Duapuluh satu

74.5K 5.8K 113
                                    

   ………Letta………

     Ku tatap wajahku di cermin sekolah, aku ingat aku mengingat kalau akulah Ivy itu. Aku seorang mermaid dari Ociana. Hanya sampai di situ, aku belum mengingat semua. Berlian, Revana, dan Damian.

Ku hembuskan nafasku berat. Kutatap wajahku di depan cermin. Menatapmya dalam. Aku pernah hudup sebelum kehidupanku.

    Ku basuh wajahku dengan air dingin.

   DEG...

jantungku berdetak keras satu kali.

Kepalaku tersentak hingga aku menatap wajahku di cermin. Mataku berubah menjadi merah, sebuah panah bergerak cepat kearahku, tubuhku refleks menghindar, tanganku bergerak menangkap panah itu.

   Aku terkejut hingga tubuhku terdorong kebelakang dan menabrak tembok.

   Tanganku gemetar memegang panah itu. Aku aku menagkapnya, menangkap dengan tangan kosong, oh Ya tuhan katakan ini hanya ilusiku saja. Ku gengam panah itu dan.

    Trak. Panah itu patah.

    Nafasku tak beraturan, aku syok berat.

   Kepalaku pening, keringat dingin menghiasi wajahku. Kurasakan sesuatu meleleh di mataku.

Kuseka air yang meleleh itu, mataku kembali terpaku melihat darah di ujung jariku.

  Ku alihkan pandanganku pada panah yang patah itu, panah ini berkilau bagai emas, dan sekeras besi. Ada ukiran aneh di batang panah itu.

Aku harus memberi tahu hal ini pada Damian. Aku yakin Damian memiliki hubungan dengan ku. Meski aku tidak tahu hubungan apa tepatnya.

             …………………………

    
   " Da, Damian aku perlu bicara" ujarku pada Damian yang baru pulang kantor.

   Ia menoleh mematapku dengan dahi berkerut.

" Ada apa sayang ?" tanyanya,  aku sedikit merasa aneh ia memanggilku sayang. Sedikit janggal rasanya, Karna aku nyaman dengan sebutan itu.

" Emmnnn, aku ingin bertanya ten ehmm tentang mata " ujarku sedikit ragu.

" Ada apa, apa matamu rusak" bila maksud Damian rusak adalah warna mataku berubah rubah maka iya mataku rusak.

" Mataku mungkin rusak, kau tahu ia sering berubah warna dengan sendirinya" jelasku.

Damian tersenyum, "tenang saja, itu tidak berbahaya. Matamu akan berubah warna bila kau dalam bahaya. Mereka akan membentuk perlindungan diri untuk dirimu" jelas Damian.

Aku terdiam sibuk memikirkan perlataan Damian, pertahan diri ya ??

Sepertinya itu benar, mataku selalu berubah saat aku dalam bahaya.

" Tapi Damian terkadang aku tidak bisa mengendalikan tubuhku" ujarku kembali menatapnya.

" Kalau begitu belajarlah mengendalikannya" balas Damian tersenyum.

" Be- Belajar mengendalikan ??" ujarku tak yakin.

" Ya aku yang akan mengajarimu"

  
                    …………………

sssssstttttt     ssssssttttt      ssssttttt

"ah ya panggil aku Damian"

"Apa kau terluka Ivy"

"Kau tidak akan pernah bisa lari dariku Ivy"

" Aku bahkan bisa membuat lautan menolakmu, jika aku mau"

I'm Demon mate [Revisi lambat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang