Chap 2

408 60 26
                                    

28 hari.

Kini dilapangan aku duduk dibangku penonton melihat bagaimana suami- ah maksudku Kihyun oppa berlatih basket dengan teamnya. Mengingat kejadian kemarin membuat pipi ku merah lagi.

" kau kepanasan?"

" eo, tidak... Ini minumannya oppa, kau pasti haus kan?" aku memberikan minuman dingin pada Kihyun oppa dan untuk pertama kalinya minumanku ini diterimaaa yeay !

for the first time in forever ~

" wuaah... Uri Eunseo sudah tidak ditolak lagi oleh Kihyun,"kata Wonho menertawakanku, awas saja dia. Jika tidak ada Kihyun kupastikan akan mencakarnya sekarang juga.

" lihatlah bahkan mukanya yang memerah itu jelek sekali hahaha," tawa Minhyuk dan yang lain masih tertawa.

" yak ! Minhyuk ! Berhenti tertawa!" bentakku, jujur aku sangat kesal padanya walaupun dia seorang- ah apalah itu namanya harusnya dia juga punya sopan santun.

Hening.

Semua mata tertuju padaku, menatapku dengan tatapan aneh. Kenapa ? Apa salahku ? Memarahinya karna kesal tidak boleh ?

" Minhyuk?" tanya Shownu oppa, seketika aku ingat Minhyuk kan tidak terlihat !

Aa ! Bodoh bodoh bodoh !

Kulihat Minhyuk tersenyum miring, sialan... Jika sedang tidak ada orang disini aku ingin menjambak, menendang dan mencakarnya.

Ha ha ha sekarang aku tertawa jahat didalam hati tentunya, kan tidak mungkin jika sekarang aku melakukannya. Pamor polos dan baik hatiku bisa hancur.

" Eunseo, ayo pulang." aku melirik ke arah Kihyun oppa, benarkah ia yang bilang begitu ? Apa nanti seterusnya kami akan pulang bersama selalu ?

Kami ?

Ehe ehe rasanya menyenangkan mengucapkan ' kami '

" wuaah, Eunseo benar-benar mendapatkan Kihyun ya," ucap Jooheon menyoraki kami, jangan buat aku malu !

" eish, kalian berisik," kata Kihyun oppa dengan muka yang sedikit memerah.

Mwoya ?!

Mu-mukanya me-merah ?!

Dia malu ?!

Kihyun oppa langsung menarikku dari kerumunan anggota basket, tatapanku bertemu tatapan milik Yeeun yang sinis.
Aku tersenyum penuh kemenangan saat ia melihatku, sekarang ia milikku Yeeun-ah.

~~•~~

Disinilah kami berada, di tepian sungai melihat matahari yang hampir tenggelam sambil menikmati ice cream rasa vanilla, aku sangat menikmati suasana ini.

Tenang, nyaman dan damai.

Entah mengapa angin yang menerpa wajahku terasa sangat menyesakkan, seperti membisikan sesuatu yang menyakitkan pada telinga.

" oppa, apa kau menyukai-" ucapanku terhenti saat ia melihat kearahku, rambut coklat yang tertiup angin dan matahari seolah hanya menyorot padanya membuat wajahnya sangat bersinar.

" menyukai apa?" katanya membuatku tersadar dari memuja wajahnya.

"menyukai... Menyukai ice cream ini, ya ice cream haha."

astaga aku salah tingkah, memalukan memalukan !

" hahaha, kau ini lucu sekali Eunseo-ah," tawanya dan lagi ia menepuk pelan kepalaku, perlakuannya terhadapku sekarang sangat berbanding terbalik dengan perlakuannya saat 2 hari kemarin.

Dulu ia mengacuhkanku dan meninggalkanku begitu saja, sekarang ia memperlakukanku dengan manis. Angin kembali meniup sedikit besar ke arahku kali ini bukan perasaanku, tapi benar aku mendengar bisikan angin kepadaku.

" nikamatilah waktumu, sebelum kau mati."

" lihatlah bagaimana ia menikmatinya, ha ha... Haruskah ku ingatkan jika kau akan mati? Aku berani bertaruh, Kihyun tidak akan menyatakan cintanya padamu bahkan sampai kau mati."

" apa ia sangat tidak bisa membuat Kihyun menyukainya sampai ia membuat perjanjian dengan dewa itu? Menyedihkan."

Bisikan-bisikan yang sangat menyakitkan dari angin untukku, ternyata sesuatu yang aku sukai bisa memiliki bisikan yang begitu menyakitkan.

" oppa, aku ingin pulang," ucapku lalu berdiri meninggalkan Kihyun yang juga ikut berdiri lalu menyamakan langkah kakiku, terlihat dari raut mukanya yang khawatir.

Mianhae.

" ayo aku antar pulang," katanya dan aku mengangguk lemah, Kihyun oppa mulai mengayuh sepedanya dan saat itu juga ada seseorang yang berteriak dipinggir sungai.

" apa yang kalian lakukan ?! Kalian bisa menyakiti jiwaku!" bentak seseorang, tapi ia membentak pada tepian yang sepi dan tidak ada orang disana. Mungkin dia sedang frustasi.

Tapi tunggu ! Jiwa ? Dia Minhyuk ?

Semakin jauh aku tidak dapat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Minhyuk, ia memarahi angin ? Yang benar saja. Bodoh sekali, rasanya aku ingin tertawa tapi moodku sedang tidak ingin.

***

Aku menyirami bunga yang berada dikebun kecil tanaman pinggiran tembok-tembok sekolah, aish jika aku tidak bertemu Guru Kang pasti aku sekarang berada dilapangan untuk menyemangati Kihyun oppa. Saat itu aku melihat bunga kecil berwarna putih yang belum mekar, aku mendekatinya dan menjongkokan diriku.

" hei, bunga cepatlah tumbuh- agar kau bisa memperlihatkan kecantikanmu pada dunia," ucapku lalu menyiraminya air, aku harus bergegas sebelum pertandingannya selesai.

Bruk !

Tubuhku tertarik dan merasakan seseorang sedang memelukku dengan erat dan terengah-engah, pelukannya hangat dan nyaman seolah aku bisa merasa tenang. Tapi sekarang pertanyaan terlintas dipikiranku.

Siapa ... Yang memelukku sekarang ?

Aku mendorong tubuhnya sedikit keras untuk melepaskan pelukannya, bagaimana jika ia keenakan memelukku ? Bukan terlalu percaya diri tapi bisa jadi kan ?

" kau hampir saja mati, jiwaku," katanya dengan nada yang sedikit khawatir, lelaki itu menunjukkan pecahan pot bunga yang berada ditanah persis dimana tadi aku berdiri.

Aku mengenal pot bunga itu, pot ini berasal dari kelasku dilantai 3. Langsung saja aku melihat ke atas melihat siapa pelaku tadi, karena tidak mungkin pot ini jatuh sendiri bukannya aku menuduh tapi pot ini berada disamping rak dekat pintu kelas dan jauh dari jendela.

Seorang gadis dengan rambut panjang dan menatapku, tatapannya seolah berkata " sayang sekali tidak mengenaimu."

Gadis itu ...
.
.
Jang Yeeun.

TBC

Maaf kan aku cuma bisa begini dulu yaa ~ aku mau bikin konflik ah ...

Tapi ff ini mending jadi genre fluff atau ada konflik konflikan aja ? Saran juseyoo 😂😂

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

Thankchuu ~

30 Days //RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang