aku membuka mataku dan mengerjap beberapa kali cahaya terang langsung menusuk retina mataku dengan susah payah aku mendudukan tubuhku.
siapa ya membawaku kekasur perasaan tadi aku pingsan....?
clek....
suara pintu dibuka mengalihkanku dari pertanyaan yang berkecamuk diotakku seorang wanita paruh baya tengah tersenyum lembut kearahku tangannya memegang nampan aku balas tersenyum lembut kearahnya.
"bi Larsih kapan bibi datang" ucapku tak dapat menyembunyikan perasaan senang yang memenuhi rongga dadaku bi Larsih adalah orang yang merawatku sendari aku bayi aku sudah menganggapnya sebagai orang tuaku sendiri beliaulah yang selama ini memberikan aku kasih sayang yang tak pernah kudapat dari kedua orang tuaku.
seminggu ini beliau pulang kampung menjenguk keluarganya yang sedang sakit jadi tugasku jadi lebih berat dari sebelumnya karna menggantikan tugas bi Larsih mengerjakan pekerjaan rumah.
"baru saja non, bibi sempat kaget waktu nemuin non pingsan" raut tuanya terlihat cemas.
"aku enggak papa bi cuma pusing dikit aja kok" kataku berusaha agar beliau tak lagi mengkhawatirkan keadaanku.
"tapi kenapa non bisa mimisan setau bibi non tidak pernah sampai mimisan seperti itu"
"biasalah bi aku cuma kecapean biasalah banyak tugas disekolah jadi kepala aku sering pusing deh dan itu mungkin yang menjadi efek sampai aku mimisan" jawabku sekenanya.
"tuan dan nyonya kemana ya non dari bibi datang tadi kok enggak keliatan"
"oh itu mereka lagi jengukin kak Leo bi sama kak Angel juga" bi Larsih terlihat mengangguk-anggukan kepalanya mendengar ucapanku.
"jadi non tinggal sendiri mereka enggak ngajak non gitu buat ketemu den Leo"
"bibi kayak enggak tau aja, udah ah bi jangan bikin aku sedih karna ngebahas itu"aku mengerucutkan bibirku sebal hanya pada bi Larsihlah aku menampilkan ekspresi seperti ini.
"ya sudah non makan dulu ya setelah itu minum obatnya atau mau bibi suapin" tawarnya begitu lemah lembut.
"tidak usah bi aku masih bisa makan sendiri" tolakku.
.
.
.
.
.
"eh bentar lagikan tujuh belasan nih bandnya si Rico mau tampil gue enggak sabar banget pengen liat mereka tampil" ucap Rena sangat antusias."apaan sih Ren biasa aja kali lagian itu bukan yang pertama kalinya mereka tampil udah sering kali dan lo juga udah sering liat"timpalku Rena mengibaskan rambutnya dengan gaya kecentilan.
"aduh Lin...Lin walaupun mereka lo udah seribu kali tampil gue enggak bakalan bosen malah gue makin ngefans lagi sama bandnya dia apa lagikan ada tambahan personil baru"
"serah lo deh yang penting lo senang gue juga ikutan senang"
"Lin gue contek pr pkn lo dong gue belum sempat ngerjain nih" ucapnya sambil menyengir aku hanya memutar bola mataku malas.
"ya elah lo Ren mau nyontek tugas gue lo kan tau gue bukan siswa yang pinter kalo lo mau nyontek harusnya lo contek tugas punyanya si Abi atau si Dewi" tujukku pada kedua siswa yang paling berprestasi dikelas kami.
"ogah walaupun gue ngerengek-rengek ama mereka juga enggak bakalan dikasih gue nyontek punya lo aja ya enggak papa deh salah dari pada nanti ku diomelin terus disuruh berjemur dibawah tiang bendera emang lo tega" ia menatapku dengan puppy eyesnya aku mendesah dan dengan sangat tidak rela menyerahkan tugasku ia menerimanya dengan memekik kegirangan.
"nih.... tapi kalo nilai lo jelek nanti jangan salahin gue ya"
"oke Lin" ujar Rena sambil mengacungkan kedua jempolnya.
Vomment-nya jangan lupa ya.!.!.!
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah cinta untukku (Tahap Revisi)
Romanceapa salahku kenapa semua orang membenciku, jika boleh memilih aku tidak mau di lahirkan ke dunia ini, kenapa takdir begitu baik pada orang lain tapi kenapa tidak denganku kenapa kau jahat denganku.