Part 4

258 13 1
                                    


Setelah adegan makeover akupun selesai. Tak selang beberapa lama, Mamah memanggilku untuk turun dan berkumpul dibawah. Dengan berpenampilan aneh dan sama sekali tak nyaman seperti ini aku mulai menuruni tangga dan melihat keluargaku berkumpul di meja makan. Tapi mereka semua siapa, Mamah tidak bilang kalau pesta kecil ini akan mengundang mereka. Batinku.

"Wa-waaw you're so beautiful hanny" puji grandma padaku.

"Yes, alright mom. Anak Papah cantik sekali malam ini"

"Pah, Mah mereka semua siapa ?"

"Oh iya, perkenalkan saya Brian alexander. Teman kerja Papah kamu. Ini istri saya Pamela Alexander. Dan anak saya Daniel Alexander."

"Iya Om, Tante dan kamu salam kenal" jawabku seraya menjabat tangan mereka.

Ternyata malam ini adalah acara perjodohan. Apa--apaan ini ? Tidak di Jakarta ataupun disini semuanya nerakaa. Aku hanya butuh ketenangan. God help me, please! 
Acara dinner ini bikin muak aku permisi pergi ke belakang dan duduk menikmati malam dipinggir kolam. aku baru tujuh belas tahun waktuku masih panjang, acara perjodohan ? Aku pacaran aja belom pernah. Dulu cuma sekedar cinta monyet ini tiba--tiba aku dijebak dalam arus paksaan atas dasar bisnis. Dengan orang yang belom sama sekali aku kenal. Aku nggak bisaa...

"Kamu pasti muak dengan acara perjodohan ini bukan ?" Suara Daniel dari belakangku mengangetkan lamunanku.

Dengan sontak aku membalikan bola mataku menghadapnya yang kini ikut duduk disebelahku "Sudah jelas dari raut wajahku bukan, dan kamu siapa suruh duduk disebelahku"

"Ngga usah belagu napa, nasib kita sama. Siapa juga yang mau di jodohin kayak gini" cetusnya.

"Kamu Daniel kan, eh iya Daniel aku ngga mempersilahkan kamu duduk disebelahku."

Dia tak meghiraukanku dan malah duduk  mendekat. Aku risih dan bergeser menjauhinya.

"Kamu risih ya aku deket kamu, kamu ngga pernah dideketin cowok sebelumnya ? Apa kamu ngga pernah pacaran ? Tanya daniel dengan muka keponya yang mendekati wajahku. Aku gugup dan memalingkan mukaku.

"Ya..yaaa semuanya benar, kamu benar." Jawabku pasrah.

"benarkan, hahaa.. mukamu itu lucu tau nggak. Terlihat polos dan tak nyaman dengan penampilanmu itu. Dengar, aku sama sekali tidak tertarik dengan perjodohan ini. Dan ternyata calonku seperti ini. Ya ku akui kau cantik, tapi apa ini penampilanmu biasanya dan aku penasaran dengamu bolehkan kita jalani dulu ?"

"Ya terserahmu saja." Senenarnya aku muak tapi gimana lagi, kalau aku menolakpun gimana nanti ortu kita nanti. Mungkin jalani dulu saja walaupun terpaksa. Tetapi dia sepertinya baik dan yaa.. dia ganteng. Jelas saja muka bulenya itu loh ngga bisa disembunyiin banget.

                  ****

Hari-hariku disini berlalu begitu cepat. Ya ternyata Daniel tak seburuk yang aku kira dia baik. Dan dia menerimaku dengan penampilan ternyamanku. Kita menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari ini. Dia mengajaku keliling Mealbornd dan ya mengasikan. Tapi hariku disini tak lama lagi, aku harus balik ke Jakarta. Karena urusan papahku disini telah usai. Besok tepatnya aku akan berangkat ke Jakarta. Oh my god, mendengarnya saja sudah seperti neraka.

Sore ini Daniel mengajakku bertemu di coffeshop. Dan aku bersiap kesana aku mencoba sedikit berdandan. Aku melepas kacamataku dan memakai lens, rambut aku gerai dan sedikit memoles wajahku. Ya ini semua juga berkat bantuan mamah. Aku mah apa, tak bisa apa--apa.

Aku yang sudah menunggunya kira-kira 30 menit, tak kunjung datang. Aku bosan bahkan coffe choco cappucino yang kupesan dari sepuluh menit yang lalu itupun sudah dingin. Pesan-pesanku di line tak kunjung terbalaskan. Sampai kapan aku harus menunggu.

Dengan perasaan yang berkecamuk antara sedih, sebel, dan muak. Ya, jelas saja bukan ? Bagaimana batinya tak bergejolak kalau seseorang yang dinantikanya tak kunjung datang dan mengabaikanya. Maksudnya apa coba. Ini mungkin pertemuan terakhir kita karena walaupun kita dekat tapi sama-sama tak menyetujui perjodohan ini. Seenggaknya aku sudah berusaha dan dandan untuknya dasar semua cowok brengsek. Aku sudah menunggunya sampai 3 jam dan tak ada sosoknya, kabar pun tak ada. Sudah kesabaranku habis. Dasar Ninda tolol mau-maunya aja nunggu si brengsek itu.

I Hate And Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang