2. Murid baru

20 2 1
                                    

Hari ini Ariana harus menelan pil pahit untuk kesekian kalinya. Dirinya hampir terkena serangan jantung mendadak saat melihat jam dinakasnya tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Hasilnya, hari ini dia terlambat untuk kesekian kalinya secara berurutan. Mama nya memang mendidik anaknya untuk mandiri, agar Ariana terbiasa bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.

Ariana hari ini memakai seragam putih abu-abu. Yang membedakan dirinya dengan wanita lain disekolah adalah, dia selalu menggunakan seragam untuk laki-laki, enggan untuk memakai rok yang katanya "Kesempitan, pendek banget roknya, enggak bisa buat lari-larian." itu alasannya. Tapi ia juga tak lupa untuk membawa rok di tas nya. Jika Papanya tau, mungkin ia akan terkena serangan jantung sambil komat-kamit seperti melihat setan. Untung, Papanya sudah tak tinggal dirumah.

"Ma, Ari berangkat dulu." ucap Ariana seraya berlari keluar dan menaiki mobil pemberian Papanya.

"Hati-hati!" seru Rina dari dalam rumah

Ariana langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi. Kalau orang lain membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai kesekolah, Ariana hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai. Jadi kalian bisa bayangin kan, gimana sensasi menaiki mobil yang dikendarai Ariana?

Mobilnya ia parkirkan di depan warung dekat dengan sekolahnya, karena pagar sekolah sudah tutup 1 jam yang lalu.

Ariana segera berlari kesisi samping sekolahnya. Tembok disana cukup rendah dan mudah untuk di panjatnya. Ia sudah tak mungkin melewati gerbang depan dan belakang karena ia tahu, penjaga sekolah sudah tidak berkeliling disekitar sekolah. Yang berarti penjaga sekolah sudah menetap di balik gerbang.

Ariana membuat ancang-ancang sebelum menaikinya. Dengan lihai, ia sudah bisa melewati pagar itu dengan selamat dan mendarat mulus, diiringi dengan suara berdebum dari kedua kakinya.

"Siapa lo?"

Ariana mendongak. "Lo! ngapain disini?" ketusnya. Mata Ariana terbelalak melihat cowok yang kemarin telah membuat pinky nya rusak.

"Lo manjat?" pekik Arkan. Arkan melihat jam di pergelangan tangan kirinya. "Gila, jam 8?" Mata Arkan hampir saja keluar

"Jangan berisik, nanti gua ketahuan." desis Ariana sambil membekap mulut Arkan dengan telapak tangannya.

Arkan menangkis tangan gadis itu. "Lo yang kemarin itu, kan?"

"Iya---" ucapnya seraya mengeluarkan rok di dalam tas nya, lalu tangannya menutup resleting tas nya. "Lo anak baru?" tanya Ariana tanpa melihat lawan bicaranya. Terlalu sibuk dengan celananya

"Iya." jawab Arkan singkat.

Tanpa malu, Ariana memakai rok nya masih dengan menggunakan celananya. Setelah mengancingi rok nya, kemudian ia mendodorkan celananya didepan Arkan.

"Lo mau ngapain?" tanya Arkan panik

Ariana memberi tatapan lo-gak-liat-gue-ganti-celana!

Otomatis Arkan dibuat kaget dengan tingkah cewek dihadapannya. Serentetan komentar konyol melintas dipikiran Arkan.

"Apa lo liat-liat?" tanya Ari saat melihat Arkan yang melihatnya dengan tatapan jijik

"Lo bisa kan ganti di kamar mandi?"

"Apa bedanya sama disini?" tanya Ari

"Ya bedalah, gue cowok, dan lo cewek. Jaga sikap."

"Gue pake celana kok." Ari mengankat rok nya, menunjukan celana pendek dibaliknya.

Arkan melotot, tangannya menahan rok Ari yang diangkat. "Sinting ya lo? Bisa gila gue kalau lama-lama sama lo."

"Bawel! minggir lo, gue mau ke kamar mandi." Ari melewati cowok itu begitu saja. Lalu menaruh tas nya di wastafel dan keluar dari kamar mandi. Ia sengaja menaruh tas nya disana agar tak ketahuan bahwa ia baru saja tiba disekolah. Tembok yang diloncati Ari dekat dengan kamar mandi. Dan kebetulan Arkan pun habis dari kamar mandi.

Ternyata Arkan masih berdiri diposisi yang sama sebelum ia memasuki kamar mandi. Menatap Ari dengan pandangan sulit diartikan. "Udah sana masuk, ngapain lo bengong disini?" Tanya Ari, membuyarkan lamunan Arkan tentang gadis dihadapannya.

◎◎◎◎◎◎

"Assalamualaikum." Ariana mengucapkan salam ketika memasuki kelas nya.

Seisi kelas dan guru pun menatap kearah pintu. Tentu saja itu membuat Bu Tutik naik darah, bahkan sudah ada api yang menari-nari diatas kepalanya. Menatap Ariana dengan sadis seperti melihat seonggok daging.

"Kamu gak boleh masuk pelajaran saya!" Usir Bu Tutik yang sudah naik pitam

"Kok gitu sih Bu? saya suka banget loh-- sama pelajaran Bu Tutik." ucap Ariana dengan santai

"Abis dari mana kamu?" tanya guru itu dengan datar

"Kamar mandi Bu." Jawab Ariana.

"Bohong Bu, palingan dia telat lagi." Gilman berseru

"Hukum aja tuh Bu-- biang rese." celetuk Raffi

"Lah, lu Boker apa tadarusan? lama banget Ri..." pekik Angga

Ariana melotot ke tiga teman nya. Bahkan mereka mati-matian menahan senyum saat melihat Ariana sudah mencebik kesal. Ariana pun sudah ingin membalas ucapan mereka tapi ia urungkan karena sekarang ia harus menghadapi guru di depan nya.

"Diam semua!" guru itu memperhatikan raut wajah Ariana. Bu Tutik tau sekali bahwa anak ini sedang berbohong. Maka ia memutuskan untuk, "Ayo ikut saya." sambil menarik tangan anak itu.

___________

"Sudah berapa kali saya bilang-"

"Gunakan alarm, saya capek harus marahin kamu terus. Gak ada kapok nya." Ariana menyela ucapan Bu Tirta- guru bp di sekolahnya. Bahkan Ariana sudah hapal dengan ceramahan semua guru.

"Nah itu kamu tau." kata guru itu.

"Tadi alarm saya mati. Makanya telat lagi." elak Ari

"Saya kapok di Php-in terus sama kamu." kata Bu Tirta sambil memijit pelipisnya yang terasa sakit

Ariana mendengus."Sumpah ya bu, saya gak ada niatan buat php-in ibu, apalagi modus."

Bu Tirta geleng-geleng kepala. "Saya bingung mau kasih hukuman apa lagi sama kamu." Ia membuka buku jurnal merah, buku itu di khusus kan bagi murid yang melanggar. Bu Tirta menghela nafas. "Lihat? isi nya, hampir semua nama kamu. Bu Tirta capek nulis nya lagi." Bu Tirta menunjukan isi buku jurnal nya pada Ari.

Ariana berdecak, kemudian ia mengambil pulpen dari tangan Bu Tirta, lalu ia menulis namanya sendiri di buku itu. "Tuh Bu, udah saya tulisin. Baik kan saya?" ucapnya santai

"Sana kamu bersihin toilet." titah Bu Tirta

"Ok." Ariana segera keluar dan melambaikan tangan nya didepan Bu Tirta. "Jangan kangen, ya.."

Bu Tirta menghela nafas frustasi. "Mimpi apa saya. Berhadapan karo murid koyo ngono." [berhadapan sama murid kaya gitu]

◎◎◎◎◎◎

Bukan Ariana namanya kalau harus mengikuti perintah. Ia tidak mau menjalankan tugas dari Bu Tirta, ia memang pergi ke toilet tapi tidak untuk membersihkannya melainkan untuk mengganti rok nya dengan celana. Setelah selesai, ia menyampirkan tas nya di pundak kiri, tak lupa ia menguncir rambutnya. Lalu bergegas ke kantin untuk membeli minum serta sarapan. Memutuskan untuk masuk ke kelas kembali setelah jam istirahat.

◎◎◎◎◎◎◎
tunggu selanjutnya ya... see you :* salam dari Ariana

AnorakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang