"Eh Dav, seharusnya lo gausah repot-repot deh gendong gue." ucap Hasna pelan sambil merangkulkan tangannya ke leher Dava agar tidak jatuh.
Tetapi, Dava hanya diam saja. Dia tidak menanggapi omongan Hasna, dia juga tidak membantah omongan Hasna. Ia tulus menolong Hasna.
Hasna dan Dava akhirnya ke UKS dengan cara Dava menggendong Hasna. Di sepanjang jalan menuju UKS mereka tak henti-henti nya dapat sorakan dari anak-anak SMA Star War. Entah itu kakak kelas dan sampai pak-pak yang bersih-bersih sekolah sampai menyoraki mereka.
Ada juga yang menatap mereka sinis dan berbisik-bisik. Wajar lah, mereka kan murid baru kok bisa berbuat seperti itu di hari pertama MOS.Akhirnya mereka sampai di UKS.
"Dah turun sana!" kata Dava sambil mendudukan Hasna di tempat tidur UKS. Lalu ia langsung keluar dari UKS tanpa melakukan pertolongan apapun terhadap Hasna.
"Eh Dav lo kemana?? Kok gue di tinggal? Kan gue takut .... "
Tapi ternyata Dava keluar bukan untuk kabur dari Hasna, tetapi ia membelikan tisu, air mineral dan hansaplast di koperasi untuk Hasna.
"Nih." Dava menjulurkan hansaplast dan tisu ke Hasna yang sedang meniupi luka nya.
"Gamau pake!"
"Eh luka lo itu bisa kena bakteri kalo gak diobatin."
"Perih Dav... gimana sih"
"Manja banget sih jadi cewek."
"Anjiirrr emang perih kok. Pokoknya aku gakmau pake Dav."
"Bawel lo. Udah sini gue pakein biar cepet kelar." Dava akhirnya mengambil hansaplast yang diberikannya tadi dan mengambil betadine dan kapas di kotak P3K yang ada di UKS.
"IDIHHH GAMAU DAVAAAAA." Hasna akhirnya berteriak agar Dava tidak membersihkan lukanya. Tetapi Dava malah cepat2 membuka bungkusan hansaplast itu.
"Duh lo berisik banget ya jadi cewek disini itu UKS. Udah cengeng, manja, berisik lagi. Udah ya gue disini mau bertanggung jawab jadi sakit atau ga sakit itu lo tanggung sendiri."
"Anjirrr... AAAAAAA SAKITTT DAVVVVVVVVVVV!!!!" Ia langsung refleks menjambak rambut nya Dava karna tiba-tiba Dava langsung mengguyurkan sedikit air mineral ke lutut Hasna.
"Duhhh ini itu masih dikasih air kaleee. Alay banget sih lo!"
"Aduhh dikasih air aja udah perih apalagi dikasih ituuu." kata Hasna sambil menunjuk betadine di sebelah kasurnya.
"Jangan dirasaiin makanya."
"Jangan dirasaiin gimana maksud lo? Sumpah ini tapi perih banget Davvv."
"Bentar-bentar Has." Dava telaten membersihkan luka Hasna yang lumayan besar itu dengan lembut. Ia mengusap perlahan luka Hasna menggunakan kapas.
Setelah mengguyurkan sedikit air ke lutut dan membersihkan menggunakan kapas. Ini adalah bagian yang gak disukai Hasna, bisa di tebak Hasna seketika itu langsung menjerit kesakitan dan semakin menjambak rambut nya Dava.
"DAVVV SUMPAH UDAH DAV UDAHH SAKITTT ANJIRRRR..."
"Eh lo pikir lo doang yang sakit, gue juga. Lo gakusah pake narik rambut gue juga kalii.."
"Bodo amat gue sakit lo juga sakit!"
"Duh ini ini udahh. Tinggal dikasih betadine sama hansaplast nih."
"Jangan betadine Dav please... Langsung hansaplast ajaaa."
"Percuma lah kalo langsung dikasi hansaplast doang, Gaada obatnya dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I Stay?
Teen FictionHasna yang sifatnya sungguh periang sangat menyukai Dava yang sifatnya sungguh berkebalikan dengannya. Dava yang dingin, dan terkesan cuek dengan segalanya. Mampukah Hasna meluluhkan hati Dava yang sedingin es itu? Mampukah Hasna tetap pada...