aku melangkahkan kaki dengan terburu-buru melewati koridor kelas aku ingat kami ada ulangan biologi dan aku tidak sempat belajar tadi malam setidaknya aku masih memiliki waktu kurang dari tiga puluh menit dari sekarang untuk belajar.
brukk....
"aww..." aku meringis mengusap bokongku yang terasa sakit karna baru saja mencium lantai beruntung hanya bokongku bukan wajahku.
kalau saja wajahku yang mencium lantai maka matilah aku sudah wajah jelek begini juga "maaf" kataku tanpa melihat wajah orang yang baru kutabrak aku langsung membereskan buku-bukuku yang berserakan.
"sekali lagi maaf" ucapku sambil membungkukkan badanku.
"tidak apa-apa aku tau kau tidak sengaja" suaranya mengalun begitu indah menyusup masuk indra pendengaranku dengan memberanikan diri aku menatap wajahnya.
eh tunggu bukankah dia Rico anak band diSMA Pelita yang sering jadi bahan perbincangan para gadis aku mengerjapkan mataku berkali-kali hingga akhirnya aku sadar siapa aku buru-buru aku kembali menundukkan wajahku.
"sekali lagi maaf kalau begitu aku permisi" aku melangkahkan kakiku cepat meninggalkan sosok manusia yang begitu rupawan itu.
.
.
.
.
.
"belajar lo" tanya Rena teman sebangku ku."tadi malem gue enggak sempat belajar" jawabku.
"ya udah belajar gih sana masih ada waktu sekitar dua puluh menitan sebelum guru kiler itu datang" aku mengangguk dan mengeluarkan buku biologi dari tasku.
tak lama kemudian guru kiler bin menyebalkan itu memasuki kelas tak lupa dengan gaya elegantnya yang terlihat seperti dibuat-buat iyuhh.... menurutku itu menjijikan.
"seperti janji sebelumnya hari ini kita mengadakan ulangan simpan buku kalian dan siapkan kertas selembar jangan ada yang berani membuka buku jika ada yang ketahuan kalian pasti tahu konsekuensinya" perintahnya dengan nada bossy.
aku meringis saat melihat soal ulangan yang disodorkan didepanku bagaimana tidak dari sepuluh soal hanya empat soal yang sempat aku pelajari matilah aku.
"waktu habis Tommy kumpulkan ketas ulangan teman-temanmu" suasana kelas yang semula hening kini berubah menjadi gaduh.
glekk.....
aku menelan ludahku gugup bagaimana tidak soalku hanya terjawab tujuh dan itu pun belum tentu benar semua.
aku menatap pasrah saat Tommy sang ketua kelas mengambil lembar jawabanku begitu juga Rena ia terlihat mendesah dan mendengus kesal mulutnya berkomat-kamit tak jelas sepertinya ia sedang menyumpahi Bu Sri si kiler itu.
"mati gue soalnya belum kejawab semua lagi"ucap Rena sambil menepok jidat jenongnya.
"eh Lin lo udah denger belum kalo hut 17 agustus nanti bandnya siRico bakalan tampil" Rena bercerita dengan mata yang berbinar-binar aku tau dia sangat ngefans dengan bandnya siRico itu.
"gue enggak tau tuh lagian ngapain sih lo bahas itu 17 agustuskan masih lama lagi" jawabku cuek.
"lo itu siswa SMA Pelita bukan sih berita ini tuh lagi panas-panasnya para cewek disekolah kita tuh pada ngomongin mereka semua" ucap kesal aku hanya ber-oh ria sungguh aku tidak tertarik dengan topik yang sedang Rena bahas sekarang aku paling malas jika membahas obrolan tentang laki-laki.
"topik lain deh Ren gue enggak tertarik sama cerita itu"
"ok topik lain lo udah tau ketua osis kita yang baru belum ya ampun dia genteng banget bahkan kegantengannya melebihi Rico Lin"
"elaah kalo si Juna mah gue udah tau menurut gue sih dia biasa aja masih gantengan juga Song Joong ki"
Pletakk.....
aku meringis sambil mengusap jidatku yang paru saja ditepok Rena "lo apa-apaan sih Ren sakit tau kalo gue geger otak gimana" sunggutku.
"habisnya lo sih enggak nyambung banget kalo dibandingkan sama Song Joong ki mah ya jelas kalah lah Song Joong ki kan ganteng bangeettttt......" ucapnya gemas sambil meremas-remas kertas soal bekas ulangan biologi tadi sakin gemasnya bahkan ia sampai menggigit kertas itu aku hanya memutar bola mataku malas melihat tingkahnya.
bel masuk kembali berbunyi tanda pelajaran kedua akan dimulai kami pun merapikan meja yang semula berserakan dengan penuh buku bersiap untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah cinta untukku (Tahap Revisi)
Romanceapa salahku kenapa semua orang membenciku, jika boleh memilih aku tidak mau di lahirkan ke dunia ini, kenapa takdir begitu baik pada orang lain tapi kenapa tidak denganku kenapa kau jahat denganku.