Chapter 5: The Adventure Begun

174 10 5
                                    

El sedang menyelesaikan tugasnya dengan terburu-buru. Ia melihat jam weker miliknya di atas meja kecil samping tempat tidurnya. "Oh God it's almost 11 p.m!" umpat El dengan segera menyelesaikan tugasnya dan mengisinya dengan apa saja yang berada di otaknya kini.

Tuk!

Suara ketukan jendela membuat El terlonjak. Suara tersebut terdengar kembali dan El dengan segera berlari menuju jendela dan mendongak untuk melihat ke bawah. Ia menemukan seorang lelaki dengan mata biru jernihnya serta kacamata yang membingkainya. Lelaki itu tersenyum sembari melambaikan tangannya. "Hi El! we better hurry because I don't want to get busted by the teachers"

El menganggukan kepalanya dengan segera ia menutup jendela. Ia mengambil tugasnya yang beruntungnya ia, sudah diselesaikan. Ia memasukannya ke dalam ransel miliknya. Tak lupa ia mengenakan mantel abu-abunya, syal biru tua serta sarung tangan putihnya. Ia menatap awas ke sepenjuru ruang kamar yang ia tempati. Memastikan kalau tak seorangpun temannya masih terjaga.

Ia berjingkat-jingkat menuju pintu, memutar pelan kenop pintu dan menutupnya sepelan ia bisa. Ia mendesah lega ketika pintunya tertutup tanpa membangunkan seorangpun atau sesuatupun. Yup, one problem is solved and here it is the other one.

El melempar pandangan pada sepenjuru koridor. Good, no teacher is here. El berjalan sambil memerhatikan seawas mungkin, ia berlari tanpa suara menuju balik lemari ataupun pot besar tanaman. Dan ini dia bagian sulitnya, dia harus menuruni tangga tanpa kehilangan sedikitpun bagian dirinya.

Ia berjalan satu demi satu menuruni tangga, berpegangan  pada pegangan kayu tangga. El berhasil menuruni setengah anak tangga dari tangga tersebut. Dan tibalah suara hentakan sepatu tinggi yang sangat ia kenali. Ya, suara sepatu Mrs. Odds. Ia bisa saja menghampiri perempuan tua itu dan memberikan tugasnya tetapi, ia menyuruh El untuk mengumpulkan di ruangannya bukan memberikan padanya.

Suara langkah sepatu tinggi itu semakin mendekat. Ia bakal tertangkap basah jika ia tak berbuat sesuatu. Ia bisa saja naik kembali ke lantai atas tetapi, ia akan tidak bisa menuruni tangga kembali tanpa diketahui oleh Mrs.Odds. Dan jika ia memilih berlari turun ke bawah, jelas-jelas ia akan tertangkap basah oleh Mrs.Odds dan tentu saja itu sama dengan menyerahkan seluruh nyawanya padanya.

Suara langkah sepatu itu semakin saja mendekat, ia merasa tinggal beberapa langkah hingga Mrs.Odds menangkap basah dirinya. Tanpa berpikir panjang, El memanjat pada pegangan kayu tangga tersebut, loncat dan mendarat dengan mulus tanpa suara dengan posisi jongkok dengan tangan sebagai tumpuan  berat badannya. Ia heran bagaimana ia melakukan hal seperti itu. Tapi, tak ada waktu berfikir. Ia segera berlari menuju jendela dan bersembunyi di balik tirai besar yang menyingkapnya.

Ia berusaha semenyatu mungkin dengan tirai tersebut. Ia berusaha keras untuk tak membuat sekecil gerakpun. Dan terdengarlah suara hentakan sepatu tinggi yang semakin dekat menuju arahnya. "Oh damn!" umpatnya ketika melihat gantungan kunci menara Eiffel miliknya tergeletak di tempat ia mendarat tadi. 'Definetly it involved when I landed' pikir El. 

Mata awas Mrs.Odds menangkap sesuatu yang tergeletak di samping tangga. Ia menghampiri benda tersebut sembari memerhatikan detailnya. Kemudian, ia menatap awas pada segetar gerakan di tirai. Ia melihat sepintas bayangan di baliknya. Mrs.Odds mulai berjalan menuju tirai tersebut. Mengangkat tangannya untuk menarik tirai tersebut, menangkap siapa yang berada di baliknya. Mrs.Odds menarik tirai tersebut perlahan, berniat mengejutkan siapa saja yang berada di sana. Ia menarik langsung cepat tirai tersebut.

Night in HawtornWhere stories live. Discover now