Part 2

274 14 11
                                    

  Aku sebenarnya sudah tidak kuat aku tetap bertahan dan menahan diriku dalam keadaan sulit ini dua jam berlalu dan aku pusing pucat kulihat sekilas wajah Refan yang mungkin merasakan apa yang kurasakan dan kakiku tak kuat menopang tubuhku dan semuanya terlihat kabur dan gelap.. gelap .. semakin gelap........

                                 ----------

" Dimana aku ??" ucapku setengah tak sadar.

Kulihat sekelilingku dan menerka-nerka dimana aku berada dan ruangan ini tidak asing, UKS. iyaa.. aku terbaring di UKS dan aku melihat Refan. Dia dikasur sebelahku ??

"Apa-apaan ini." ucapku mendengus kesal.

Tetapi dia terlihat lelah. Dan matanya masih terpejam. * Terlihat cool* issh paan sih. Kepalaku masih pusing dan sulit untuk membawa diriku beranjak dari kasur ini. Apa aku pingsan ? Lalu siapa yang membawaku kemari. Apakah orang yang masih terlelap disebelahku ini ? *kamu mikir apa si Ninda ya nggak mungkin!!!*

Aku mencoba memejamkan mataku tetapi sulit. Rasanya aneh dan pusing. Bagaimana ini ? Dan tak ada penjaga UKS lagi. Hanya ada kami berdua. Suasana hening dan kikuk.

" Udah bangun ?" timpa Refan tiba-tiba.

" bukan urusan lo !!" jawabku ketus.

" Dasar tidak tahu terimakasih. " ucap refan tak kalah ketusnya.

" Maksud lo ? Hei mau kemana ?" ucapku, dia tiba-tiba pergi gitu aja.

" Bukan urusan lo " Ucap Refan sekenanya.

" Dasar menyebalkan." aku mengumpat sendiri, Refan sudah berlalu entah kemana.

Jam pelajaran sudah hampir selesai, aku mau bersiap pulang dan kembali ke kelas. *Aku sudah lelah mama dengan semuanya. Aku capek dengan semua perlakuan mereka kepadaku*

" Eh jelek, lo pingsan ? Ternyata orang kaya lo bisa pingsan juga bukanya kebal. Iya nggak guys hahaha.... " seru salah seorang anak di kelas sesudah aku sampai dikelas.

Aku di lempari kertas dan bukuku disobek tasku diinjek-injek dan dilempar ke aku.

" Itu semua balesan buat lo, karena lo tuh nggak pantes disini. Lo pantesnya sekolah dikampung sana. Lo itu jelek, cupu, norak, nggak tau diri, sok pinter, dan ini hadiah terakhir karena lo beraninya deketin Refan sok cantik banget si lo.. miror dong lo tuh gimana !! " Ucap Shela pacar Refan.

Sebuah lemparan telor tepat mendarat di wajahku. Aku menangis sambil berteriak aku nggak tahan sama perlakuan mereka dan akhirnya aku mengungkapkan semua yang selama ini aku pendam kesabaranku habis.

" Cukuuuuup !!!! Apa yang salah dengan diriku haa ? Iya memang aku nggak sekeren kalian, aku murid pindahan yang nggak tau diri. Tapi asalkan kalian tau kalian itu iblis ! Aku Ninda dan aku punya hati ! Aku nggak pernah sedikitpun menindas orang sembarangan dan bahkan orang itu nggak bersalah ! Aku udah sabar dengan semua perlakuan kalian. Tapi kalian nggak pernah mikir dan nggak punya otak. Eh Shela sok kecakepan lo pikir itu cantik ha ? Lo itu centil, bodoh,  dan nggak punya hati. Lo pikir gue ngedeketin si Refan singa banci itu ? Ogah ! Makan tuh Refan. Sorry seleraku nggak serendah itu ! Dan kalo kalian nggak mau aku disini oke gue pergi. Kalian nggak perlu ngusir gue. Gue punya harga diri. Dan suatu hari nanti kalian akan tau siapa gue !! " Ucapku spontan dengan marah dan menangis.

Mereka semua tercengang melihat semua pertuturanku terutama Refan dan Shela.

" Haha.. dia pikir siapa dia."ucap Shela sinis.

Aku pergi tanpa membawa tas dan apapun. Aku nggak nyangka ternyata aku bisa mengungkapkan semua itu sama mereka. *keputusan lo bener Ninda*

                                       ****

Akhirnya Papah ada kerjaan diluar negeri dan untuk waktu yang cukup lama untuk beberapa bulan ini. Aku dan mamah sekaligus ikut berlibur ke rumah grandma di Mealbornd Australia. Aku senang akhirnya keadaanku mendukungku untuk meninggalkan sekolah dan anak-anak yang bikin muak itu. Dan yang pasti aku akan kembali dengan Ninda yang baru kalian lihat saja.

Hari ini aku bersiap-siap untuk terbang ke Melbourne Victoria, Australia with mom and dad. Tanpa bilang kepadaku sebenarnya hari itu Mamah sudah meminta ijin ke kepsek untuk kepergianku.

Kalaupun aku tahu hari itu juga aku tidak akan sudi buat berangkat sekolah. Tapi aku lega dengan apa yang terjadi hari itu. Aku benar-benar lega bisa mengutarakan apa yang selama ini aku pendam dan melihat wajah-wajah mereka yang menyebalkan itu menganga.

Aku terkesan pada diriku sendiri tapi rasa-rasanya sifatku agak berubah, aku jadi lebih berani dan sedikit angkuh. Aku bukan Ninda yang baik dan selalu sabar lagi.. aku berubah karena keadaan.. aku berubah karena mereka yang memaksaku untuk berubah ....


Don't forget vote and comment yaa :**

I Hate And Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang