chapter 14

14.5K 539 2
                                    


"Udah kenyang?"

"Udahh.. Makasih yah!"

Ali menganguk dan tersenyum. Ia mengacak acak rambut prilly gemas, walaupun ia akan mendapat rengekan manja setelah ini. Tapi ia tak perduli, baginya melihat wajah kesal prilly obat mujarap yang menyembuhkan lelah badannya.

"Rambut aku ancur li..." benar bukan. Hahaha ali tertawa, ia mengandeng prilly ke luar dari rumah makan.

Sampai di luar, ali meninggalkan prilly untuk mengambil mobil yang terpakir sedikit jauh. Kenapa gak sekalian ajak prilly? Ali gak mau kalau prilly capek.
Damn! Manis bukan.
Perlakuan kecil itu yang membuat kita tak akan terlupa. Jika nanti ketidaksamaan menyapa, hal ini lah yang meningatkannya.

"Prilly"

Prilly menoleh ke asal suara, seseorang memanggilny. Ketika nampak siapa orang itu, prilly tersenyum dan melambai.

"Eza.." ucap prilly, lelaki yang di panggil eza itu mendatangi prilly. Tanpa ada izin dari prilly, eza memeluk prilly erat. Ah tak tauhkah kalian seseorang di ujung sana terbakar cemburu?

"Ah maaf, reflexs" ujarnya. Prilly mengeleng

"Ga papa za" balas prilly, senyumnya mulai tadi terukir indah. Di depan nya saat ini ialah sahabat lamanya yang tinggal di luar negri.

"Apa kabar pril?"

"Baik, lo za?"

"Seperti yang kamu lihat haha"

Keduanya tertawa. Entahlah kenapa mereka tertawa, padahal dalam unsur percakapan mereka, tak ada terselip kelucuan.

"Ekhmm" dehem ali yang tiba tiba datang, prilly dan eza sontak menoleh.

"Alii.." lirih prilly, ah sekarang ia takut jika ali akan salah paham.

"Siapa ni pril?" tanya eza pada prilly.

"Kenalin gue ali, gue su-"

"Ah dia sepupu gue.. Iya sepupu" prilly memotong pembicaraan ali. Ia belum siap memberitahu orang jika ia sudah menikah terlebih lagi ia masih anak sma. Ali meliriknya, ia serasa tak terima dengan perkataan prilly. Namun apa daya ingin baginya menepis perkataan itu dan berkata lantang "GUE SUAMINYA!" tapi sekali lagi sayang! Wajah memohon prilly membuatnya enggan mengatakan itu.

"Oh iya! Gue eza" mereka berdua berjabat tangan. Kesan dingin dan angkuh di tampilkan ali, ia yakin sekali jika.eza ini memiliki rasa terlebih lagi dari mata eza yang menatap manik mata istrinya dalam. Sedangkan eza, ya hampir sama dengan ali, namun senyum sinis yang membedakannya.

"Ayo pulang" ajak ali, tanpa persetujuan dari prilly. Ia sudah menarik prilly pergi, panas rasanya berada diantara mereka.

"Masuk" titah ali, prilly menurut.

Ali dengan emosi terpendamnya membawa mobil dengan ugal ugalan. Ia tak lagi mementingkan keselamatan, ini semua karna eza yang memeluk prilly tadi. Ya di cemburu,

"Shit!" umpatnya, hampir saja ia menabrak kucing yang melintas. Prilly yang deg degan bukan main, hanya bisa beristgfar sebanyak banyakny. Ia yakin ali sekarang tengah kesal.

"Ali.. Hati hati" lirih prilly, ia takut bukan main. Ali yang masih mendengar lirihan prilly, sontak menoleh dan. Mendapati wajah prilly yang pucat berlumuran keringat dingin.

"Maaf" sesalnya. Ia melepas sabuk pengamnya dan sabuk pengaman prilly. Kemudian di rengkuhnya badan prilly, ia ingin menyalurkan kehagatan pada prilly. Sedangkan prilly hanya bisa menenggelamkan di dada ali.

"Pelukan ini hanya untuk aku! Bukan orang lain, sekali pun itu teman terdekat mu"bisik ali, benar dugaan prilly. Ali kesal karna ulah eza yang memeluknya tanpa persetujuannya.

"Maaf" hanya itu yang dapat terlontar dari bibir mungil prilly.

Ali melepaskan pelukannya, dan mengecup cukup lama dahi prilly. Ia benar benar tak rela jika ada yang memeluk istrinya, sekalipun itu sahabat prilly terkecuali jika itu wanita.

"Kita kesuatu tempat" ali kembali memasangkan sabuk pengaman pada prilly dan dirinya. Kemudian ia melajukan mobilnya perlahan, tanpa ugal ugalan dan pastinya keselamatan di pegangnya erat.

___________________________

Kamu doaku saat ini,besok dan selamanya..

"Bagaimana?"

"Makasih li, bagus banget..!"

Ali mengajak prilly ke sebuah taman yang memiliki sebuah danau dan sebuah rumah pohon.
Mata prilly berbinar, ia begitu senang. Ali tau seleranya, bahkan hingga penyakit mucilnya. Ia sempat berpikir, apakah ini kebetulan? Atau memang ali sudah mengetahui? Entahlah yang terpenting ia benar benar senang. Tak lagi di pikirannya menikah muda akan membuatnya sengsara, layaknya novel nove yang sering di bacanya.
Ternyata dugaanya salah, ini menyenangkan.
2 hari resmi menyandang status nyonya syarief, membuatnya merasa baru. Hal hal yang tak pernah di rasanya kini dapat dia rasa berkat kehadiran ali, yang sejujurnya mulai menyelinap masuk ke relung hatinya.

"Ayo keatas" ali mengajak prilly naik ke rumah pohon. Di duluani olehnya, kemudian prilly. Saat sampai disana, lagi mata indah prilly berbinar. Dari atas sanalah ia bisa melihat sekelilingnya.

"Makasih li" ucap prilly, mereka berdua saling pandang. Dan tak lama ali memeluk prilly erat, istrinya yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta...
Percaya atau tidak, mungkin kalian sudah tau bagaimana mereka pada awal bertemu. Bertengkar dan bertengkar bahkan jauh dari kata berteman. Tapi lihatlah sekarang! Semua bertolak belakang. Mereka bukanlah ali prilly yang dulu, saat awal bertemu di sebuah tempat perbelanjaan dan tak sengaja saling bertabrakan lalu beradu mulut, hingga membuat seorang pelayan membubarkan mereka. Mereka sekarang hanya lah ali dan prilly yang tengah menyakinkan rasa mereka pada hati masing masing.
Cinta hadir karna terbiasa

Mungkin kutipan itu bisa menggambarkan bagaimana mereka sekarang, seiring berjalannya waktu. Rasa mereka tiba tiba muncul dan menetap. Ali yang sudah yakin akan rasanya dan prilly yang masih delema karna jiwanya yang masih belum dapat menyakinkan.

Tapi sekali lagi, cinta datang karna terbiasa dan bersemi pun karna keinginan. Itulah cinta, aneh namun nyata adanya.

"Aku akan selalu bawa kamu ketempat apapun yang indah, dan itu karna aku mau kamu selalu bahagia" ucap ali. Prilly terharu, dia benar" merasa sebagai wanita yang sempurna. Ia bangga milik ali, ia bingung harus mengatakan apa. Yang jelas ia sudah sangat menerima ali.

"Makasih li, aku sayang kamu" bahkan tanpa komando mulutnya berkata seperti itu. Ali tersenyum dan mengecup lama pucuk kepala prilly, sedangkan prilly hanya dapat memperat pelukannya.

"Aku bahkan lebih sayang kamu"
_____________________________________

"Prill.." ali membangunkan prilly yang tertidur pulas. Seharian mereka berjalan jalan tanpa mau mengajak author.
Hingga larut baru pulang, untung mereka tinggal di apertement tanpa harus membuat para warga geger. Perlu di beritahu jika pernikahan mereka tertutup dan rahasia. Maka dari itu tidak ada yang tahu menahu.

"Eugh.." desah prilly.

"Ayo bangun.."

"Sayang.."

"Ayo bangunn.."

Tak ada balasan dari sang empunya nyawa, tanpa babibu lagi ali membopong prilly ke dalam apertement.

Saat sampai, ali menidurkan prilly di kasur mereka kemudian dilepasnya sepatu dan kaos kaki di kaki prilly. Setelah itu, di selimutinya badan mungil sang istri.

"Selamat tidur bidadari mungil ku, mimpi indah dan i love you"
Ali mengecup lama dahi prilly. Kemudian ia pun ikut berbaring di samping prilly, dan setelah itu. Tak lama ia pun tertidur menyusul mimpi yang terlebih dahulu membawa wanitanya. Prilly...

To be continue

CRAZY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang