6

25 4 0
                                        


Author

Tya menatap kepergian Ale dengan fikiran bertanya-tanya, sedangkan Ovi santai saja dan kembali fokus pada menu makanan.

"Vi? ko lo gak bingung sih kenapa si Ale buru-buru gitu?" tanya Tya heran.

Ovi terkekeh, "Dia kan gak jelas hidupnya". Tya mendengus saat mendengar jawaban dari Ovi, anak ini memang susah sekali untuk diajak serius. Sedangkan Valdo hanya tersenyum melihat mereka berdua.

Setelah itu mereka memesan makanan nya, dan disela-sela makan Valdo dan Tya terus mengobrol dengan asiknya sedangkan Ovi memasang ekspresi kesal karna dirinya merasa diacuhkan.

"Lo pulang naik apa Ty?" tanya Valdo saat mereka semua sudah selesai makan.

Tya tampak berpikir sejenak lalu melirik Ovi, "Lo naik apa Vi?" tanya Tya tanpa menjawab pertanyaan dari Valdo.

Ovi memutar bola matanya malas, "Gausah pake nanya gue segala deh Ty, udah kalian berdua balik bareng aja biar gue naik taxi" ucapan Ovi membuat Valdo mengacungkan jempol nya kehadapan Ovi.

"Yakin? gue naik taxi juga deh bareng lo" ucap Tya yang membuat Ovi langsung melototkan kedua bola matanya.

"Lo.sama.dia." ucap Ovi sambil menekankan setiap perkataan nya sambil melirik sekilas ke arah Valdo.

"Udah yok pulang, karna kalian pasti bakalan ngobrol terus dan gue dikacangin, mending gue jalan duluan ya. Bye, thanks Kak buat traktirannya" ucap Ovi

"Sama sama" Valdo lagi-lagi tersenyum, senyum yang bisa membuat wanita meleleh mungkin(?)

"Ovi lo hati-hati ya, makasih udah mau nemenin gue" ucap Tya sambil tersenyum lebar.

"Kalo gue kenapa-napa dijalan, pliss kasih tau orang tua gue karna selain mereka gak ada yang bakal khawatirin gue" sifat dramatis Ovi pun keluar saat mengucapkan kalimat itu.

Tya dan Valdo tertawa, "Kayaknya lo sama Ale cocok deh jadi pemain drama" ucap Tya.

"Besok niatnya sih gue sama Ale mau daftar jadi penari" ucap Ovi dengan wajah yang serius.

Tya dan Valdo bungkam dan saling melirik satu sama lain sambil menahan tawanya, "Iya gue tau becandaan gue barusan garing. Bye" ucap Ovi sewot lalu langsung pergi melengos meninggalkan Tya dan Valdo yang akhirnya tertawa saat Ovi pergi.

"Temen lo aneh-aneh ya Ty" ucap Valdo saat mereka berdua menuju parkiran.

Tya tertawa, "Emang. Makanya lo maklum aja ya kalo gue kadang rada aneh, mungkin kena virus mereka" ucap nya.

"Si Ale orang nya galak ya?" pertanyaan Valdo membuat Tya tertawa geli. Valdo menaikan sebelah alisnya menatap Tya heran, "Dia baik banget sumpah deh, cuma ya kalo emang baru kenal gitu jutek-jutek galak" ucap Tya diakhir tawa nya sedangkan Valdo hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo tunggu sini ya gue ambil motor gue dulu" ucap Valdo saat mereka sampai diparkiran. Tya hanya mengacungkan jempolnya.



***


Ovi memasuki sebuah kamar besar yang bernuansa biru dan putih, kamar yang tertata rapih itu mampu membuat siapa saja yang masuk kesana ingin tertidur pulas karna rasa nyaman. Dia menggelengkan kepala saat melihat seseorang tengah tertidur pulas diatas keranjang Queen size didalam kamar itu.

Dia menghirup nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan pelan dan berteriak ke arah orang yang sedang tertidur itu.

"ALE BANGUN ADA CEWEK CANTIK SEDANG BERKUNJUNG NIHH" mendengar teriakan Ovi, Ale langsung duduk terkesiap dia atas tempat tidur nya dengan wajah kaget.

Kesadaran nya belum penuh total, setelah beberapa detik dia mengatur nafas nya yang tidak teratur langsung mengambil bantal yang ada disamping nya lalu dilemparkan ke arah Ovi dengan keras.

Bukk

"Aww, Ale kampret" teriak Ovi saat bantal yang dilempar Ale berhasil mendarat didepan wajahnya.

"Mampus lo" ucap Ale sinis saat melihat Ovi mengaduh kesakitan.

Ovi menghampiri nya ke tempat tidur dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu. "Gue capek Le" keluh Ovi tiba-tiba.

"Sama" sewot Ale sambil memandang Ovi dengan kesal.

"Gue mau ngadu sama lo nih Le" ucap nya dengan wajah memelas.

Ale menatap nya heran, "Ngadu apaan?" tanya nya.

Ovi bangun dan merubah posisi nya menjadi berhadapan dengan Ale. "Pokoknya besok pas disekolah lo harus omelin Tya ya Le, masa nih ya pas lo pergi kan kita bertiga makan tuh terus gue dicuekin sama mereka berdua, mereka asik ngobrol sambil bercanda sedangkan gue cuma bisa jadi obat nyamuk doang" cerocos Ovi yang membuat Ale tertawa meledek.

"Rasain" celetuk Ale.

"Lagian lo kenapa pake acara pulang sih? pasti ada hubungannya sama abang lo yang ganteng itu ya?" tanya Ovi sambil mengerlingkan matanya saat membahas abang nya Ale.

"Iya" jawab Ale singkat.

Ovi menatap heran, "Kali ini masalahnya apa?" tanya nya.

Ale memutar bola matanya malas, "Dia demam, ya lo tau sendiri lah kalo dia demam manja nya ke gue kaya apa? tadi abis minta disuapin sama gue.Bisa gila lama-lama gue punya abang kaya dia" keluh Ale dengan jengkel.

"Abang lo buat gue aja deh Le, siapa sih yang nolak punya abang ganteng udah gitu pinter lagi kaya bang Deno" ucap Ovi sambil tersenyum lebar.

"Plisss kalo didepan dia jangan lo muji-muji dia kaya barusan, bisa-bisa kegilaan pujian dia" pinta Ale dengan ekspresi yang lucu.

"Tapi gue heran deh sama lo, lo tetep mau ngurusin dia yang manja itu" ucap Ovi.

"Iya juga ya gue juga bingung" ucap Ale sambil tertawa sedangkan Ovi mendengus "Dasar bego" celetuk nya.

"Itu semua karna gue sayang sama bang Deno, gue gamau dia kenapa-napa dan begitu pun sebaliknya" ucap Ale dengan nada serius diakhir tawanya.

Ovi langsung memeluk Ale dari samping, "Aduhhh sweet banget sih sahabat gue yang satu ini" ucap nya dengan gemas.

Ale membalas pelukan Ovi lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak entah apa yang mereka tertawakan.

















I Don't Believe YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang