Three

10 3 6
                                    

Corral's POV

Kali ini aku harus ikut ke konferensi pers 5sos karena masalah berita sialan itu. Yah Calum harua membelaku dan aku harus membela diriku sendiri.

"Tidak, mereka tak memiliki hubungan apapun. Saat itu Coral dan Mike memang berpelukan. Namun berpelukan hanya sebatas teman." Jawab Calum menyangkal pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.

"Kalau begitu apa menurut anda Ms. Brown? Kau berpelukan dengan Michael? You had a crush on him?" Tanya salah satu wartawan.

"Nope. Kita hanya bercanda waktu itu. Yeah i can't deny it. Kami memang berpelukan. But it doesn't mean anything." Jawabku sambil berpikir.

"You can trust her? I mean, what if she just being lie and she cheated?" Tanya wartawan lagi.

Buset banyak amat pertanyaannya.

"I'm pretty sure that she never cheated." Jawab Calum dengan sosoan gtde kaya dibelain pacar beneran ehe.

Banyaj pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan. Aku mulai lelah dengan semua pertanyaan itu. Apa tidak bisa sebentar saja aku bisa jauh dari media. Aku terlalu lelah untuk melanjutkan drama ini.

Malamnya, Calum memintaku untuk menemaninya ke pesta temannya. Awalnya aku tak mau karena aku kurang suka dengan alkohol. Aku sangat yakin akan ada banyak alkohol disana. Calum memaksa.

Jelas aku menerimanya. Calum tak pernah bersikap seperti ini padaku sebelumbya. Bagaimana aku bisa tidak menerima nikmat tuhan seperti ini. ☺☺☺

"Kita mau kemana?" Tanyaku. "Club, attend to Maddison's party." Jawab Calum.

Aku menatap Calum kaget. Baru pertama kali ia menjawabku dengan santai seperti ini.

"What? Aku sudah bilang akan mencoba bersikap baik padamu kan?" Kata Calum. Aku mengangguk cepat. Aku mengerti, Calum hanya bersikap baik karena ada maunya. Mungkin jika aku telah mempertemukannya dengan Nia ia akan menjadi jahat kembali padaku.

"Nia juga datang?" Tanyaku sedikit ragu. "Pasti. Kau sudah berjanjikan?" Jawab Calum.

"Uh-huh, aku akan melindungimu dari media. Tapi kau tetap harus bersamaku." Balasku.

"Apa? Bersamamu? Bagaimana aku bisa berbicara ataupun berduaan dengan nia kalau begitu!"seru Calum. "Calm down, Calum. Jika hanya kau dan Nia berdua saja, fansmu yang ada di club bisa menyebarkan fotomu kan? Kau akan dihabisi Robert nanti. Taoi jika kau mengajaku ikut denganmu, mereka pasti mengira kita berdua hanya sedang berbincang biasa dengan Nia." Jelasku panjang lebar.

"Kau pasti hanya mencari alasan." Kata Calum malas. "Hih tidak. Aku berjanji akan pura-pura tak mendengar percakapanmu." Katakau.

Calum diam saja. Namun aku bisa melihat mimik wajahnya yang menahan tawanya.

Seketika sudut bibirku tertarik keatas.

Ketika sampai di club aku mengikuti calum kemanapun ia pergi. Sampai ia bertemu dengan Nia.

"Hai babe. Kenapa jalang itu berada disini?" Sapa Nia yang sedikit melirik kearahku. "Yah dia ingin ikut." Balas Calum.

What? Perasaan tadi dia yang mengajak, mengapa jadi aku yang dikambing hitamkan?

"Kau tahukan aku tak bisa menolak Robert. Kau pun juga tak bisa. Takkan ada yang bisa." Sambung Calum. Aku diam saja dan langsung duduk disebelah calum.

"Jalang itu juga ikut duduk disini?" Sindir Nia. "Yah, ada utusan Robert yang mengikuti kami. Jadi biarkan dia disini." Ucap Calum berbohong,lagi.

Aku hanya memutar bola mataku.

"Bagaimana rambut baruku baby?" Tanya Nia. "That's cute. Everybody will like it." Jawab Calum sambil mengerutkan bibirnya.

Refuse // CthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang