[IMAGINE]

536 30 3
                                    

Kim Hanbin [iKON]
.
.
.
.
.
.
.
.
Satu hal yang benar-benar kamu ketahui adalah kamu menyukainya. Kamu menyukai cara ia tertawa, kamu menyukai bagaimana ia berteman dengan siapa saja, kamu menyukai sifatnya yang ramah, dan hal yang paling kamu sukai darinya adalah matanya.

Kamu menyukai Kim Hanbin. Lebih tepatnya kamu menyukai matanya, tatapannya. Kamu ingin terus selalu menatap sepasang manik itu, tapi kamu juga takut menatapnya lantaran karena itu wajahmu akan memanas.

Hari ini. Kamu hanya bisa mengumpati teman sebangkumu yang hilang begitu saja, membuat Hanbin yang duduk jauh di belakang sana menghampirimu alih-alih agar dapat melihat dengan jelas apa yang dicatat di papan tulis.

Kamu berusaha setengah mati untuk tenang, berusaha untuk tidak meliriknya, ya intinya jangan sampai kamu menatap matanya. Namun usahamu nihil hasilnya ketika Hanbin menyerukan namamu.

"Heh y/n."

Dengan ragu kamu menoleh kearahnya, dan mendapatinya tengah berkutat dengan soal matematika. "Apa?" Matamu masih enggan bertemu pandang dengan matanya.

"Lihat aku dong."

Mau tidak mau kamu menatap matanya, dan sialnya Hanbin mengunci tatapanmu. Ia mengambil alih semua atensimu. Kamu seperti terjatuh ke dalam jurang. Enggan untuk berada di dalamnya tapi tak sanggup untuk keluar. Kamu hanya melongo, dan perlahan berfikir, 'nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?'

"5 x 8 berapa?"

Kamu tahu itu pertanyaan mudah. Kamu juga tahu kalau Hanbin tidak sebodoh ini, menanyakan berapa 5 x 8. Ia hanya ingin memecah atmosfer kecanggungan yang sangat tebal diantara kalian berdua.

Jeda 3 detik.

Jeda 4 detik.

Jeda 5 detik.

Sampai akhirnya di detik ke 10 kamu bisa menjawab pertanyaannya, "40!" Jawabmu, lalu kamu langsung menunduk. Malu karena lama menjawab pertanyaan semudah itu. Berdoa agar Hanbin tidak bertanya lagi, membuatmu terpaksa harus menatap matanya.

"Kalau 8 x 7?"

Sayangnya doamu tidak terkabul. Kamu menatap matanya lagi. Pandangan kalian bertautan.

Jeda 3 detik.

"56!" Akhirnya kamu bisa menjawab pertanyaan Hanbin lebih cepat dari sebelumnya. Kamu memilih bergegas untuk meninggalkan Hanbin. Karena menurutmu, kamu hanya akan bertambah bodoh jika di sampingnya. Namun ketika kamu hendak untuk berdiri, Hanbin dengan sigap langsung menahanmu. "Y/n, mau kemana?"

"Aku pusing ah sama hitung-hitungan."

"Ayo kita menghitung! Kita hitung jumlah anak!"

Sungguh, rungumu tiba-tiba tuli mendengar apa yang diucapkan Hanbin. Kamu hanya bisa menganga tidak percaya.

"Kita menghitung berapa jumlah anak yang bisa kita buat nanti." tambahnya, lalu ia terkekeh.

Fin.

-yong-

iKON FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang