Decitan suara burung dan juga terpaan sinar mentari pagi membuat Rei harus terbangun dari tidurnya. Saat matanya melirik ke arah jam yang terpasang di dinding kamarnya, waktu telah menunjukkan pukul enam kurang lima menit.
Rei menguap lebar. Ia merasa begitu segar pagi ini. Udara pagi yang begitu nyaman untuk dihirup, cicitan burung yang terdengar merdu, dan juga matahari pagi yang bersinar cerah. Namun, ketika ia telah sampai di hadapan cermin di kamar mandi pribadi di kamarnya, tiba-tiba saja sekelab kejadian malam tadi menghampiri ingatannya. Membuat senyuman cerah yang terpasang di wajahnya buyar seketika. Ah... mengingatnya saja cukup membuat sesak di dadanya.
...
V A L S
304th Study Room FanFiction
Story By:
Aryangevin
Disclaimer:
304th Study Room © Felicia Huang
Warn: Boys Love, Little Bit OOC.
...
Rei berniat untuk membuat sarapan untuk dirinya dan juga Dirga sebagai bentuk permintaan maaf. Namun, saat ia membuka pintu kamarnya, ia telah melihat Dirga sedang meminum coklat hangat di mug putih sembari memandang selebaran kertas di tangannya. Tiba-tiba saja Rei menjadi gugup. Apakah Dirga akan mengabaikannya? Atau mara-
"Oh, Rei sudah bangun?"
Rei mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat kondisi Dirga yang jauh dari kata buruk. Malah ekspresi wajah pemuda itu begitu cerah. Senyum juga bertengger di wajahnya dan menyapa Rei dengan riangnya. Malah saat ini dirinya yang tiba-tiba merasa kikuk di hadapan Dirga.
"Ah-hei, Dirga." Rei mendekati Dirga dengan senyum kikuk. Ia mengelus-elus belakang lehernya karena merasa begitu canggung berhadapan dengan Dirga.
"Coklat hangat buatmu." Dirga menyodorkan segelas coklat yang masih mengepulkan asap di atasnya. "Kebetulan aku baru saja membuatnya."
Rei menerimanya dengan senang hati. Ya... meskipun rencananya untuk membuat sarapan pagi gagal total karena Dirga telah selangkah lebih dulu dari dirinya. Ia menghirup coklat hangat tersebut dan seketika badannya merasa hangat. Matanya melirik Dirga yang masih saja berkutat dengan selebaran kertas di tangannya. "Apa itu?"
Dirga sedikit terkesiap dan memandang Rei. "Oh, ini?" Ucapnya sembari menunjukkan kertas tebal di hadapan Rei. "Sebuah tawaran training."
"Training?" Dan ia ingat waktu pertama kali pindah ke apartemen ini, ia juga menemukan sebuah amplop yang berisi tawaran untuk Dirga. "Apakah itu adalah agensi yang sama dari surat yang kulihat delapan bulan yang lalu?"
"Delapan bulan yang lalu?" Dirga mengingat-ingat apakah pernah ada tawaran untuknya dulu. Dan ketika ia berusaha kerasa untuk mengingatnya, akhirnya ia menemukan jawabannya. "Oh, maksudmu tawaran dari Pledis Entertainment?"
"Aku tidak begitu mengingatnya. Tapi kurasa ya."
Dirga mengangguk paham. "Tidak. Kali ini aku mendapat tawaran dari salah satu agensi yang cukup besar di Korea Selatan, SM Entertainment."
Rei berdecak kagum. "Uwaaahh... Aku sering mendengarnya mengenai agensi itu dari beberapa temanku saat masih kuliah." Ia meletakkan mugnya di atas meja. Mungkin sebaiknya Rei tidak mengungkit-ungkit kejadian tadi malam dan mengabaikannya. "Apa kau akan menerimanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
V A L S
FanfictionDirga Mahesa Wijaya. Orang-orang memanggilnya dengan Dirga atau Jian, yang berasal dari nama lainnya yaitu Huang Jun Jian. Dirga saat ini tinggal di Amsterdam dan memutuskan untuk mengubah kewarganegaraannya menjadi kewarganegaraan Belanda selama ti...