Six

2 0 0
                                    

Kepalaku pusing, dengungan telingaku terus berbunyi, sulit rasanya untuk membuka kedua kelopak mataku.

Semakin aku mencoba semakin rasanya ingin menutup. Aku ingin berteriak namun entah mengapa mulutku terkunci dengan sendirinya.

Aku memutuskan untuk menengkan diriku, untuk tidak gegabah. Terus menarik nafas dan membuang nya. Perlahan-lahan aku membuka kedua kelopak mataku.

"Good morning, sleeping beauty." Sapa Arzaylea. Aku hanya menatapnya dengan kebingungan. "Ini dimana?" Tanyaku.

"Kau pingsan selama 3 hari kau tahu? Kami sudah melakukan berbagai cara untuk membangunkanmu. Btw, welcome to new york." Jawab Arzaylea. "Kami? Kita ada di new york?" Tanyaku lagi.

"Yah, aku, Luke, Michael, Calum, dan beberapa crew. Malah kami sempat membawamu ke rumah sakit." Jawab Arzaylea. Aku seidkit meringis karena sudah bingung ingin menanyakan apa.

"3 hari? Apa secepat itu? Aku baru saja di Washington kemarin." Kataku. "Ini sudah 3 hari Corral, kau pingsan." Ulang Arzaylea lagi.

"Bagaimana bisa?" Tanyaku kebingungan. "Setelah kau bersama Mike, kau terkena alergi." Jawab Arzaylea.

"Hah? Aku tertular alergi karena Mike?" Tanyaku lagi. "Bodoh! Kau itu alergi seafood. Kau diajak ke restoran sushi oleh Mike. Ia tak tahu kalau kau alergi seafood. Dan biasanya kalau alergi pun tak sampai separah ini." Balas Arzaylea.

"Oh. Hehe. Dimana yang lain?" Tanyaku lagi. "Yuk kebawah. Yang lain pasti kaget melihatmu telah sadar." Ajak Arzaylea

Kami berdua pun turun kebawah.

"Woaah Corral akhirnya kau sadar juga." Sapa Luke. "Tidak menyapaku babe?" Goda Arzaylea yang langsung menuju pangkuan Luke.

"Akhirnya kau sadar juga. Jaga kondisimu, Calum bisa terpengaruh akibat kelalaianmu." Kata Robert.

"Sudah Robert dia kan baru siuman. Corral langsung duduk saja, nikmati makan malammu, besok kita ada jadwal." Kata Adam menenagkan Robert.

Aku mengangguk membalas oerkataan Adam dan langsung menuju ke meja makan.

Dan ugh lagi lagi aku keduluan Nia. Dia sudah duduk disamping Calum sambil menggelayutinya.

Dasar pengganggu.

Aku harus mencari meja lain karena meja sebelah sudah penuh.

Dan mengapa meja satu lagi hanya Rena sih isinya? Kenapa harus anak HV😬

"Hei apa aku boleh duduk?" Tanyaku sosoan sopan. "Silahkan." Balas Rena.

Kondisi mulai canggung karena Rena merupakan adik dari Nia aka orang yg membenciku.

"Aku bingung kau alergi mengapa bisa separah itu." Ucap Rena memecahkan kecanggungan. "Aku juga tidak tahu, malah aku baru tahu kalau aku alergi seafood, padahal dulu aku sering makan seafood." Balasku.

"Mungkin kau hanya kecapaian. Istirahatlah yang banyak, atau cobalah detoks siapa tahu racun di tubuhmu bisa langsung keluar." Kata Rena. "Racun? Apa maksudmu?" Tanyaku kebingungan.

"Yah hanya saran sih. Aku pergi dulu bye." Ucao Rena langsung pergi meninggalkanku.

Makan malam selesai, kami kembali ke kamar tidur masing-masing.

From: Calum

Keluar kamar cpt.

Yaela mas. Udah seneng di imessage eh diginiin:(

To: Calum

Ye.

Akhirnya aku menuruti Calum. Aku lekas keluar dari kamar secara sembunyi sembunyi agar Arzaylea tidak mengetahuinya.

"Kau ini lama banget sih. Cepat ikut aku!" Seru Calum sambil menarik tanganku. "Ih pelan pelan dong Cal, tubuhku masih lemas." Balasku sambil berusaha melepaskan tanganku.

"Nanti kau bisa tidur di mobil." Ucap Calum dengan cepat. "Hah? Kau ingin membawaku kemana Cal? Aku tidak mau." Tolakku cepat saat Calum berbicara mengenai 'mobil'

"Sudah ikut saja. Ayo." Kata Calum yang entah mengapa aku tak bisa menolaknya lagi.

Lagu-lagu mozart bersenandung keluar dari tape mobil. Tak tahu sejak kapan Calum menyukai lagi bergenre seperti itu. Maksudku, dia kan rockstar apa tidakmalu mendengar lagu bernafa lembut seperti itu?

"Menenangkan kan? Tidurlah dan jangan banyak bicara seperti biasa." Ucap Calum. Aku menghiraukannya karena aku sudah setengah tertidur. Bahkan, suara Calum pun terdengar samar-samar.

Aku terbangun dari tidurku yang lelap. Masih tetap di mobil. Tanpa seorangpun di sisiku. Maksudku, Calum menghilang.

Aku keluar dari mobil dan sama sekali belum menemukan kata yang pas untuk tempat ini. Disini gelap, sangat gelap sampai hanya ada setitik cahaya di didepan. Apa Calum membuangku disini? Oh tuhan dia rak mungkin setega itu. Ini pasti hanya mimpi.

Aku melangkahkan kakiku ke depan. Semakin ke depan semakin banyak cahaya yang masuk.

Mulutku ternganga. Melihat keindahan duniawi seperti ini. Aku speechless tak tahu harus berkata apa. Bagaimana bisa Calum membawaku kesini?

"Welcome to NYC, Corral." Sapa Calum dari ujung gedung. Dan yak kau bisa menebak, kami ada di atas gedung.

"Bagaimanakau bisa menemukan tempat ini Cal? Ini sangat samgat sangat in-" "Menakjubkan ya? Kau pasti tak menyangka ditempat seperti ini kau bisa melihat sesuatu yang bisa dikatakan indah." Potong Calum dengan cepat.

Aku mengangguk sambil tersenyum lalu aku berjalan dan duduk disampingnya.

"Kau sudah baikan?" Tanya Calum. "Sangat sangat baik." Balasku. Calum tak menatapku Calum hanya menatap kota New York yang gemerlapan.

"Kau bisa lihatkan betapa kecilnya mereka dari sini?" Tanyaku. Calum hanya  mengangguk tanpa melihat ke arahku.

"Karena itu aku tidak takut pada mereka. Meskipun hampir tiap hari haters mengataiku aku tak menghiraukannya." Lanjutku. Seketika itu pula Calum menatapku. Tatapannya berbeda dari biasanya. Bukan tatapan kebencian maupun iba. Tatapan yang tak pernah Calum berikan padaku atau pada siapapun.

HEII

BALIK LAGI AMA GUA

BTW MAAF YE GUA DAH LAMA GA UPDATE

BIKOS GW DULU SEMPET BOSEN H3H3

YAUDAH JANGAN LUPA VOTE YA

JANGAN SIDERS. SEDIH GUA ENTAR

-TASHAHOOD

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Refuse // CthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang