02

465 59 31
                                    

(Flashback)

Bruk.

Hak Yeon meletakkan tas besar yang sedari tadi ia bawa di kedua tangannya. Sudah sejam ia membawa tas berat itu dan karenanya, sekarang tangannya sakit. Ia memandang sekelilingnya, sebuah daerah sepi penduduk yang akan menjadi tempat tinggalnya.

"Sebentar lagi sampai." Pemuda itu menggumam dan kembali mengangkat tasnya.

Eh? Tapi kenapa Hak Yeon merasa tas itu tak lagi terasa berat?

Hak Yeon menoleh dan mendapati seorang gadis membantunya membawa tas berat itu. Gadis itu tersenyum dan tampak canggung karena Hak Yeon terus-terusan memandangnya.

"Um, maaf kalau aku lancang. Tapi kau terlihat kesusahan. Jadi, aku memutuskan untuk membantumu," ucap gadis itu pelan. "Yah wajar saja kalau kau kaget. Lagipula kau tidak me-"

"Terima kasih." Hak Yeon balas tersenyum dan membiarkan gadis itu membantunya. Toh ia juga membutuhkan bantuan, bukan?

Selama perjalanan singkat ke rumah barunya, Hak Yeon dan gadis itu saling berkenalan sekaligus bercerita tentang banyak hal. Dari percakapan itu, Hak Yeon mengetahui bahwa gadis itu bernama Do Sun Hee dan umurnya 20 tahun, seumuran dengannya. Sun Hee adalah gadis yang menyenangkan menurut Hak Yeon. Karena meskipun mereka baru saja saling mengenal, gadis itu mampu membuat Hak Yeon nyaman saat bersamanya.

"Oh, ini rumahmu?" tanya Sun Hee dengan nada kaget begitu Hak Yeon berbelok ke sebuah rumah --yang seelumnya-- kosong.

Hak Yeon mengangguk. "Ya, ini rumahku mulai sekarang," jawabnya.

Sun Hee tampak senang. "Rumahku ada di sebelah sana." Ia menunjuk ke arah sebuah rumah yang berada tepat di sebelah rumah Hak Yeon. "Kalau kau butuh bantuan, kau bisa meminta tolong padaku," lanjutnya. Ia pun membungkuk sebelum berkata kalau ia akan pulang.

Hak Yeon tersenyum saat memandang punggung Sun Hee yang membelakanginya. "Ia menarik," bisiknya pelan.

*

Sejak pertemuan karena tas berat itu, Hak Yeon dan Sun Hee menjadi teman dekat. Mereka sering berjalan-jalan bersama maupun saling mengundang makan siang. Keluarga Sun Hee pun menyukai Hak Yeon karena kesopanannya dan keramahannya.

"Hak Yeon-ah, ibuku mengundangmu untuk ikut makan siang lagi. Kau bisa datang?" tanya Sun Hee.

"Tentu saja." Hak Yeon tertawa pelan. "Aku tidak akan melewatkan makan siang gratis." Ia kembali tertawa, namun lebih kencang dari sebelumnya.

Sun Hee tertawa sebelum pura-pura mengerucutkan bibirnya. "Kau ini! Sana pulang!" Ia pura-pura men-slide leher Hak Yeon dan dibalas oleh tawa pemuda itu.

"Kalau aku pulang, kau juga harus pulang." Hak Yeon menarik tangan Sun Hee agak kencang. Namun, karena kurang sigap, Sun Hee malah limbung dan menabrak tubuh tegap Hak Yeon.

"Yah!" Sun Hee berteriak kencang. Ia mengangkat wajahnya dan menyadari kalau kini ia berada di atas tubuh Hak Yeon. Dengan cepat, ia memalingkan wajahnya dan berusaha bangkit.

Wajah Sun Hee memerah. Dengan cepat, ia berlari meninggalkan Hak Yeon tanpa memperdulikan panggilan dari pemuda tersebut.

"Ya! Do Sun Hee!"

*

"Kenapa kalian diam seperti itu? Kalian bertengkar?" tanya ayah Sun Hee di sela-sela waktu makan siang. Beliau memandangi Hak Yeon dan Sun Hee secara bergantian.

"Tidak." Mereka menjawab secara bersamaan dan menutup mulut masing-masing dalam waktu yang bersamaan pula.

"Lucunya ...." Ibu Sun Hee tertawa pelan seraya mengelus perutnya yang membuncit. Ya, ibu Sun Hee memang sedang mengandung dan usia kandungannya kini menginjak 8 bulan.

Snowman [VIXX - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang