Chapter 03 : Skill

94 8 3
                                    


(Selamat datang di dunia para dukun katanya?)

Sekarang sudah malam minggu. Aku dan Marika bertemu di sekolah, tempat yang sudah kami janjikan untuk bertemu. Kami bertemu bukan untuk malam mingguan, tetapi untuk pergi latihan di tempatnya mas Santos. Sebenarnya beberapa hari yang lalu aku direkrut jadi dukun oleh mas Santos. Tepatnya pada saat Marika mempertemukanku dengan mas Santos, guru spiritualnya.

Beberapa hari yang lalu :

"Nak Rio, dek Rika, ayo kita ke dalam dulu. Tidak sopan rasanya membiarkan murid kesayanganku dan tamunya berdiri di luar"

Seseorang dengan pakaian serba hitam dan berperawakan aneh mengajak kami masuk ke rumahnya. Dari wajahnya yang kelihatan sangat muda itu dapat ditebak kalau umurnya mungkin tak beda jauh degnanku. Apakah dia orang yang ingin Marika pertemukan denganku?

"Oiya. Nak Rio, kamu bisa memanggilku mas Santos saja. Nggak perlu pake Mbah segala. Lagipula usiaku masih 29 tahun kok.." lanjutnya.

Orang ini seperti dapat membaca pikiranku. Apa yang dia katakan barudan seakan-akan dia mengetahui kalau aku sedang membicarakannya dalam hati. Tapi mengingat wajahnya yang terlihat awet muda pasti membuat orang-orang salah paham dengan umurnya.

"Guru, apakah kau berniat mengangkatnya jadi muridmu?" tanya Marika dengan wajah serius.

"Hmm, kalau soal itu sudah pasti 'kan. Sesuai dengan perkataanku padamu kemarin. Kemampuan spiritual yang dimiliki nak Rio ini istimewa sih. Jadi mana mungkin kita menyia-nyiakan orang berbakat sepertinya..." kata mas Santos.

Firasatku mengatakan kalau aku akan terlibat hal-hal aneh dengan kedua orang ini. Aku mau diangkat menjadi murid? Marika nggak bilang kalau aku mau dijadikan murid orang ini. Lagipula apa maksud perkataan mas Santos barusan? Kemampuan spiritualku istimewa?

"Hmm.. dek Rika, bukannya panggilanmu padaku itu sudah kadaluarsa. Mungkin sudah waktunya menggantinya. Bagaimana kalau A'a aja~?" rayu mas Santos.

"Nggak sudi..." Marika menjawabnya dengan singkat, padat, dan jelas.

"hwee... begitu toh. Yoweslah kalo begitu... ayo masuk..." mas Santos kelihatan murung.

Kami diajak masuk ke rumahnya mas Santos. Tidak hanya di luar rumahnya saja yang dipenuhi barang-barang aneh, di dalam rumahnya juga terdapat berbagai barang yang terlihat tidak biasa. Susan yang daritadi mondar-mandir melihat benda-benda aneh itu terlihat seperti sedang berkunjung ke museum atau semacamnya.

"Nah, nak Rio, dek Rika, kalian duduk di sini dulu. Aku akan ambilkan minum. Tunggu sebentar ya..." mas Santos kemudian menuju dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Menurutku orang ini cukup baik, bahkan sikapnya itu tidak terlihat seperti seorang dukun.

"Umm, Marika. Apakah benar dia itu dukun yang hebat? Rasanya sikapnya itu seperti orang baik, meskipun dia agak sedikit aneh sih..."

"Damaskus Rio, jangan menilai buku dari sampulnya. Mungkin dia memang terlihat seperti orang konyol, tetapi dia itu benar-benar dukun yang handal dan memiliki kekuatan spiritual yang hebat" kata Marika.

"Sepertinya dia berkata jujur tuan," tambah Susan.

"Aku bisa merasakan kekuatan yang besar dari orang itu. Dia itu benar-benar memiliki kekuatan yang hebat. Tapi aku sedikit kaget, dia tadi sangat ramah padaku dan aku sama sekali tidak merasakan niat buruk darinya."

"Yahaha, maaf menunggu. Silahkan diminum" mas Santos datang dari dapur dan menyuguhi kami dengan secangkir teh. Dia kemudian duduk bersama kami.

"Um.. maaf kalau aku tidak sopan. Tapi, apakah mas Santos mengetahui seseuatu tentang kekuatan spiritualku?" tanyaku.

Be My Ghost!Where stories live. Discover now