chapter 3

14.7K 658 4
                                    

Author poin of view

Ali bergegas pulang karna telpon sang mamah yang mengharuskan nya pulang cepat. Padahal ali sangat lah malas untuk pulang jika bukan karna paksaan sang mamah, ali pasti masih ada di kantor atau di apartemen nya.
Salah satu alasannya malas pulang ialah pasti membahas tentang PERJODOHAN! Yang tak ia inginkan itu.

Dengan berat kakinya melangkah masuk kedalam istana syarief. Di sana ia tlah di sambut oleh kedua orang tuanya dan kaia(kakaknya) serta gisel sang adik.

"Cepat bersihkan dirimu" baru saja ali berada di tengah tengah, suara sang mamah resi memerintahkannya.

"Ali baru pulang mah" rengek ali. Ia menjatuhkan bokongnya di kursi empuk samping gisel.

"Ah cepat sana, nanti kita terlambat" geretak mama resi.

"Memang kita mau kemana?" tanya ali.

"Ketempat kakak ipar" celetuk gisel, ali melototkan matanya.

"Kakak ipar?" ulang ali.

"Calon lo lah" kini giliran kaia buka suara.

"Ah mamah papah, ali kan udah bilang gak mau di jodohkan!" ucap ali.

"Papah udah bilang kan, gak ada penolakan" balas papa syarief.

"Ya allah pah, ini tahun 2016 bukan tahun siti nurbaya. Gak ada lagi tu perjodohan perjodohan" ali sungguh gila jika harus memikirkan perjodohan gila ini.

"Semua tahun sama. Cepat bersihkan badan mu dan gunakan baju yang sopan!" perintah mama resi, dengan rasa malas dan kesal, ali meningalkan ruang tamu menuju kamarnya dulu.

"Hahahaha lucu sekali dia mah" ucap kaia sembari menatap pungung sang adik.

**************

Prilly poin of view

"APA! DI JODOHKAN?" gue benar benar syok mendengar penuturan papah yang akan menjodohkan ku.

"Iya, cepat persiapkan dirimu! Sebentar lagi keluarga calon mu datang" hari ini! Apa secepat itu? Ah apa papah gila? Menyebalkan sekali.

"Pah.. Prilly kan masih sekolah, masih kelas 12. Apa papa rela, prilly di jodohkan" harap harap cemas mendengar jawabannya.

"Papah rela lahir batin" Damn! Shit. Rasanya ingin menangis saat ini juga.

"Ah papa prilly gak MAUUU!! PRILLY MASIH MUDAAAAAAAA" Rengek ku berharap papah berubah pikiran.

"Tidak ada penolakan! Cepat siap siap" otoriter nya.

"Ah mamah, tolong prilly" aku menatap nanar mamah yang mulai tadi hanya memperhatikanku.

"Persiapkan dirimu! Sebentar lagi mereka datang!" ah mama jahat! Sungguh nasib ku warybiyazaaa.
Dengan langkah malas, gue berjalan meninggalkan papah dan mamah.

"Nasib mu pril! Nikah muda? Omaygateee ini gila!"

______________________________________
Ali pov

Gue diam! Kaya orang bego yang lagi di himpit sama dua bidadari sengklek samping gue, siapa lagi kalau bukan kaia dan gisel.
Sekarang posisi kami semua sedang dalam perjalanan menuju... Ah kalian pasti tau lah!
Tadi, gue sempet mau kabur tapi ketahuan sama dua curut samping gue ini. Mereka berdua mergoki gue lagi manjat turun balkon. Ah apes banget gue, dan jadilah gue sekarang yang diam tanpa perlawanan.
Jika di ingat ingat kejadian tadi lucu juga!

Flashback on

"Gue harus pergi! Ya harus" ali terus saja berpikir bagaimana ia harus kabur.

"Tapi lewat mana? Mana mungkin kan gue lewat luar! Kan ada mereka semua" ali terus saja bolak balik tak jelas.

"Pokoknya gue harus pergi! Gue gak mau di jodohin. Gue takut ntar yang di jodohin ke gue itu tante tante dengan make up tebal mereka. Ah ngeri"

"Pelapon? Kagak mungkin" congkel keramik? Apa lagi itu " lewat jendela? Mana bisa kan ada besinya. Terus lewat mana dong? Ah gue telpon doraemon kali yah! Siapa tau mau minjamin gue pintu kemana aja?" aneh! Ali benar benar aneh. Mana mungkin ada doraemon di dunia nyata.

"Ah kenapa gak di angkat sih mon?" gerutu ali. Ah ia sungguh sungguh gila! Menelpon seseorang tanpa nomor tujuan dan gilanya lagi dia acak nomor trus di kasih user name DORAEMON. Di garis bawahi doraemon. Kenapa tidak sekalian peterpen biar bisa bawa ali terbang!

"Ah gue rasa gue gila!" akhirnya ali tersadar dengan ke anehan dirinya, syukurlah!

"Lewat mana? Di mana? Kemana?" terus saja ali berpikir.

"AHA! Balkon. Ya ya balkon! Kenapa gak mikir mulai tadi sih? Bego lo li!"

Ali memutuskan turun kebawah melalui balkon. Kamar yang berada di lantai atas sedikit membuatnya kesulitan. Awalnya ia membuat tali dari tirai jendela kemudian di ikatnya pada besi balkon. Setelah itu perlahan ia mulat turun.

"Gue bebas yeah" sorak ali, masih di pertengahan.

"ALI!!!!"

"Anjir ketahuan!"

"HEY LO MAU KABUR" teriak kaia.

"IYA KENAPA?" balas ali.

"LO GAK AKAN BISA"ucap kaia.

"Pasti gue bisa" balas ali.

"Ah iya kah? Gisel lepas tira dari besi itu. Biar ali jatuh!"
Mendengar jelas itu, ali melototkan matanya. Mana mungkin ia akan membiarkan badan atletisnya menyunsep di tanah taman di rumahnya itu.

"Ehhh jangan jangan!!!! Ntar gue jatuh" cegah ali.

"Biar aja lo jatuh!" ucap kaia.

"Please! Lo mah jahat banget sama ade sendiri!" mohon ali.

"Oke gue gak akan jatuhin lo, TAPI LO MANJAT NAIK LAGI, CEPAT!!!?" teriak kaia.

"Iya iya" ali lekas naik lagi ke atas balkon. Tak butuh waktu lama buat ali sampai.

Hap~

"Lo kalau mau kabur, cari cara yang lebih bagus lagi" kaia menjewer telinga ali kuat, gisel yang mulai tadi tak bersuara terkikik geli melihat kakanya.

"Aws.. Ka sakit tau" ringis ali saat jeweran kakaknya terlepas.

"Rasain, ayo keluar" kaia menarik ali keluar dari kamar, dan ali hanya bisa pasrah!.

Flashback off

" kenapa lo senyum senyum" tegur kaia. Ali menatapnya sekilas.

"Serah gue! Kan ni bibir gue" sewot ali.

Suasana kembali hening. Mereka semua lebih memilih diam dan hanyut dalam pikiran masing masing.

"Perjodohan? Nikah mudah? Ah gue rasa gue bakal stres!"

CRAZY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang