Prolog

4.7K 63 1
                                    

     angin sepoi sepoi pada malam hari berhembus di dalam kamarku karena jendela kamarku terbuka, disinilah aku, berdiam diri karena kejadian semalam tepat jam setengah 9 di aula sekolah, orang yang ku cintai, orang yang selama ini mewarnai hariku ternyata hanya rekayasa dan ternyata ia mengakui kesalahannya yang ku pikir itu adalah kesalahan terbesar yang pernah ku terima

-Last Night-

Tangisan membasahi pipiku, hatiku hancur sangatlah hancur sejak mengetahui ternyata semua ini hanya akting? melainkan hanya taruhan bodoh gangnya saja, aku tidak mempercayai bahwa orang yang ku sayang ternyata sudah menghianatiku

sekarang, tepat aku berada di aula sekolah dengan gaun hitam dan make up yang sudah luntur, aku menangis sejadi jadinya di depan pria yang ku cintai ternyata brengsek

"maafkan aku Kylie" ucapnya merasa bersalah di belakangnya ada pacar aslinya yang bernama Lexa

"sudah cukup kau menyakiti ku justin?! kau tau ini lebih sakit daripada ditusuk 15 pisau dapur hah!" ucapku sambil menangis, semua orang ada di sana hanya melihat kami

"aku mempercayaimu sejak kita menjadi sepasang kekasih, tapi apa? kau ternyata pembohong besar melainkan pembohong dunia!" lanjutku, aku melihat justin dia terlihat sangat bersalah, aku yakin pasti itu hanya topengnya saja

"aku sangatlah mencintaimu justin,mengapa kau mebalas dengan ini semua?" tanyaku dengan nada yang melemah

"kau ingat kalung ini? hah? apa kalung ini berisi semua kebohonganmu hah!?" ucapku sambil melepas liontin yang diberi justin dan ku lempar ke justin

"aku tidak-" tiba tiba Mike langsung menonjok muka justin, sontak aku kaget

"dasar kau brengsek!" ucap mike, justin jatuh dan di ujung bibirnya ada darah

mike memberikan beberapa pukulan yang sangatlah sakit, aku pikir itu sudah cukup buatnya, tetapi mengapa mike tidak berhenti memukulnya?

"mike hentikan!" ucapku sambil menarik lengannya mike

"sudahlah Kylie! dia harus di beri pelajaran!" ucap Mike

"Mike hentikan" Plak, aku menampar mike, justin sudah tidak berdaya di lantai, Lexa dan gang justin pun tidak ada yang ingin menolongnya

"mengapa kau masih membela dia!?" tanya Mike

"karna aku masih mencintainya" ucapku melemah disertai tangisan

"tapi dia pantas mendapatkannya malah dia harus lebih!" ucap Mike sambil membersihkan tuxedonya

aku menghiraukan ucapan Mike dan aku menghampiri justin, dia tidak pingsan tetapi wajahnya lebam dan hidungnya berdarah

"Maaf-" Plak, aku menamparnya, sebenarnya aku sangat tidak rela untuk menamparnya tetapi dia sudah kelewatan sangatlah kelewatan

"jangan pernah temui aku lagi selamanya" ucapku segera pergi dari aula sekolah dan berharap tidak akan bertemu dengannya lagi

True Love (Justin bieber love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang