Chapter 6: Moron Boy

266 17 6
                                    

Malam itu, Liam baru saja menyelesaikan pelajaran sejarah mengenai para makhluk malam. Ia menaruh beberapa bukunya di dalam loker merah miliknya lalu pergi dengan segenggam coke di tangannya. Ia mulai membukanya lalu menegukkan isinya hingga seseorang memanggil namanya.

Ia berbalik dan menemukan siapa lagi kalau bukan Niall. "Liam!!!"

Liam hanya terhenti disitu sambil menunggu temannya menyusul dengan banyak kaleng coke di tangannya. Liam melihat coke-coke tersebut dengan tatapan datar sementara Niall memasang seringai senang di wajahnya. "Seriously Niall, you can drink all of these?"

Niall mengeluarkan senyum lebarnya sembari mengangguk senang dan bersemangat. Liam memandangnya dengan heran mengapa temannya yang satu itu bisa meneguk coke sebegitu banyaknya tanpa meledakkan perutnya. "Ofcourse Liam! You can't doubt my ability!"

Tentu saja kemampuan yang Niall maksud adalah kemampuannya dalam minum dan makan sebegitu banyaknya. Dan tentu saja tanpa membuat dirinya gemuk. Liam yakin sekali jika bukan karena vampire charm yang melindunginya, Niall pasti terlihat seperti orang tua gendut seperti para orang Amerika.

"You want one?" tanya Niall yang dibalas gelengan kepala oleh Liam. Liam mengangkat coke miliknya yang sudah setengah kosong. Dan tentu saja Niall hanya menawarkan satu. Dia bisa sangat pelit soal makanan.

"Do you know?" tanya Niall menggantung sembari membuka sekaleng coke dan meresapnya. Liam sangat jengkel pada Niall yang selalu menggantungkan kata-katanya. "Ofcourse I don't know idiot. You haven't tell me a thing"

Niall tersenyum kembali yang hanya di balas desah malas oleh Liam. "Chris Moore and his stupid followers got attacked last night"

"Oh, he deserve----" ucapan Liam dipotong oleh Niall. "By a werewolf!"

Liam langsung membungkam diam. Ia hanya tak percaya bagaimana seorang atau sehewan? manusia serigala bisa menerobos masuk ke dalam sekolah. Maksudnya ini sekolah vampire kan? bukan hanya sekolah biasa. Ia hanya terheran bagaimana manusia serigala itu bisa masuk tanpa dibaui oleh para vampire lainnya.

"Well, at least that moron boy deserve that" ucap Liam sambil mengangkat bahunya. Niall hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya. "You meant Moore boy. But, he's a moron yeah"

Mereka berdua tertawa sembari berjalan bersama. Mereka mempunyai kelas yang sama selanjutnya. Mengenai ramuan-ramuan yang bermacam-macam khasiatnya yang tak masuk akal dalam akal para fana.

"Hey Liam" panggil Niall membuat Liam menoleh padanya sambil menaikkan sebelah alisnya. "Do you gonna visit that girl?"

Ucapan Niall membuat Liam tersontak kaget. Ia tak tau apa akan mengunjungi gadis itu atau tidak. Hey lagipula mengapa Liam mesti peduli? toh gadis itu bukan siapa-siapanya dan baik merekapun tak saling mengenal. "I don't know"

"You should visit that girl" ucap Niall sambil mengusap-usap dagunya. Niall membuang kaleng coke yang sudah kosong ke tempat sampah dengan melemparnya. Dan yap tak meleset sedikitpun dan Niall melompat kesenangan. "You know, she need to know who was her lifesaver"

Liam tertawa. Niall pun yang tak tau apa-apa hanya kebingungan melihat reaksi Liam. Tidak ada yang salah dengan omongannya kan? "That is a bulsh*t Niall"

"No, I'm serious. I think you should visit her. And I, as your good stunning friend. Will come with you" ucap Niall dengan ekspresi yang banga serta terlihat tak mau dibantah. Niall akan sangat keras kepala jika ia sudah seperti ini. "But---"

Liam merasakan badannya terdorong ke depan, lalu ia terjatuh karena tak siap. Ia mendongak dan ternyata ia menemukan "Hello Liam Payne. Or should I say Liam sucking Pants?"

Segerombolan itupun tertawa. Liam hanya menatap garang pada mereka, menyeringai memperlihatkan taringnya serta mengepalkan tangannya menahan dorongan agar ia tak meninju wajah mereka. "Get off Chris!" teriak Niall.

Chris sekarang menatap Niall. Chris menatap Niall dari ujung kaki sampai ujung kepala lalu menyeringai remeh. "Well look, this little boy defend on that sucking pants. How sweet"

Chris beserta para kawanannya tertawa keras. Liam sangat kesal ingin mengoyak tubuh mereka. Liam terfikir sebuah balasan yang cerdas. "At least, I wasn't lost when I fight agaisnt a werewolf"

Chris geram. Para vampire yang sedang berkumpul tertawa kencang menambah kegeraman Chris. Liam tersenyum menang membuat Chris sangat kesal padanya. "Well at least, I do know my parents"

Kini giliran Liam yang sangat kesal pada Chris musuh abadinya. Memang, sejak awal tahun pelajaran mereka sudah bermusuhan. Mereka dikenal dengan musuh abadi oleh para vampire di sekolah. Jadi, jika terjadi pertengkaran diantara mereka, seluruh vampire pelajar di sekolah akan berkumpul mengelilingi mereka.

"Shut the f*ck up you Moron boy!" ucap Liam disertai gertakan giginya. Chris geram sembari melempar pandangan mematikan pada Liam. Mereka terlibat adu pandang sengit. Chris menantang Liam "What did you said?"

"I said, SHUT THE F*CK UP CHRIS MORON!" teriak Liam. Chris menghampiri Liam menarik kerahnya. Sementara Liam mengelak melempar tinju tepat di wajah Chris. Mereka merupakan pertarung terbaik di sekolah. Walaupun Liam lebih unggul di atas Chris. Liam merupakan petarung alami.

Mereka terlibat adu tinju, tendang, serta lainnya. Mereka sangat cepat sehingga tak dapat di tangkap gerakan mereka oleh mata. Mereka lompat dari satu ke lainnya, mendorong badan satu ke lainnya. Chris terlihat mengeluarkan sebuah senjata dari dalam kantong celananya. Sebuah benda berwarna keperakan yang tak terlihat oleh mata. "Liam watch out!!! Chris has a weapon!!!"

Dengan teriakan itu Liam menjadi agak kehilangan konsentrasi sehingga benda apapun itu berhasil menyayat pipinya. Cairan merah kental keluar dari pipi Liam tetapi perlahan, luka tersebut menutup tak menyisakan bekas sedikitpun. Chris sudah bersiap untuk menyerang kembali tetapi, kepala sekolah datang dan menghentikan pertikaian mereka berdua. "You two, come to my room right now!"

Dengan itu, kumpulan vampire bubar layaknya semut yang sudah kehabisan gula. Kepala sekolahpun pergi dengan Chris dan Liam membuntutinya. Chris mendorong Liam dan hendak di balas olehnya tetapi kepala sekolah meliriknya dengan tajam. Liam langsung mengambil posisi tegap dengan wajah datar seperti tak ada gangguan sedikitpun, lalu mereka bertiga berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Liam menoleh ke belakang menghadap Niall. Ia melontarkan sebuah kalimat tanpa suara sebelum ia berjalan menyusul menghadap ke depan, mengikuti kepala sekolah yang sudah agak jauh didepannya.

"Visit her"

Night in HawtornWhere stories live. Discover now