"Nih, ada titipan dari yayank." Keano menghempaskan sebuah box berwarna pink kehadapan Kara.
Cewek itu mengernyit, nggak mengerti darimana datangnya box itu dan siapa yang Keano sebut dengan 'yayank.' Cewek itu meraihnya, mencoba mencari nama pengirim dari box tersebut. "Dari siapa? Buat siapa? Isinya apa?"
"Buset," Keano duduk disampingnya. "Dylan lah, siapa lagi?"
"Isinya apa?"
"Mana gue tau. Buka aja."
Kara membuka tutupnya, lalu melihat 6 buah cupcake beraneka rasa yang sudah tak karuan bentuknya. "Ini lo apain sampe udah kayak gini? Astaga."
"Ya mana gue tau kalo ini makanan." Ujar Keano, lalu mengambil salah satu cupcake dengan krim keju menumpuk diatasnya. "Buat gue satu yah, kan udah jadi perantara."
"Hmmm,"
"Btw, kata Dylan maaf nggak bisa ngasih langsung, tadi di sekolah nggak sempet ketemu dan tadi dia buru-buru mau ada janji."
Kara nggak benar-benar mendengarkan, matanya sibuk membaca untaian kata di bagian dalam tutup box yang berbunyi;
"I find these cupcakes are as sweet as your smile! Anyway, have a good day, sweetie! – D"
"Lagi liat apa sih, aelah." Keano menyerobot, ikut membaca tulisan di bagian dalam box tersebut. "Acieee..."
"Apa sih, najis."
"Yeu najis-najis juga lo demen kan! Pipinya merah gitu, adeuh!" Keano dengan jail menjawil dagunya.
"Anjir apaan sih, Kean!"
"Deuh galak."
"Kenapa lo terima sih?" tanyanya.
"Ya gapapa, Dylan tuh lagi usaha, Ra, terima aja deh." Katanya.
"Tapi kan gue jadi nggak enak, cupcake ginian kan nggak murah, Ke." Kara menatap isi boxnya yang berwarna-warni dan mengeluarkan aroma manis.
"Halah," Keano menjitak dahinya. "Nggak enak, nggak enak. Najisun. Sama gue minta jajanin starbucks selosin aja enak."
"Yakan itu lo, beda."
"Ya udah lah, makan aja. Dia udah usaha tuh."
"Terus gue balikinnya pake apa dong?"
"Dih, apanya yang dibalikin?"Keano mengambil cupcake keduanya.
"Ya gue kasih apa dong, masa gue terima doang." Kara mendesah. "Kan nggak enak guenya."
Keano nggak menggubris, malah sibuk memakan cupcake blueberry yang baru saja diambilnya.
"ISH! KEAN!" Kara menyenggolnya, membuat selai dibagian tengah cupcake yang dimakannya meleset dan malah mengenai bibirnya.
"Anjir, apaan sih?! Orang lagi makan juga!"
"Dengerin guee!!" rengeknya."Jadi gue kasih apa dong?"
"Sun."
"Hah?"
"Sun aja pipinya. Atau mau bibir juga boleh, dia pasti seneng."
"Goblo ugha u."
"Alah goblo-goblo, seneng aja disuruh nyium Dylan. Orang ganteng, yakan Ra?"
"Yee sinting." Cewek itu mendelik. "Lo mah ga bener, ah."
"Idih, ngambek." Keano terkekeh. "Kiw,"
"Berisik." Kara menarik keluar sebuah cupcake greentea, lantas menjilati cream diatasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinkerbell
Teen Fiction[Telah tersedia di toko buku] You're my Peterpan, but I'm not your Wendy.