Part 1

35 2 6
                                    

pictnya itu si vaby ya

"mah harus kah aku sekolah disini?" tanyaku pagi ini. "ya iya lah, kenapa engga?" balas mamah yang masih membuatkanku sarapan. "tapi mah, apa orang - orang disini tidak akan menganggapku aneh?" Mamah menoleh ku dengan tatapan sayangnya."kenapa berbicara seperti itu sayang? Kau tidak aneh kau hanya istimewa" jawab mamahku sembari membelai rambut ku.

Namaku Vaby Alexa, aku biasa di panggil Vaby. Aku lahir secara normal, tapi pada saat umur 6 tahun aku seperti mendapat kekuatan untuk melihat segala macam yang tak bisa dilihat dengan sembarang orang. Tetapi dengan bisa melihat segala yang kasat mata mulai dari 6 tahun itu bola mataku berubah menjadi warna merah layaknya darah. Orang mengira kalau aku ini vampir, yang kebanyakan bermata merah menyeramkan.

"ayolah vaby jangan melamun kau akan terlambat bersekolah, dan papah juga akan telat berangkat kerja, cepat habiskan sarapanmu!" aku tersadar dari lamunan ku. "sabar sedikit pah, dia bisa tersedak nanti" mamah membelaku. Aku pun bergegas menghabiskan sarapanku lalu berpamitan pada mamah.

"pah..kenapa vaby jadi ikut ke london kalau di greenland vaby lebih nyaman?" tanyaku pada papah yang sedang memainkan ipadnya.

"mamahmu kesepian vab" jawab papah cuek. Papah orangnya memang cuek dan tegas tapi dibalik itu papah juga seorang yang penyang terhadap anak - anaknya.

Sesampainya di sekolah

"pah! Papah yakin mau sekolahin aku disini? Pah lihat gedungnya sangat menyeramkan!" aku bergidik membayangkan macam - macam bentuk yang bakal aku lihat saat disekolah ini. "jaga sikapmu vaby! Ini sekolah terbaik di kota ini" papah berjalan masuk kedalam gedung sekolah. Ada hawa dingin dan lembab saat memasuki sekolah ini.

Papah berjalan cepat menuju ruang kepala sekolah. Saat memasuki ruang kepala sekolah, sang kepala sekolah menyambut baik papahku "aah.. Cevin.. Apa kabarmu kawan? Tak kusangka kau akan kembali ke london, hahaha" sapa kepala sekolah itu kepada papah ku, dan sudah jelas sekali kalau mereka kawan lama.

"oh tuhan leo, yang benar saja aku pasti kembali, ini kampung halaman kita leo" jawab papahku. Kepala sekolah itu menatapku setelah lama menjabat dan berbincang dengan papahku.

"dan inii..." tanya kepala sekolah itu kepada papahku, tatapannya biasa saja berarti dia sudah terbiasa dengan mataku.

"oh ya leo.. Ini anakku, vaby alexa. Aku pernah menceritakannya padamu" jawab papahku. Aku hanya memberikan senyuman termanis yang aku punya.

"dia seperti istrimu dan mewarisi mata ayahmu cevin" kata kepala sekolah itu setelah menelitiku dari ujung rambut hingga ujung kaki ku.

Ternyata kakek juga mempunyai mata seperti ini- bathinku

"bisa kau bantu dia bersekolah disini leo?" tanya ayahku

"tentu saja cevin, anakku akan senang mendapatkan teman baru, dia persis sepertimu vaby, akan ku panggil sebentar ya" kepala sekolah itu pun pergi untuk memanggil anaknya.

"apa aku akan baik - baik saja pah ?"

"tentu nak tentu" jawab papah sembari mengelus puncak kepala ku.

Suara pintu terbuka dengan sangat miris sekali

"nah itu dia lea, teman barumu"

Aku menoleh kearah pintu dan muncul lah gadis berambut setengah di cat warna merah keunguan sangat menyatu dengan rambut hitam panjangnya. Wajahnya yang mungil dan chuby senada dengan mata hijaunya, tapi sayangnya wajahnya pucat sekali.

"lea, mau sampai kapan berdiri disitu?" kata ayahnya sang kepala sekolah

Dia berjalan ke arahku dan menggandengku, "aku bawa ke kelasku ya ayah!" suaranya khas periang sekali.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang