanya aja yang menutupi kecantikan nya. Gue jamin lu pasti suka." kata-kata Diom terus berputar-putar diotak gue. Gak mungkin tuh cewek bisa mendadak berubah jadi cinderella, lah gayanya aja udah kaya bodyguard. Emang nya ada Bodyguard yang berubah jadi cinderella?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnorakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang