Chapter 04: Twin

79 10 2
                                    


Serangan yang penuh amarah dan dendam tertuju pada Marika. Kesadaranku yang memudar tak berdaya melawan perasaan negatif tersebut. Jemariku sudah hampir menyentuh lehernya, dan seketika mas Santos muncul di tengah-tengah kami. Ia menancapkan sebuah tongkat di dadaku dan melontarkanku ke belakang.

"Sepertinya dugaanku tepat.." katanya.

Hasrat membunuh yang kurasakan semakin menjadi-jadi. Mas Santos mendekatiku dan merapal semacam mantra. Tongkat yang ia tancapkan padaku tiba-tiba terurai menjadi tulisan-tulisan hitam dan menjalar ke seluruh tubuhku. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya dan kembali merapal sebuah mantra, seketika tangannya berubah menjadi hitam pekat. Ia memasukan tangannya ke dalam tubuhku dan rasanya seperti sebagian dari diriku sedang ditarik keluar. Lalu aku melihat Susan yang tak sadarkan diri keluar dari tubuhku.

Perasaan negatif yang aku rasakan serasa ikut tertarik keluar. Aku merasa lemas dan kakiku tak mampu lagi menopang tubuhku. Aku jatuh tersungkur ke tanah. Kesadaranku yang tadinya memudar kini benar-benar menghilang. Samar-samar kudengar mas Santos berkata,

"Kau sudah berusaha, Rio. Sekarang istirahatlah..."

***

Aku berusaha membuka mataku dengan enggan dan mendapati diriku terbaring di sebuah ruangan. Aku mencoba duduk dan bersandar di tembok. Rasanya tubuhku sangat lelah dan tidak bertenaga. Aku tidak dapat mengingat dengan jelas kenapa aku bisa berada disini. Sepertinya aku pingsan saat latih tanding bersama Marika dan , tapi aku tak tau lagi apa yang terjadi setelah itu.

"Yo.. Kau sudah sadar nak Rio?" mas Santos menyapaku dari ambang pintu.

".... Mas Santos, sudah berapa lama aku pingsan?" tanyaku.

"Hm? Baru 1 jam kok. Bagaimana kondisimu?"

"Marika! Ba.. bagaimana dengan Marika? Apakah dia baik-baik saja?"

"Marika baik-baik saja kok. Dia lagi ganti baju tuh di sebelah. Wah wah..Tadi itu kamu hampir mencabik Marika lho... sebaiknya kamu minta maaf padanya"

".... Begitu ya? Syukurlah dia baik-baik saja"

"Kondisimu sendiri bagaimana?"

"Aku hanya kelelahan. Tapi tadi rasanya aku terluka parah karena serangan Marika dan sekarang luka-lukaku bahkan tidak berbekas"

"hehe... jangan remehkan kehebatan penyembuhan dari dukun sakti sepertiku ini" kata mas Santos dengan sangat percaya diri.

Marika kemudian masuk ke ruangan setelah dia berganti baju. Dia terlihat baik-baik saja dan tidak terluka sedikitpun.

"Maaf Marika, aku tidak bermaksud menyerangmu" kataku.

"Ya, tidak apa. Sepertinya kekuatanmu masih belum stabil" kata Marika.

"Yaaaah... namanya juga pertama kali, wajar'kan? Aku sudah menduganya sih...." kata mas Santos.

"Umm, dimana Susan?" tanyaku.

"Maksudmu hantumu itu? Dia sepertinya merasa bersalah padamu, makanya dia bersembunyi di luar jendela dan memperhatikanmu daritadi"

Mas Santos menunjuk ke arah jendela ruangan itu. Di balik jendela terlihat Susan memperhatikanku sembunyi-sembunyi. Ia seperti merasa bersalah dan menganggap dirinya yang menyebabkan semua insiden ini.

"Susan, kemarilah. Aku enggak akan menyalahkanmu kok" bujukku.

Susan kemudian melayang menembus tembok ruangan itu dan langsung memeluku sambil menangis

Be My Ghost!Where stories live. Discover now