6. Sekolah dan Kamu [ Repost ]

13.3K 918 8
                                    

Mobil hitam milik Nata berhenti di depan SMA Tunas Garuda. Lalu dua gadis cantik keluar dari dalam mobil itu. Gaea langsung pergi menuju kelasnya sedangkan Senja masih terdiam di sana.

"Kamu kenapa, sayang? Ada yang sakit?" Tanya Nata khawatir seraya keluar dari mobil dan mendekati anaknya.

"Bukan Pa. Aku cuma takut nanti gak punya teman. Gak ada yang mau berteman denganku." Senja masih menunduk. Lalu Nata membungkuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil putri kesayangannya itu.

"Kan kamu masih punya Ka Dita. Dan Papa percaya, cepat atau lambat kamu punya banyak tem--" Kata Nata terpotong saat ia melihat seorang pemuda yang sedang berdiri di sampingnya.

"Senja?" Jingga tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Ka Jingga!" Seru Senja dengan antusias. Sedangkan Nata terus menatap Jingga, Nata merasa seperti ada sosok seseorang di dalam tubuh lelaki tampan itu. Seseorang yang amat ia kenal. Lalu Jingga juga tersenyum pada Nata dan Nata membalasnya.

"Halo, om. Kenalin saya Jingga." Jingga mengulurkan tangannya pada Nata dan di sambut hangat dengan Nata. "Iya, Pa. Ini Ka Jingga. Yang waktu itu aku ceritain." Sambung Senja.

"Jingga, om boleh titip Senja ke kamu?"

"Dengan senang hati, om."

"Tolong jaga Senja saat saya tak bisa pantau Senja. Om percaya sama kamu."

"Siap, om."

Nata mengecup kening putrinya, lalu ia bergegas kembali ke mobil. Dan Jingga mengajak Senja masuk dengan menggandengnya. Seketika itu juga semua pasang mata melihat kearahnya, mereka menjadi pusat perhatian.

Perempuan di sekitar mereka yang melihat ini seakan iri dengan Senja. Padahal Senja adalah murid baru. Dan senyum di wajah Jingga tidak memudar sejak di gerbang tadi. Mereka tidak tau, bahwa ada hati yang terluka di balik kebahagiaan mereka.

***

Hari ini adalah hari pertama Masa Orientasi SMA Tunas Garuda, semua anggota OSIS bersiap untuk memberikan pengarahan pertama bagi calon siswa siswi Tunas Garuda. Terutama Karel, selaku ketua OSIS yang sedari tadi sibuk mengatur ini itu hingga Didi berniat untuk menjahili Karel. Namun niat Didi di cegah oleh Juna, karena Juna takut jika nanti Karel mengamuk. Seperti bayi gorila, katanya.

Semua calon siswa siswi SMA Tunas Garuda berkumpul di aula, dan sekelompok orang yang memakai almamater merah maroon itu mulai berdatangan. Karel di persilahkan pembina OSIS untuk menaiki mimbar dan membuka acara ini dengan resmi.

"Pagi, semuanya." Ucap Karel dengan senyum yang hangat mampu membuat ABG labil berteriak histeris.

"Pribahasa mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Gimana lo bisa sayang gue kalo lo gak tau nama gue?" Lagi-lagi Karel membuat aula bergemuruh akibat teriakan. "Nama gue, Karel Aldiansyah. Boleh di panggil Babe kalo ribet."

"Ka Kareeelllll.... "

"Ya ampun, Ka Karel... "

"Love you, Ka."

"So baby please be mine."

Seruan demi seruan terlontar hingga membuat Karel terkekeh. "Oke, langsung ke intinya. Acara orientasi ini, resmi gue buka. Untuk pengarahan selanjutnya, bisa di informasikan oleh sekretaris cantik gue, Zulfah."

Sedangkan di sisi lain, Zulfah menatap Karel dengan tajam. Iya, selama ini Karel memang suka mengganggu Zulfah. Mulai dari mengejeknya dengan hsl kecil, hingga menggagalkan masa pendekatan Zulfah dengan Wendi--teman sekelas Zulfah. Entah, itu sudah menjadi suatu kebiasaan untuk Karel. Tapi Karel suka. Suka melihat raut kesal Zulfah.

Senja Dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang