#JEALOUS(?)

118 22 7
                                    

Woi!! CarCar! Siang ini ke café yuk! Gue sama Alvin tunggu lo di café biasa ya!!

Isi sms yang muncul di Handphone Carissa membuatnya semangat dan bergegas dandan untuk pergi keluar rumah. Dengan sigap ia memasukkan dompet, handphone, bahkan payung ke dalam tasnya. Beres!

Seperti biasa Carissa berjalan lewat jalan yang biasa ia lalui, jalan yang ia lewati juga bersama Arga.

"Rumah si kupret dimana ya kira-kira? Dia sama gue tinggal di daerah yang sama tapi kok gue ga pernah liat ya? " ucap Carissa sambil berjalan sendirian.

"Apa gue muter aja ya? Siapa tau nemu dia di jalan terus gue pungut deh hahahahahaha lagian masih jam segini pasti Caca sama Apin belum sampe" Carissa langsung mengubah arah langkahnya berbalik ke jalan yang lain. Satu rumah. Dua rumah. Lama kelamaan semakin besar dan megah. Mata Carissa terbelalak ketika melihat komplek elit yang baru saja dia ketahui keberadaannya.

"Ini rumah atau istana? Gilaa mungkin ruang tamunya segede rumah gue" gumam Carissa dalam hati.

Langkahnya terhenti di depan rumah yang tidak kalah megah dari rumah di sekitarnya. Yang membuat rumah ini berbeda adalah banyak tanaman hias di depan rumah itu. Sejuk, tentram, dan membuat Carissa langsung teringah suasana sehabis hujan yang nyaman. Rumah mewah itu bertingkat dua. Diatasnya terlihat seorang pembantu yang sedang mengelap kaca kamar yang besar sekali. Pagarnya terbuka, suara mesin mobil yang sedang menyala pun membuat Carissa penasaran untuk mengintip siapa sebenarnya pemilik rumah tersebut. Perlahan tapi pasti ia melangkahkan kakinya mendekat.

"Arga! " ucapnya dalam hati.

Tangannya seketika mendekap mulutnya agar tidak ketahuan oleh Arga, si pemilik rumah itu.

"Pak Joen, saya berangkat dulu" pamit Arga pada Pak Joen dan langsung memasuki mobil miliknya.

"Mampus gue! " Carissa secepat kilat langsung bersembunyi dibalik pepohonan depan rumah Arga.

Untungnya Arga tidak menyadari keberadaan Carissa dan langsung memacu mobilnya kencang kearah jalan keluar komplek. Carissa yang masih bersembunyi akhirnya menghela nafas lega.

"Eh! Gue telat! " kata Carissa dengan terburu-buru pergi dari tempat itu.

**

"Kemana aja sih lo? Lama banget sih!! " kata Caca yang sudah menyilangkan tangannya kesal.

"Maaf tadi gue... boker dulu sakit perut" jawab Carissa gugup.

"Tuh Car udah gue pesenin lemon tea sama croissant kaya biasa" Alvin yang duduk di samping Carissa langsung menyodorkan segelas lemon tea dingin dan croissant.

"Thanks Apinnn lu the best! "

"Eh Car, gimana lo sama Bang Ben? Belom jadian? " tanya Caca degan wajah 'seribukepo' nya.

"Apasih kok jadi Bang Ben, orang dia cuma nyuruh gue save nomor dia lagian itu juga karna dia senior kita di klub kan?" jawab Carissa.

"Bohong banget deh lo! Bang Ucup bilang kalo kemaren pas lu ngumpulin tugas, Bang Ben sempet megang tangan lo kan? Ngaku loooo!! " tuduh Caca menggoda temannya itu.

"Ihhhh gue ga pegangan itu sih salah paham, jadi waktu itu gue mau nyusul si Arg..." bibir Carissa berhenti bergerak setelah ia melihat sosok Arga dari kejauhan yang sedang memasuki café. Itu Arga. Benar. Kemeja itu yang tadi ia pakai. Di tangannya juga ada kacamata hitam yang tadi ia pakai untuk menghalangi sinar matahari yang terik di mobilnya.

Bukan Arga yang membuat Carissa terdiam. Perempuan berambut panjang bergelombang dan terurai yang disamping Arga lah yang membuatnya diam. Wajahnya seperti model. Badan yang ramping idaman setiap wanita. Pakaiannya sederhana. Kemeja yang hampir senada dengan yang digunakan Arga, jeans ketat yang memperlihatkan kaki jenjangnya, sepatu berhak rendah yang membuat kakinya terlihat anggun.

Beauty In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang