.
.
Saat keadaan kembali seperti semula. Setidaknya masih ada mereka.
.
.
Keadaan kembali seperti awal sebelum orang itu tinggal dengan almarhum nenek. Perlahan semua orang mulai membandingkan kami kembali. Hanya segelintir orang saja yang bisa mengerti kalau aku benci dibandingkan dengan dia.
Aku sudah berusaha mengabaikan ucapan orang tentang diriku. Tapi bagaimana aku tidak geram jika mereka dengan terang-terangan membandingkanku dengan Seokjin Hyung di depan mukaku?
Andai Hyojae, Jungkook dan Jimin tidak segera menahanku, orang-orang yang berani berucap di depanku pasti sudah aku hajar. Tidak peduli meskipun orang itu berjenis kelamin wanita.
Perhatian yang aku terimapun kini semakin berkurang. Untuk hal ini aku justru bersyukur sebenarnya. Karena jujur walaupun aku tidak keberatan tapi rasa tidak nyaman selalu muncul saat perhatian semua orang terarah padaku.
Bagaimana kau bisa nyaman saat mengupil pun banyak pasang mata memperhatikanmu?
Oke abaikan.
Di rumahpun suasana semakin membuatku tidak nyaman. Tidak ada yang aneh sebenarnya. Aku hanya belum bisa beradaptasi dengan kehadirannya lagi. Setelah hampir 3 tahun tidak tinggal bersama. Tidak saling bertatap muka. Aku belum bisa berada dalam satu lingkungan dengannya. Tapi kedua orang tuaku selalu membuat kami berada dalam satu tempat dengan berbagai alasan.
Aku butuh waktu untuk semua ini.
Tidak, jangan kalian berfikir aku sebenci itu dengannya hingga tidak sanggup bertatap muka dengan kakakku. Bukan. Dia kakakku, saudaraku satu-satunya. Aku tidak mungkin membencinya. Perasaan ini bukan benci. Aku hanya tidak ingin merasa sakit hati. Dan setiap kali melihat rupanya, perasaan yang selama ini berusaha aku kubur didalam sudut hatiku akan muncul ke permukaan dengan sendirinya. Kekecewaan. Amarah. Sakit hati. Semuanya yang membuat dadaku sakit akan bermunculan secara bergantian.
Aku menghindari rasa sakit ini. Tapi tidak ada satu orangpun yang mau mengerti.
"Hah, aku lelah."
Hari ini hari minggu, tepat sepekan setelah keadaan kembali seperti semula. Aku sekarang tengah tiduran dikamar sambil mendengarkan musik dari ponselku. Kalau biasanya, akhir pekan seperti ini aku akan mengganggu kegiatan memasak Eommaku di dapur kesayangannya. Beliau memang akan memasak besar-besaran saat akhir pekan. Itu sudah merupakan tradisi sejak aku masih kecil. Dan entah sejak kapan aku memang sangat suka mengganggu Eommaku ketika sedang memasak. Mendengernya mengomel membuatku merasa disayangi. Tapi sekarang aku sangat yakin beliau sedang tidak sendirian di dapur. Jadi aku malas kesana.
Mengganggu Abeoji biasanya juga masuk dalam list kegiatanku di hari minggu. Beliau kalau sudah menonton tayangan olahraga pasti sangat serius. Dan tempat favoritnya menonton televisi ialah ruang tengah. Aku sendiri walaupun punya televisi di kamar pasti akan lebih suka menonton kartun di ruang tengah. Apalagi jika Abeoji sedang melihat berita olahraga. Seperti halnya Eomma, aku suka mendengar omelan Abeoji.
Tapi untuk sekarang mungkin aku akan mengurangi kegiatan ini.
"Aku akan merindukan rutinitas hari mingguku. Hah"
Line~
Suara notif line membuat lagu yang sedang dinyanyikan Younha dari ponselku terhenti.
HyoJL sent you a message.
![](https://img.wattpad.com/cover/44082934-288-k804187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY???
FanfictionAku memang nakal. Aku memang anak yang tidak bisa dibanggakan. Tapi jangan parnah membandingkanku dengan dia. Aku tidak membencinya. Dia kakakku. Saudaraku satu-satunya. Aku hanya tidak suka jika kedua orangtuaku selalu membanding-bandingkan aku den...