Lembar 1

1.9K 93 3
                                    

‘Angin berhembus kencang menyambut musim gugur.
Berhembus turun dari pematang ke sungai yang mengalir tenang.
Menerbangkan daun daun kecoklatan yang gugur dari rantingnya.
Menari nari di udara mengikuti aliran angin.
Burung burung camar berterbangan di langit dengan riang.
Langit petang berwarna oranye kemerahan tampak indah di ufuk barat.
Suasana inilah yang cocok untuk romansa dua insan yang penuh cinta.
Dimana wajah sang gadis akan bersemu semerah bunga mawar.
Dan sang pemuda akan tersenyum lembut pa-'

“Tch. Buku macam apa ini.” Gerutuan jengah dari seorang pria yang tengah duduk di salah satu bangku taman kota mengundang beberapa perhatian pengunjung di sekitarnya, menatap pemuda tanggung itu dengan heran. Terkejut akan reaksi tiba tibanya yang cukup keras tadi.

Sang pelaku yang menjadi perhatian tampak tak menghiraukannya dan menutup novel yang semula ia baca. Meletakkannya di sebelahnya dan menghela nafas. Menyandarkan punggungnya di bangku dan menutup sebelah matanya. Mengamati lalu lalang para pengunjung taman kota di depannya dengan tatapan bosan.

“Suasana yang tak nyata memang tak bisa dipercaya.” Gumamnya entah pada siapa.

Membuka matanya yang menutup dan bangkit. Menepuk nepuk celananya dan menegakkan tubuhnya. Sedikit meregang dan mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya.

Udara pagi di taman kota memang sangat nyaman dan sejuk. Apalagi melihat bagaimana ramainya tempat ini dengan berbagai macam orang melakukan aktivitas di dalamnya. Ia beruntung mendapatkan tempat tenang di salah satu sisi taman untuk membaca. Mengambil buku novelnya yang hampir ia lupakan. Berbalik dan hampir melangkah saat seorang gadis tiba tiba sudah berdiri di depannya.

Mundur beberapa langkah menghindari gadis itu dan mengerjapkan matanya, masih terkejut. Menatap heran bercampur kesal gadis belia tersebut. Gadis itu tampak tak menghiraukan tatapan kesal sang pria dan tersenyum lebar. Entah kenapa mata gadis itu tertuju pada novel di tangan sang pria.

“Kau juga membaca novel itu?” tanya sang gadis menunjuk novel di tangan sang pria dengan antusias. Senyuman lebar dan mata berbinar binar melengkapi paras gadis asing itu.

“Huh?” tanya sang pria penuh keheranan. Ia juga sangat kebingungan, bagaimana seorang gadis belia seperti dia bertanya dengan begitu mudahnya pada orang yang tak dikenalnya. Menatap novel di genggaman tangan kanannya sebelum kembali menatap sang gadis. Alisnya terangkat dan tampak berfikir.

“Maksudku, kau juga membaca novel itu?" ulang sang gadis masih dengan nada yang sama antusiasnya.

Sedikit menghentakkan kakinya membuat ransel yang terpasang di bahunya ikut terlonjak.

‘Orang aneh’ batin sang pria menggeleng pada dirinya sendiri.

Sebelum memilih berbalik dan melenggang pergi. Memilih mengakui tak pernah bertemu gadis asing itu. Bahkan teriakan panggilan berisik sang gadis hanya ia tanggapi dengan telinga tuli. Setelah sudah jauh dari tempatnya dan gadis asing itu bertemu, ia berhenti. Menatap novel di genggamannya dan terdiam. Sudut bibirnya terangkat.

Sepeninggal sang pria, gadis belia itu terdiam di tempatnya. Menatap kecewa pada tempat berdirinya pria yang ia temui tadi. Bibirnya sedikit ia kerucutkan tanda bahwa ia benar benar kecewa akan kepergian pria tadi. Karena ia barusan menemukan seorang pria yang juga sepertinya. Pria yang membaca novel romansa fiksi.

Sedetik kemudian , senyum terukir kembali di bibir mungil gadis itu. Ia menutup matanya sebelum membukanya kembali. Berbalik dan melangkah dengan sebuah harapan di hati kecilnya.
‘Semoga aku bisa bertemu dengan pria itu lagi.’

Hai readers, ketemu lagi sama aku author abal abal wkwk, btw ini story naskah project akhir buat film pas smk. Semoga suka yaaa. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.
Aku berharap readers memberi saran yang mendukung buat aku.
Terimakasih banyak.
Btw follow ig aku yaa @dwithafr
Salam🌹.

Romansa Fiksi - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang