chapter 16

12.8K 552 2
                                    

Author pov

Prilly tengah berdiri depan bangunan sekolahnya atau lebih tepatnya depan gebrang sekolah.
Ia tengah menunggu ali, yang tadi sempat menelponnya dan mengatakan akan menjemputnya.

Prilly senang, sangat. Baginya sekarang ali benar benar mengistimewakanya. Padahal ia tahu, hari ini ali juga ikut turun kerja dengan alasan sepi tidak ada dirinya dan jarang kantor ali dengan sekolahnya terbilang jauh, bahkan sangat jauh.

Sebenarnya, tadi ia menunggu ali di temani milla. Namun sayang, milla harus pergi karna sudah di jemput kevin.
Awalnya prilly bingung saat milla mengatakan "gue di jemput kevin, bye" belum sempat bertanya, kevin siapa? Milla keburu pergi. Hal itu membuat prilly penasaran, dan membuatnya besok akan menyidang milla.

"Pril-"

Eza mengagetkan prilly, prilly menatap eza dingin. Entahlah ia sekarang tak suka jika eza mendekatinya, mungkin karna ia telah bersuami.

"Nunggu jemputan?" tanya eza. Prilly mengangguk, eza mencoba mensejajarkan dirinya dengan prilly. Namun prilly memilih menjauh setiap kali jika eza mendekat.

"Ah iya za" balasnya terdengar acuh dan dingin.

"Lebih baik gue yang antar lo! Dari pada lo capek nunggin jemputan lo" tawar eza. Prilly menggelang, bisa mati ia diantar eza pulang.

"Gak usah za, bentar lagi jemputan gue datang ko" tolak prilly halus. Eza sedikit kecewa dengan jawaban prilly. Namun bukan eza jika kemauannya tak di turuti, ia akan memaksa prilly hingga ia mau.

"Ah ayolah prill, bareng gue aja"

"Gak za"

"Ayolah"

"Gak eza"

"Prilll"

"Eza!"

Eza menarik tangan prilly sedikit kasar, prilly memberontak. Ia tak suka di paksa, apalagi di paksa dengan orang yang benar benar tak tau diri seperti eza.

"Lepasin gue za" berontak prilly. Eza tak mengubrisnya, ia tetap saja menarik prilly menuju mobilnya.

"Aaa za sakit!" ringis prilly, eza benar benar tak merasa bersalah. Padahal prilly kesakitan karna ulahnya, namun ia tetap saja menarik tangan itu tan memperdulikan ringisan prilly.

"Lo kasar!" desis prilly. Ia menghentak kasar tangan eza, dan dengan sekejap mata prilly berlari menjauh. Eza mengejarnya, ah siapapun tolong prilly!

"Mau kemana? Ayolah bareng gue!" eza kembali meraih tangan prilly, lagi prilly memberontak.

"Gue bilang gak ya tetap GAK! Lo dengar gak sih" sentak prilly, ia benar benar marah dengan kelakuan eza yang kekeh dengan kemauannya. Dulu prilly tau, eza tak pernah seperti ini. Namun setelah kepergian dan kepulangannya yang mendadak eza berubah. Dan prilly tidak menyukai perubahan pada sahabatnya dahulu itu.

"LEPASKAN DIA"

Deg!

Untung bagi prilly, ali datang di waktu yang tepat sehingga ia tak lagi bersusah payah melepaskan diri. Ali menarik lengan prilly sehingga membuat badan prilly berada di sampingnya. Di rangkulnya posesif pinggang prilly dengan sebelah tangan serta mata yang tetap terfokus menatap tajam eza.
Eza membuang salivanya kasar, gagal buatnya pulang bersama prilly.

Ali beralih menatap prilly, ia mendengar ringisan prilly. Awalnya ia ingin bertanya kenapa? Namun saat matanya menangkap pergelangan tangan prilly yang membiru ia tahu, dan dengan sekejap kilat ia menarik kerah seragam eza. Ia sungguh marah, berani sekali eza menyakiti istrinya.

"Berani sekali kau menyakitinya bocah kecil!" desisi ali, eza bersusah payah bernafas karna kerah baju yang di tarik paksa ke atas.

"Rasakan ini"

Bugh!

Satu pukulan nenghantam bibir eza, eza jatuh tersungkur dengan bibir mengalir darah.
Prilly yang melihat kejadian itu, menarik pergelangan ali untuk menjauh. Dan membawanya ke mobil, meninggalkan eza yang mengumpat dalam hati.

***********

Selama di perjalanan pulang hanya ada keheningan yang tercipta. Entahlah kenapa suasana ini harus tercipta, keduanya sibuk akan pikiran masing masing.

"Li.." prilly memecahkan keheningan ini, mulutnya kelu jika tak berbicara.
Ali menatapnya sekilas, kemudian kembalih terfokus pada jalanan.

"Jauhi dia, dia berbahaya" balas ali. Prilly menyeritkan dahinya. Apa maksudnya?

"Dia yang kamu bilang sahabat! Tapi kenapa berani main kasar sama kamu" tambah ali, prilly akhirnya tau apa maksud perkataan ali.

"Dia? Sudah ku anggap bukan siapa siapa, tenanglah aku tak akan dekat dekat dengannya" ucap prilly. Ali tersenyum dan mengambil sebelah tangan prilly lalu mengecupnya.

"Trimakasih tlah menurut"

Suasana kembali hening. Biar lah sudah! Keduanya mungkin sedang berjalan jalan dipikiran yang sama, itupun mungkin.

Lupakan..

************

"Aws! Sakit li"

"Tenanglah, sebentar lgi selesai"

Ali mengobati luka lembam di pergelangan tangan prilly, sebenarnya ia tak tega saat prilly meringis kesakitan. Baginya lebih baik ia yang merasakan, dari pada harus istrinya.

"Nah selesai" ucapnya. Di lilitkan nya perban nengeliling pergelangan tangan prilly sebagai sentuhan terakhir.

"Makasih li" ucap prilly tersenyum, ali menganguk dan ikut tersenyum.

"Sama sama sayang"

"Li.."

"Hm.."

"Kamu begitu berantakan" prilly menatap ali dari atas hingga bawah, ia tak percaya ali bisa seberantakan begini. Dasi tak lagi menyangkut di lehernya, kancing kemeja sudah 3 terlepas dan tangan kemeja sudah di sing singkan hingga sikut.

"Haha tak apalah, yang penting masih ganteng kan" ucanya pd. Prilly memutar matanya malas, ya walaupun sebenarnya ia mengiyakan perkataan ali. Walaupun ali berantakan, namun kadar ketampananya tak pernah luntur.

"Ah pura pura, bilang aja iya" goda ali, prilly bersemu. Suaminya sangat pintar dalam hal mengoda dirinya.

"Aw sakit yang!" ali meringis saat jentikan cantik jari prilly mencubitnya keras.

"Hahaha rasain" tawa prilly mecah. Ali gemas memandang prilly yang tertawa lepas sehingga membuat matanya menghilang dengan pipi terangat membentuk 3 garis. Taukan ketawanya naruto? Seperti itu.

"ALIIIII...!" teriak prilly. Rasanya begitu sakit saat ali menarik kedua pipinya kencang.
Ali terbahak dan menarik prilly kepelukannya, Mencoba meredam kekesalan prilly.

"Sakit tauk" raju prilly.

"Maaf sayang!"

Ali mengelus elus pipi prilly, prilly nyaman dengan perlakuan ali. Ali tau benar membuatnya bahagia.

"Mau makan gak?" tanya ali di sela elusan nya,prillymenganguk.

"Yuk, makan. Tapi kamu masak dulu wkwk" prilly mendongkan wajahnya kearah ali.

"Sayang..." rengek prilly, ali terkekeh.

"Aku bantuin ko" ucap ali, prilly tersenyum dan menganguk.

"Gendong sampai dapur" ucap prilly sembari mengalunkan tangannya di leher ali.

"Dengan senang hati bidadari" ali membopong badan prilly ke dapur. Selama perjalanan kedapur prilly menghirup dalam dalam aroma badan ali yang begitu menghipnotis dirinya.

"Kamu harum dan aku suka"

______

To be continue
Vote & coment

CRAZY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang