Bagian Dua

372 7 2
                                    

Awal Pernikahanku

Saat ini aku lulus SMK jurusan sekertaris.Akupun harus mencari pekerjaan secepatnya walaupun sementara ini aku bekerja serabutan.

Emakku mulai bawel tentang uang dan uang...karena himpitan utang keluarga kami yang menumpuk.Kadang emak merasa sebel karena aku menolak mentah-mentah menjadi istri lintah darat,  tempat bapak dan emakku berutang.

Untungnya dari upaya puasa sunnahku,tahajud,dan hajadku berbuah manis.Aku diterima sebagai assisten sekertaris direksi di perusahaan yang cukup terkenal.

Aku tak pernah sedikitpun menyangkah ini adalah awal kisah pilu dalam hidupku.

............

Betapa terkejutnya diriku ternyata bosku adalah mas Alan....my prince charming.Aku tambah bingung ketika mas Alan masih mengenalku dengan baik.

......

Waktupun terasa berjalan sangat lambat terutama saat mas Alan melamarku menjadi istri keduanya.Akupun kebingungan ketika aku terlanjur mengiyakan baru ku tahu kalau aku hanya menjadi istri keduanya.

Walaupun bibir ini ingin meralat persetujuanku namun aku tak berdaya.Hatiku terasa remuk saat aku mengetahui akan menyakiti wanita lain.

Akupun bertanya pada ustadza tempatku mengkaji ilmu agama tentang masalahku.Beliau menasehatiku agar minta dipertemukan dengan istri pertamanya untuk bertanya apakah istri pertamanya ridho akan pernikahan kami?Akupun melaksanakan perintah Ustadza Salma.

Mas Alanpun membawaku pada istri pertamanya.Nama perempuan itu Zainab.Ku pikir kak Zainab adalah perempuan yang kurang menarik sehingga mas Alan mencari istri lain,namun diluar dugaanku.Kak Zainab adalah wanita cantik,anggun,sopan,intelek,dan sabar.Aku sendiri tidak ada seujung kukupun jika dibandingkan kak Zainab."Lalu apa sebenarnya kekurangannya pkak Zainab?",renungku sambil memandangnya tanpa bisa berkata apapun.Di hadapannya bagaimana aku bisa bertanya apapun karena  beban dosa telah menderaku seakan membuatku terbisu... . Dik, Anindia Pratiwi ya? ,tanyanya ramah lalu ia pun memperkenalkan dirinya padaku.."Aku kak Zainab,dik?panggil saja Zainab toh usia kita tak jauh beda",ujarnya tanpa memberikanku kesempatan menjawabnya."Bang Alan ,sudah bercerita tentangmu ,dik",lanjutnya...."Lalu ia menjelaskan bahwa kak Zainab sendiri yang menyuruh mas Alan menikah lagi karena ia,divonis dokternya kalau usianya tak lama lagi.Kak Zainab sendiri yang akan memilihkan calon istri kedua untuk mas Alan,setelahnya kak Zainab mengujiku layaknya sang  personalia mencari pegawai baru.

Hari demi hari semakin aku dekat dengan tanggal pernikahanku..?Apakah aku bahagia,takut ,atau merasa bersalah?Entalah aku tak mengerti,yang ku mengerti pernikahan ini membawa berkah keuangan bagi emak , bapak,dan adik-adikku.Apakah aku matre ataukah aku terjebak pada cinta pertamaku,aku tak tahu.Doaku semoga mas Alan menjadi pelabuhan cinta pertama dan terakhirku.

Ijab kabulpun telah kulalui.Pesta resepsi kulalui 3 hari 3 malam nonstop.Dan tibalah aku pada malam pertamaku.Saat itu usiaku masih 18 tahun.Jadi malam merupakan malam panjang dan menakutkan bagiku.

Sebelum kami melakukan hubungan suami istri aku ajak mas Alan sholat sunah dahulu.Lalu ku ajak suamiku makan malam untuk menetralkan ketakutan yang aku alami.Namun seakan-akan suamiku tahu apa yang aku alami dia menolak ajakanku lalu menggendongku ke kamar pengantin kami.

Esoknya aku terbangun sendiri dikamar pengantin kami dengan samgat lemas.Kupandangi langit-langit kamar kami dan seprei yang terdapat noda bercak darahku.Ya Allah aku sekarang telah menjadi istri kedua mas Alan.Secara agama pernikahanku tak salah tapi aku selalu merasa berdosa pada kak Zainab.

Ku usahakan bangun dari ranjang menuju kamar mandi untuk mandi besar walaupun sakit sekali rasanya pangkal pahaku.Aku tidak mau mengingat kejadian semalam karena suamiku menggauliku dengan sangat kasar.Dan begitu ia tidak puas mas Alan akan menyambitku dengan ikat pinggangnya.Aku diperlakukan bagai seorang pelacur oleh orang yang aku cintai.Hilanglah harapan dan mimpiku untuk hidup bahagia di rumah tanggaku.

Setelah limahari di rumah orang tuaku,aku diajak bulan madu ke Bali.Aku berharap dengan  pergantian suasana cara suamiku menggauliku lebih lembut.Namun yang kuterima lebih parah,suamiku hanya merasa puas jika pasangannya mengerang kesakitan.Mulanya Mas Alan memang mencumbu bibirku dengan lembut.Namun ketika mencapai klimaks aku di cambuk dengan ikat pinggangnya.

Hal tersebut kualami berulang-ulang.Sampai akhirnya aku hamil anak pertama kami.Semua keluarga besar mas Alan berbahagia atas kehamilanku,begitupun kak Zainab yang usianya di atasku satu tahun.Walaupun kankernya sudah mengrogotinya hingga ia duduk di kursi roda ia tampak bahagia dengan kehamilanku.

Kuharap aku bebas dari melayani suamiku setidaknya saat hamil muda.Namun mas Alan seolah-olah semakin menggila hasrat sexnya saat aku hamil.Dan karena kekasarannya jugalah aku keguguran saat kandunganku berusia 9minggu.

Saat itu aku mengalami pendarahan hebat sehingga kehilangan calon bayi kami.
Aku sangat sedih setelah tindakan kuret dilakukan oleh dokter.Rumah besar,mobil mewah,belanja setiap hari tidak bisa menyaingi kebahagiaan saat masa kecilku.Berebut makanan dan jamu sisa jualan emak cukup menyenangkan dibanding duduk dimeja makan hanya bersama kak Zainab yang sudah mulai susah untuk makan.Pernah aku berpikir untuk melarikan diri dari pernikahan yang menyengsarakan ini.Namun aku takut dosa.Rasa tidak tega pada Kak Zainab membuatku semakin dekat dengannya.Tidak seperti madu yang umumnya.Kami tinggal bersama dan saling menyayangi layaknya saudara kandung...kami saling mendukung.Kak Zainab sering minta maaf padaku karena dari awal tidak menceritakan kebiasaan sex mas Alan yang cenderung sadisme,karena kak Zainab sangat mencintai mas Alan.

Akhirnya daripada selalu meratapi nasib.aku belajar menerima kenyataan dan bersabar pada ulah suamiku.

Setelah dua tahun pernikahan, aku tak kunjung hamil lagi pasca keguguranku.Mas Alan memaksaku menandatangani persetujuan untuk menikahi  Lily.Sementara kak Zainab hanya pasrah karena penyakitnya yang sudah memasuki stadium 4.Akupun akhirnya menyetujui keputusan mas Alan.

Saat sendiri di balkon kamarku aku merasa hatiku teriris,bahkan bertambah sedih saat mang Diman supirku memutar lagu suamiku kawin lagi.Ingin marah rasanya,mengapa mang Diman menyindirku dengan lagu itu.Sementara bik Innah malah joget karena mendengar lagu baru itu.

Duh Gusti haruskah aku marah pada asisten rumah tanggaku,toh mereka tidak tahu apa yang sedang dialami majikannya ini.

Ku hibur diriku dengan sholat dan semakin mendekat pada Allah SWT.Mungkinkah ini karmaku sudahmau menjadi istri kedua dan menyakiti kak Zainab berarti harus siap disakiti ole-h orang lain.Setidaknya ada hikmahnya juga mas Alan menikah lagi karena  nantinya berkurang juga luka-luka dibadanku akibat prilaku seks mas Alan yang sadis.

Malam itu dingin sekali,aku tidur sendiri.Ku usahakan tidur lebih awal karena besok mas Alan menikah dengan Lily.Akupun berusaha tidak memikirkan apapun meski terbersit rasa bersalah karena di pernikahan  yang ketiga ini mas Alan menyuruhku untuk menyembunyikan ini dari keluarga besarnya.Lily dan mas Alan hanya menikah sirri karena Lily masih berstatus istri orang.Aku semakin bingung atas keputusan mas Alan  ini .Ingginnya ku menasehati suamiku,tapi pastinya mas Alan akan marah dan menyakitiku.

Pagi yang menyedihkan ..aku terbangun dengan telanjang..disampingku suamiku mengeliat dengan bau mulut penuh bau alkohol.Akupun bangun dan mandi ...dan menjauhinya.Seusai sholat subuh aku meminta pertolongan dan perlindungan Allah SWT disetiap langkah hidupku.

My Pregnant is My ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang