part-8

34 5 3
                                    

Ku fikir aku akan mencintai untuk yang kedua kalinnya. Ya! Aku memang mencintai untuk yang kedua kalinnya tapi pada orang yang sama, orang yang sama yang telah menghancurkan cinta pertamaku sekaligus cinta kedua ku. Tapi aku benci mengakaui jika cinta itu masih ada karna cinta itu telah membeku dihatiku dan belum ada yang bisa mencairkannya
......................................................

"Ta! Lo ngapain sih masih melamun aja? orang dari angelo group udah datang tu, ini jadi rapat gak sih?" Yaampun ni anak udah buat aku kaget terus nyerocos sembarangan lagi. Untung sayang kalok gak udah aku pecat, gak deng becanda heheh dimana lagi dapat sekertaris yang kayak dia udah pintar nyenengin lagi anaknya

"Iya jes, jadi kok rapatnya.  Sabar dong, ini aku juga lagi persiapin semuanya. Ya udah yuk kita keruang metting sekarang" lelah juminten ngadapin manusia satu ini

" hehhe calm down baby, gak usah nervous nanti didalam ya kan ada gue yang siap membantu" ni anak kenapa lagi?

"Lo kenapa sih? Aneh tau gak! Siapa juga yang nervous?" Kataku sewot pada jessy

"Elo!! Kan di dalem nanti ada yayang jevan hahahah"

Yaampun! Pasti muka ku udah merah sekarang. Dasar jessy kampret!

"Apaan sih ngacok tau gak! Yaudah yuk jalan, nanti mereka kelamaan lagi nunggunya"

"Mereka atau jevan sih lit?"

"Merdeka ya lo buat temen menderita!"

"Heheh becanda kalee, yaudah yuk"

Saat tiba diruang metting tiba-tiba jantungku berdetak lebih cepat. Kalian tau kenapa?  Karna dari aku masuk bersama anggotaku yang lain mata jevan selalu mengawasi ku.

"Bisa kita mulai mettingnya?  Kataku untuk mencairkan suasana diruangan ini

"Tentu" jawab jawab jevan yang kubalas dengan senyuman tipis di bibirku

"Sebelumnya perkenalkan nama saya jevan raphael angelo, saya adalah CEO dari angelo fhasion"

DDUUAAARRRR!!! bagai petir yang menyambar aku langsung beku ditempat duduk ku. Siapa tadi namanya? Jevan Raphael Angelo? Dia adalah evan masa kecilku? Bagaimana mungkin? Apa yang harus kulakukan sekarang? Begitu banyak pertayaan yang ada di kepalaku saat ini sampai aku tidak dapat mendengar apa yang telah di sampaikan oleh jevan. Mataku panas tapi aku tetap menahan agat air mata sialan ini tidak jatuh. Aku tidak ingin membuat kekacauan ditempat ini sampai sebuah suara menyadarkan ku dari lamunanku

"Bagaimana nona elita? Apakah anda  menyetujui kerjasama ini?"

Bingung, ya aku bingung untuk mengambil keputusan ini. Ingin aku teriak bahwa aku menolak kerjasama ini dengan alasan bahwa aku sangat membenci nya, tapi aku tidak boleh egois! Aku sadar aku tidak boleh egois karna ini menyangkut pekerjaan bukan masalah pribadi

"Maaf, mungkin saya lagi kurang enak badan jadi saya kurang konsentrasi tadi. Jadi semua keputusan saya serahkan kepada sekertaris saya"

Dapat ku lihat jessy kelabakan mendengar ucapanku barusan, tapikan aku benar! Karna aku tidak mendengar apapun dari pada salah mengambil keputusan mending aku serahin ke jessy kan? Toh dia orang yang pintar dan teliti kok

"Baiklah kalau begitu saya permisi" kuanggukkan sedikit kepalaku untuk menunjukan rasa sopan ku pada mereka sebelum aku keluar dari ruangan itu

.....

"Lita..ta..LITA!" Tanpa memedulikan panggilan jevan aku aku terus berjalan secepat sepatu setinggi 6cm ini bisa membawaku, sampai  kurasakan ada sebuah tangan yang menahan tangan ku saat aku ingin membuka pintu ruanganku dan membawaku masuk , dan aku tau itu jevan

"Lepas" hanya kata itu yang dapat ku katakan tanpa berniat berbalik, aku takut aku takut jika jevan melihatku maka pertahananku akan runtuh.

"Kamu kenapa sih lita? Kamu beda waktu metting tadi! Aku tau ada yang kamu sembunyiin dari aku kan? Iyakan?!" Dapat  kurasakan jika suara jevan sedikit meninggi

Ok aku harus kuat!! Kutegakan kepalaku dan berbalik menatap jevan

"Sebelumnya kita belum pernah berkenalan secara resmi tuan jevan, maka akan saya perkenalkan diri saya pada anda dan saya minta ingat dan dengarkan baik-baik" sebisa mungkin ku tahan air mata sialan ini agar tidak jatuh, aku gak mau terlihat lemah dihadapannya! Tidak lagi!

"Perkenalkan nama saya Elita Meisie Pradipta, atau mungkin anda lebih mengenal saya dengan sebutan ita" 

Dapatku lihat jika jevan menegang, dia diam menatapku. Apa dia masih ingat sama aku? Aku yang telah di campakkan begitu saja dulu.

Aku hanya bisa terdiam lemas mendengar kata-kata jevan selanjutnya

"Ita?" Lirih jevan yang berhasil menggetarkan hati ku, dia ingat!!
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi!"  Bahkan kata-kata yang keluar dari mulutku terdengar lebih dingin dari pada yang ku inginkan, tapi aku tidak memperdulikannya. Biar dia sedikit tau bagaimana benci ku saat ini padanya

"Aku kangangen kamu ta" dan kata-katanya yang satu ini berhasil menyulut kemarahanku

"APA?! KANGEN? kamu pikir kamu siapa? Setelah dulu kamu yang ninggalin aku dan sekarang kamu bilang kangen? Pikir pake otak jev! apa kamu pernah tau kayak apa aku setelah kamu  pergi? APA PERNAH KAMU CARI TAU HAA? Gak kan! Dan tolong setelah ini anggap kita gak pernah kenal, anggap kita gak pernah ketemu. Karna apa? KARNA AKU BENCI YANG NAMANYA JEVAN RAPHAEL ANGELO!!" Hanya mengatakan kalimat itu bisa membuat dadaku sesak dan tanpa bisa ku cegah  air mata ini mengalir begitu saja

"ta dengerin dulu penjelasan aku, aku mohon sama kamu...tolong kasih aku kesempatan sekali lagi"
Air mata jevan jatuh saat mengatakan itu, jevan mengangis dihadapanku

"Tolong ta, apa yang bisa bikin kamu percaya lagi sama ku ta?"

"Gak ada! Gak ada lagi yang bisa biikin aku percaya sama kamu sekarang. Dan tolong keluar dari ruangan ini!! CEPAT!!" aku meraung  dihadapan jevan, dia telah melihat sisi hancurku dan aku gak mau dia melihat lebih dari ini

"Taa..tolong" lirih jevan sekali lagi padaku

"KELUARRRRR" teriakku menjadi

"Ok aku keluar, tapi tolong jangan pernah keluarin air mata kamu lagi dihadapan aku. jangan siksa aku dengan cara melihatmu menangis seperti ini lit"

Saat jevan ingin keluar dengan tefleks aku menahan nya dan keluar lah kata-kata ini

"Setelah ini, jangan pernah muncul dihidupku lagi. Cari kebahagiaan kamu"

"Baik jika itu yang kamu mau"
Dan pergilah sudah sumber kebahagiaan ku dulu. Dan mungkin saat ini benar-benar pergi

aku mengangis meraung-raung diruanganku, untunglah ruangan ku kedap suara, jadi tidak ada yang dapat mendengarnya.

Aku terus menangis meratapi kebodohanku yang tidak dapat menenalinya saat pertama kali  bertemu dulu, setidaknya jika aku menyadari itu dia rasanya pasti tidak akan sesakit ini.

Tuhan bolehkah aku meminta padaMu untuk menghapus semua rasa saakit ini? Jika mungkin tolong hapuskan rasa cinta ini jika tak kau ijinkan aku bersamanya. Tolong Tuhan...ini sakit sangat sakit, bantu aku

Air mataku terus mengalir saat aku berdoa pada Tuhan, sampai aku merasa kepalaku pusing dan pandangan ku menggelap

....

Haaii readers aku kembali lagi ni. Gimana sama part ini? Munguras emosi gak?

Kalok gak maaf ya, kan udah aku bilang dri awal kalok aku ini masih pemula

Jangan lupa vote+comentnya ya. Tolong banget jangan cuma jadi silent readers doang dong. Oke sekian dari saya, dan  besok aku udah masuk sekolah ni kalok updetnya lama tolong di maklumi ya soalnya udah kelas 12 jadi pasti sibuk. Byee

About usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang