Tak biasanya, Liam termenung di hari itu. Ia sedang duduk di bawah pohon rimbun sambil bertopang dagu.
Langit senja musim gugur dihiasi cahaya keunguan beserta angin musim gugur yang bersemilir menerpa helaian rambut coklat milik lelaki itu. Daun-daun pun ikut berterbangan mengikuti alur hembusan angin itu.
Dengan secangkir cappucino di genggaman tangan kanannya, dan ia menatap lurus pada sebuah benda di tangan kirinya. Sebuah kalung bertahtakan ular perak pada gantungannya. Ia merasa familiar dengan kalung di genggaman tersebut.
"Liam!" teriak sebuah suara dari balik punggungnya. Membuat Liam terlompat dari duduknya dan kalung itu jatuh dari genggamannya.
"What's up bro?" ucap lelaki yang mengagetkan Liam dengan logat Amerika yang diselingi oleh logat Irlandia yang masih kental.
"You should stop watch those silly mundane movies, Niall" balas Liam dengan menggerutu. Liam membersihkan pundak bajunya dari noda tak terlihat.
Liam kemudian menunduk mencari kalung yang terlompat dari genggamannya tadi. "Eeeyyy, watcha doin' ni--- what is that?"
Liam memutarkan kepalanya ke arah yang ditunjukan Niall. Niall menunjuk sebuah kilauan yang Liam tebak merupakan kalung perak tadi. Liam dengan tergesa mengambil kalungnya dari tumpukan daun-daun berguguran dan menyembunyikan di saku jaketnya.
"What is that, Liam?" tanya Niall mendekati Liam. Kali ini tanpa candaan tergambar diwajahnya. "It's nothing"
Niall yang tak percaya akan jawaban Liam, menggelengkan kepala. "I know you're lying Liam."
Liam hanya mengendikan bahunya. Sementara Niall semakin geram akan kelakuan kawannya yang acuh tak acuh. "C'mmon, give me that"
Liam mendengus kesal. Niall bisa menjadi sangat mengesalkan dan keras kepala menyangkut soal 'keingin tahuan'. "It's just a necklace, Niall"
"You are a terrible liar, Liam. I know it's not just a necklace" desak Niall.
"C'mmon Liam, I don't want to fight you. I know you will lose and I don't wanna hurt my friend" ancam Niall serta terselip keangkuhan dinadanya. Padahal, Liam lebih jelas unggul jauh daripada Niall. Liam seakan sudah berada dalam level dewa sementara Niall masih dalam level taman kanak-kanak.
Karena Liam gerah melihat ancaman bertubi-tubi yang mendarat padanya, serta kelakuan Niall yang semakin aneh, Liam memutuskan untuk memberitahu kawan keras kepalanya itu.
Liam memberikan kalung tersebut pada Niall. "Do you know what is this?"
"It's a necklace, Liam" ucap Niall dengan wajah tanpa berdosanya. Liam mengetuk kening Niall.
"I know what this is, Niall. I mean, who's necklace is this?" tanya Liam dengan setengah kesal.
"Wait. I guess I saw this. But I forget." ucap Niall sembari mengusap dagunya.
"Please Niall. This is so important to me," ucap Liam dengan memohon. Tak biasa jika Liam sampai memohon pada seseorang. Ia hanya memohon jika ia dalam keadaan terdesak. Ego Liam terlalu tinggi. "But why this is so important to you?"
"I don't know. I feel so familiar with this necklace," Liam menatap Niall yang kini tampak sedang berfikir.
"Maybe this necklace is part of something on your past" ucap Niall sembari mengendikkan bahu. Liam seperti tak ada kehadirannya. Ia menerawang jauh kebelakang tetapi tak dapat menyentuh sedikitpun kenangan akan kalung itu.
"Look, Liam. We will figure it out and we will give you back your memory. We just have to be patient," ucap Niall sembari memberikan kalung itu kembali pada genggaman Liam. Liam mengeratkan genggamannya pada kalung itu lalu menyimpannya di saku jaketnya kembali.
"Ah! I remember! I saw that snake on a book about the history of Shadowhunter." ucap Niall sembari mengacungkan telunjuknya dan memainkannya di udara. Liam sontak langsung terbangkit dan membelalakan mata.
"But if this necklace is something from my past, then why this necklace is related to Shadowhunters world?" tanya Liam sembari mengayunkan kedua tangannya di udara. Raut wajahnya kentara sekali ia sedang bingung sekaligus sangat sangat terkejut.
"I don't know. But I remember snake is a symbol of one of noble families on Laurel." ucap Niall kembali yang menambah kekusutan masalah Liam.
Liam menarik rambutnya kuat karena ia sedang frustasi. Giginya bergemeretuk menahan sakit dari kepalanya yang serasa akan meledak. Selain itu, ia menahan dirinya sendiri agar tak berteriak frustasi di kala waktu pagi buta vampire berjalan. Niall yang melihat kawannya, segera mengusap-usap pundak Liam agar ia bisa tenang.
"Besides, we both have been through a lots of problem which worse than this." ucap Niall kembali menyemangati Liam.
"But, how did you found it?" tanya Niall yang membuat Liam terdiam sejenak. "Well, I found this when we fought with those bunch of stupid ass"
"Strange," ucap Niall dengan menyipitkan matanya. Liam merasakan hal yang sama, tapi semua hal aneh bukan berarti hal buruk kan?
"Talking about the fight, how is she doing?" tanya Liam yang membuat Niall gelisah.
"Well, I...don't....know..." jawab Niall dengan terbata-bata.
"What do you mean about you don't know?" selidik Liam. Niall menyilangkan jarinya tanda ia sedang sangat gugup.
"Well, I was so busy so... I haven't visited her...." ucap Niall sembari mengigit bibir bawahnya.
"Yes, I have not visited her. So.... bye!" Niall mengucapkan salamnya sembari berlari dengan kecepatan vampire. Daun-daun gugur berterbangan seiring laju Niall yang terpacu sangat cepat. Ranting pohon ikut bergoyang diterpa angin yang dihasilkan oleh pelarian Niall.
"NIALL, YOU PROMISED ME!"

YOU ARE READING
Night in Hawtorn
FanficHawtorn is one of the ordinary boarding school in Manchester. But, when the moon come, something dangerous and that you never expected in your wildest dream will come out. People said it just a fairytale, kids bedtime story. But, when you come and s...